Share This Article
Mengenai hampir seluruh aspek kehidupan sehari-hari, penyebaran berita bohong alias hoax ternyata juga menyasar ke penyampaian informasi seputar vaksin Sinovac.
Terkini, beredar berita yang cukup viral bahwa vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia tersebut memiliki efek samping pembesaran alat kelamin pria.
Setelah dinyatakan sebagai berita bohong oleh pemerintah melalui situs resmi Covid19.go.id, tak ada salahnya kita simak fakta-fakta di balik berita yang sempat ramai beberapa waktu lalu tersebut.
Baca juga: Vaksin COVID-19: Amankah untuk Ibu Menyusui?
Awal mula hoax vaksin Sinovac memperbesar alat kelamin
Berita ini awalnya beredar di media sosial, setelah ada akun Twitter yang mengunggah sebuah potongan berita. Isinya memuat informasi bahwa vaksin COVID-19 Sinovac buatan Tiongkok bisa memperbesar alat kelamin pria sepanjang 3 inci atau sekitar 7,6 cm.
Di situ juga disebutkan bahwa klaim mengenai efek samping tersebut telah dipublikasikan di sebuah jurnal penelitian berbahasa Inggris. Lalu apakah benar ada jurnal ilmiah yang meneliti mengenai hal ini?
Hoax dibuat dari jurnal ilmiah yang telah diedit
Fakta pertama mengenai hoax ini, adalah bahwa informasi tersebut dibuat dari jurnal ilmiah yang telah diedit sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh juru bicara vaksinasi COVID-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia.
Lucia juga menyampaikan bahwa studi asli yang dijadikan sumber berita bohong tersebut, diterbitkan pada The New England Journal of Medicine (NEJM), dengan judul ‘Phase 1-2 Trial of a SARS-CoV-2 Recombinant Spike Protein Nanoparticle Vaccine’.
Jurnal tersebut kemudian diubah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, menjadi berjudul ‘SARS-CoV-2 Recombinant COVID-19 Vaccine has shown to increase penis lenght by 3 inches in some individuals’.
Dari mana kita tahu bahwa jurnal tersebut telah diedit?
Salah satu bukti bahwa penelitian tersebut telah diedit terlihat dari kesamaan metode yang digunakan pada jurnal palsu tersebut.
Hal ini semakin diperkuat dengan tidak adanya hasil pencarian di situs NEJM untuk jurnal berjudul seperti yang disebutkan di atas.
Jika ditelusuri lebih jauh lagi, ternyata isu ini juga sempat beredar luas di Amerika Serikat. Berdasarkan hasil penelusuran Snopes, isu ini bermula dari beredarnya berita tentang rekomendasi dokter pada kaum pria untuk menerima vaksinasi COVID-19 di penis.
Di situ disimpulkan bahwa tindakan ini bisa meningkatkan ukuran penis di antara beberapa pria. Faktanya, tidak ditemukan catatan studi ilmiah apa pun yang cocok dengan deskripsi tersebut. Alih-alih, gambar yang beredar dalam berita hoax ini malah berasal dari klinik pengobatan disfungsi ereksi.
Baca juga: Apakah Pasien yang Sudah Sembuh dari COVID-19 Tetap Perlu Divaksin?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!