Share This Article
Seperti yang kita tahu, Omicron memang menjadi varian virus Corona penyebab COVID-19 yang akhir-akhir ini paling dominan. Namun tak berhenti sampai di situ, Omicron ternyata melahirkan beberapa sub-varian yang menyebabkan kasus pasien positif kembali meningkat, yaitu BA.4 dan BA.5. Lalu, apa saja gejala Omicron BA.4 BA.5?
Apa itu Omicron BA.4 BA.5?
Melansir Reuters, sub-varian BA.4 dan BA.5 dari Omicron diperkirakan membentuk hampir 5 persen dan 8 persen. Dua sub-varian COVID-19 ini mulai ditambahkan ke dalam daftar pemantauan World Health Organization (WHO) pada bulan Maret dan telah ditetapkan sebagai varian yang menjadi fokus pihak European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC).
Gejala Omicron BA.4 BA.5
Secara keseluruhan, gejala COVID-19 akan sama dengan varian-varian sebelumnya. Begitu juga dengan dua varian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang tampaknya memiliki gejala sama dengan Omicron. Berikut ini beberapa gejala COVID-19 yang paling umum, seperti dilansir dari Prevention:
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Kehilangan rasa atau bau baru
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mual atau muntah
- Diare
- Kelelahan
- Pilek.
Baca Juga: Wajib Tahu! Pemakaian Masker Dilonggarkan, Tapi Hal Penting Ini Tidak Boleh Diabaikan
Apakah kasus varian BA.4 dan BA.5 telah masuk ke Indonesia?
Menurut penjelasan Kemkes, diketahui bahwa sub-varian baru BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Sub-varian ini diketahui memiliki tingkat sakit cukup rendah pada pasien terkonfirmasi positif.
Jadi, pada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022, terdiri dari 1 orang positif BA.4 yakni seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali.
Kemudian sisanya sebanyak 3 orang yang terkonfirmasi positif BA.5, mereka adalah pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23-28 Mei 2022.
Kondisi klinis tiga pasien yang melakukan perjalanan luar negeri tersebut adalah dua orang tidak bergejala, namun satu orang mengalami gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka juga sudah vaksin booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin COVID-19.
Penyebaran COVID BA.4 dan BA.5
Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH selaku juru bicara Kementerian Kesehatan RI mengatakan, di tingkat global secara epidemiologi sub-varian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID seperti dilansir dari Kemkes.
Laporan tersebut berasal dari 58 negara, ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain adalah negara Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sedangkan BA.5 dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu di Amerika, Jerman, Portugal, Afrika Selatan, dan Inggris.
Jika dilihat dari laporan tersebut telah disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan sub-varian Omicron BA.1 dan BA.2. Lalu, tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.
Apa perbedaan sub-varian baru dengan BA.2.12.1?
BA.4 dan BA.5 lebih dekat hubungannya dengan BA.2 dan sub-variannya daripada BA.1. Kedua varian baru ini memiliki perubahan asam amino yang ada pada varian Delta. Oleh karena itulah, ada beberapa spekulasi jika kamu sudah pernah terinfeksi Delta, maka dapat membantu melawan virus varian BA.4 dan BA.5.
Apakah Omicron BA.4 BA.5 lebih berbahaya?
Telah disebutkan sebelumnya bahwa gejala yang dialami oleh pasien positif Omicron BA.4 BA.5 akan lebih ringan dari biasanya. Namun, ada hal yang justru harus kamu waspadai yaitu kemungkinan infeksi ulang pada penyintas.
Menurut dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, masyarakat harus lebih mewaspadai kemungkinan sub-varian Omicron baru BA.4 dan BA.5 menghindari perlindungan kekebalan atau immune escape dari infeksi Omicron sebelumnya.
Singkatnya, seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19 dengan varian Omicron, masih bisa kembali terinfeksi virus sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Dikutip dari Kompas, studi awal yang dilakukan di Afrika Selatan dan Portugis menunjukkan bahwa lonjakan kasus COVID karena sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 kemungkinan dipicu kemampuan virus dalam menghindari perlindungan dari infeksi sebelumnya. Apalagi jika jarak seseorang terinfeksi COVID-19 sudah cukup lama.
Lalu, perlu kamu ketahui bahwa penyintas COVID-19 sub-varian Omicron BA.1 yang belum divaksinasi masih bisa terkena COVID-19 bergejala saat terinfeksi sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5. Tetapi akan berbeda bagi kamu yang telah divaksinasi lengkap, karena akan terlindungi ketika terinfeksi sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Baca Juga: Endemi COVID-19 Segera Tiba, Ini 8 Hal yang Harus Kamu Persiapkan
Cara mencegah virus BA.4 dan BA.5
Pencegahan sub-varian baru ini sebenarnya masih sama dengan yang sebelumnya, di mana kamu harus tetap melakukan protokol kesehatan dan juga vaksinasi. Pastikan juga kamu lengkap mendapatkan vaksin booster. Terutama bagi orang dengan komorbid atau penyakit penyerta, serta kalangan lansia di atas 60 tahun.
Lalu, bagi yang berisiko tinggi mengalami komplikasi jika terinfeksi COVID-19, sangat disarankan untuk mengenakan masker berkualitas cukup baik ketika digunakan di dalam ruangan. Berikut ini beberapa protokol kesehatan yang wajib kamu lakukan seperti dilansir dari Kemkes:
1. Rajin mencuci tangan
Pertama, kamu harus tetap rajin mencuci tangan. Pasalnya cara ini dianggap efektif untuk mencegah penularan virus. Selain itu, kamu juga sangat disarankan untuk mencuci tangan setidaknya selama 20 detik dengan menggunakan air dan juga sabun agar hasilnya lebih bersih maksimal.
Kamu diwajibkan untuk mencuci tangan pada beberapa kondisi seperti:
- Setelah selesai menggunakan toilet
- Setelah menutup hidung saat kamu batuk atau bersin
- Sebelum menyentuh makanan atau minumanÂ
- Setelah melakukan berbagai aktivitas di luar ruangan atau tempat umum. Â
Apabila tidak ada air di sekitar, kamu bisa coba menggunakan produk pembersih tangan yang mengandung alkohol atau lebih sering disebut sebagai hand sanitizer. Setidaknya dengan kadar alkoholnya sebesar 70 persen, ya.
2. Pastikan untuk menggunakan masker saat berada di tempat umum
Kedua, pastikan untuk menggunakan masker. Seperti yang kita tahu, bahwa sejak pandemi melanda dunia, WHO memang telah menyebutkan penggunaan masker hanya dilakukan untuk orang-orang yang terserang penyakit.
Namun, pada kenyataannya kasus COVID-19 terus meningkat dan bahkan memakan korban. Hal itu pun membuat penggunaan masker akhirnya diwajibkan untuk seluruh lapisan masyarakat.
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat mewajibkan masyarakat memakai masker bahkan saat berada di rumah untuk kondisi tertentu. Contohnya seperti:
- Menggunakan masker ketika ada anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19
- Memiliki anggota keluarga yang berisiko terpapar virus Corona karena beraktivitas di luar rumah
- Adanya anggota keluarga yang merasakan gejala mengarah pada infeksi virus Corona
- Ketika berada di ruangan yang sempit dalam rumah
- Terakhir, tidak bisa menjaga jarak dengan anggota keluarga lainnya yang berada di dalam satu rumah.
Di beberapa rumah sakit pun saat ini mulai menganjurkan untuk menggunakan masker dobel. Hal ini karena mengingat terus berkembangnya virus Corona menjadi varian baru yang lebih ganas dan mematikan bagi banyak orang.
3. Pastikan untuk menjaga jarak saat berada di tempat umum
Ketiga, pastikan untuk menjaga jarak saat berada di tempat umum atau beraktivitas di luar ruangan. Pastikan untuk selalu menjaga jarak setidaknya sejauh 1 meter dengan orang lain. Tujuan dilakukannya aturan seperti ini untuk mencegah paparan droplets dari orang yang batuk, bicara, atau bersin.
Lalu, juga sebaiknya hindari berkerumun, tempat ramai, dan berdesakan. Jika tidak mungkin menjaga jarak, cobalah untuk membuat rekayasa alur agar bisa menghindari risiko paparan.
Rekayasa alur yang dimaksud biasanya dalam bentuk administrasi. Contoh sederhananya membatasi jumlah orang dalam ruangan atau mengatur ulang jadwal tertentu apabila dirasa terlalu penuh.
Lalu, rekayasa dalam bentuk teknis juga bisa dilakukan, hanya dengan cara membuat batas atau partisi di ruangan. Selain itu pastikan juga untuk mengatur jalur masuk dan keluar di satu tempat saja.
4. Pastikan untuk menjauhi kerumunan
Keempat, pastikan untuk menjauhi kerumunan. Ini juga masuk dalam protokol kesehatan yang wajib dilakukan, karena mengingat semakin banyak dan sering bertemu dengan orang, maka lebih berisiko terinfeksi virus Corona.
Jadi, ada baiknya untuk menghindari tempat keramaian terutama bila sedang sakit atau berusia di atas 60 tahun. Pasalnya memang lansia dan pengidap penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi terserang virus Corona.
5. Kurangi mobilitas
Terakhir adalah mengurangi mobilitas. Virus penyebab COVID-19 pasti berada di mana saja, sehingga semakin banyak waktu yang kamu habiskan di luar rumah, maka semakin tinggi risiko tubuh terpapar oleh virus ini.
Jadi, ada baiknya bila tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah, ya. Lalu, walaupun tubuh dalam keadaan sehat dan tidak ada gejala penyakit, tapi belum tentu kamu pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama, lho. Pasalnya, virus Corona dapat menyebar dan menginfeksi seseorang dengan sangat cepat di mana saja dan kapan pun.
Selain itu, ada juga beberapa protokol kesehatan lain yang sebaiknya dilakukan oleh masyarakat seperti sudah mendapatkan vaksinasi lengkap, melakukan istirahat yang cukup, aktivitas fisik dan juga beberapa kegiatan lainnya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.