Share This Article
Sebagai orang yang awam, pastinya tidak sedikit orang yang penasaran perbedaan keduanya. Apalagi keduanya seringkali disebutkan terkait pemberian vaksin COVID-19 yang sudah mulai berjalan di Indonesia.
Meski terdengar mirip, keduanya memiliki pemahaman yang berbeda. Nah keduanya juga termasuk dalam kriteria vaksin yang berkualitas. Untuk lebih memahaminya, berikut penjelasannya.
Apa bedanya efikasi dan efektivitas vaksin?
Efikasi dan efektivitas adalah dua aspek penting berperan mengukur manfaat vaksin dalam pengendalian penyakit yang dituju.
Sebelum lebih jauh membahas tentang pentingnya efikasi dan efektivitas vaksin, berikut penjelasan perbedaan keduanya.
Efikasi
Jika mengutip covid19.go.id, efikasi adalah besarnya kemampuan vaksin mencegah dan menekan penularan pada individu di kondisi ideal dan terkontrol.
Hasil kemampuan vaksin itu dilihat dari hasil uji klinis di laboratorium yang dilakukan kepada jumlah orang yang terbatas.
Efektivitas
Masih dari sumber yang sama, efektivitas merujuk pada kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu dalam lingkup yang lebih besar. Misalnya, pada masyarakat luas.
Singkatnya, efikasi adalah hasil pengujian faksi dalam kondisi yang terkontrol. Tapi efektivitas adalah hasil dari vaksin dalam dunia nyata, di mana ada kondisi-kondisi yang tidak semuanya bisa dikontrol.
Apa kata ahli tentang perbedaan efikasi dan efektivitas?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, efikasi adalah pengujian pemberian vaksin dalam kondisi yang terkontrol, sehingga kondisinya ideal.
Hal tersebut seperti salah satu Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Moh. Hakimi dilansir Kompas.com.
“Dalam uji klinis tentang vaksin dosisnya tepat, penyimpanan terjamin, dan ketaatan pasien juga terjaga sehingga kondisinya ideal,” ungkapnya.
Namun ketika sudah diberikan kepada masyarakat luas yang tidak terkontrol dengan sangat ketat, maka hasil yang ditunjukkan bisa berbeda dan itulah yang disebut efektivitas vaksin.
Menggunakan istilah efikasi dan efektivitas vaksin
Setelah mengetahui bedanya, kamu juga harus mengetahui bahwa efikasi dan efektivitas dibutuhkan untuk mengetahui apakah penularan penyakit yang dituju berhasil.
Caranya, tentu saja dengan menggunakan rumus khusus. Dilansir CDC, disebutkan jika semakin besar persentase penurunan penyakit yang didapat dari penghitungan rumus tersebut, maka semakin besar juga kemanjuran vaksin tersebut.
Bagaimana dengan vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia?
Tentunya kita belum bisa mengetahui nilai dari efektivitas, karena vaksinasi masih dijalankan. Tapi kita sudah bisa mengetahui efikasinya dari uji coba klinis yang sudah dilakukan.
Seperti yang tertulis pada laman resmi pom.go.id, bahwa hasil efikasi vaksin Sinovac telah diumumkan, menyusul dikeluarkannya izin penggunaan darurat vaksin atau Emergency Use Authorization (EUA) yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hasil tersebut didapat dari uji klinis yang dilakukan di Bandung, yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Hasilnya, efikasi vaksin menunjukkan angka 65,3 persen dan dinyatakan aman.
Sementara hasil uji klinis penggunaan vaksin Sinovac dari negara lain ikut diumumkan, seperti di Turki sebesar 91,25 persen dan di Brazil sebesar 78 persen. Dengan angka-angka yang didapat itu, pertanda vaksin Sinovac telah lulus persyaratan WHO dengan minimal efikasi sebesar 50 persen.
Apakah vaksin dengan angka efikasi di bawah 90 persen ampuh?
Angka efikasi tersebut mungkin menjadi pertanyaan, kenapa bisa lebih rendah dari vaksin COVID-19 lainnya seperti Pfizer dan Moderna yang diklaim mencapai angka 90 persen.
Dilansir salah satu unggahan situs resmi Universitas Gadjah Mada, seorang ahli sekaligus Ketua Program Studi Doktor Ilmu Farmasi, Prof. Dr. Apt. Zullies Ikawati, mengatakan bahwa angka tersebut tergantung dari hasil perhitungan.
Karena angka tersebut didapat dari perhitungan perbandingan sekumpulan orang yang divaksin dan yang tidak divaksin. Selain itu ada hal-hal lain yang bisa memengaruhi angka tersebut.
“Karakteristik subjek tes juga akan mempengaruhi efikasi. Jika subjek tes adalah kelompok berisiko tinggi, kelompok plasebo kemungkinan akan lebih terpapar. Makanya perhitungan khasiatnya akan meningkat,” jelasnya.
Kesimpulan tentang penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia
Jadi, meski angkanya tidak mencapai 90 persen, vaksin tersebut tetap aman dan dapat digunakan. Nantinya hasil efektivitas vaksinasi juga akan kembali dihitung untuk mengetahui kemanjuran keseluruhan vaksinasi COVID-19 tersebut.
Demikian informasi tentang perbedaan efikasi dan efektivitas dari penggunaan vaksin. Semoga menjawab pertanyaan kamu yang masih bingung seputar vaksinasi COVID-19 di Indonesia, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!