Share This Article
Meningkatnya kasus COVID-19 saat ini tentu harus diwaspadai, apalagi munculnya varian baru Omicron BA 2.75 atau disebut sebagai Centaurus. Varian ini memang disebut lebih cepat menular daripada varian Omicron sebelumnya. Oleh karena itulah, kamu wajib mengetahui beberapa gejala Omicron Centaurus berikut untuk mewaspadainya lebih awal.
Apa itu Omicron Centaurus?
Centaurus atau BA 2.75 adalah sub varian baru dari Omicron. Di mana varian ini telah terdeteksi di beberapa negara seperti India, Inggris, AS, Australia, Jerman dan Kanada.
Kemudian, melansir dari MediaKom Kemkes, Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan RI menyampaikan bahwa subvarian tersebut juga sudah masuk ke Indonesia dan terdapat tiga kasus BA.2.75.
Para ahli pun juga telah menentukan bahwa BA.2.75 memiliki sembilan mutasi yang delapan diantaranya memang terbilang baru di bidang pengkodean genom, seperti dijelaskan dalam laman Medical News Today.
Baca Juga: Sudah Masuk ke Indonesia, Apa Saja Gejala Omicron BA4 BA5?
Gejala Omicron Centaurus
Erlina Burhan, dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, menjelaskan gejala Centaurus memang sangat mirip dengan Omicron. Melansir Chronicle Live, para ilmuwan di balik ZOE Covid memeringatkan orang-orang untuk mewaspadai beberapa gejala seperti:
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Batuk kering
- Sakit kepala
- Berkeringat di malam hari.
Apakah Omicron Centaurus lebih berbahaya?
Medpage Today menjelaskan bahwa hingga saat ini masih belum diketahui apakah Omicron Centaurus atau varian BA.2.75 ini lebih ganas atau tidak. Soumya Swaminathan, MBBS, MD, Kepala Ilmuwan WHO mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui apakah subvarian ini memiliki sifat invasi kekebalan tambahan, atau memang lebih parah secara klinis.
Apakah vaksin dapat memberikan perlindungan?
Marc Johnson, PhD, profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di fakultas kedokteran Universitas Missouri menjelaskan bahwa vaksin COVID masih mampu memberikan perlindungan terhadap varian BA.2.75. Tetapi perlindungan yang diberikan memang lebih sedikit dari sebelumnya.
Mengingat adanya mutasi tambahan, memberi kemungkinan semua antibodi monoklonal tidak efektif melawan BA.2.75. Hal tersebut juga disampaikan oleh Charles Chiu, MD, PhD, profesor kedokteran laboratorium dan penyakit menular di Universitas California San Francisco dalam laman Medpage Today.
Tetapi Charles Chiu mencatat bahwa antivirus oral seperti nirmatrelvir-ritonavir (Paxlovid) terus efektif dalam mengobati turunan Omicron. Namun, perlu kamu ingat bahwa selain vaksin, untuk bisa mencegah atau memutus penularan COVID-19 ini adalah menerapkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan
Melansir penjelasan dari Kemkes, berikut ini protokol kesehatan yang harus diterapkan demi mencegah penularan virus COVID-19:
1. Pastikan rajin mencuci tangan
Mencuci tangan menjadi salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif hingga saat ini untuk mencegah penularan COVID-19. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya lakukan cuci tangan setidaknya selama 20 detik beberapa kali sehari. Pastikan kamu melakukan cuci tangan di waktu-waktu seperti:
- Sebelum makan atau melakukan kegiatan memasak
- Jika selesai menggunakan kamar mandi
- Terakhir saat usai menutup hidung saat batuk atau bersin.
Bagi kamu yang kesulitan menemukan air bersih, juga bisa gunakan hand sanitizer dengan alkohol setidaknya memiliki kadar sebanyak 60 persen.
2. Pastikan menggunakan masker saat berada di tempat umum
Pastikan kamu menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Selain itu, wajib menggunakan masker saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang status kesehatannya tidak diketahui. Lalu, menurut CDC penggunaan masker di dalam rumah perlu dilakukan saat ada beberapa waktu tertentu seperti:
- Anggota keluarga ada yang terinfeksi COVID-19
- Mengalami beberapa gejala COVID-19
- Berada di ruangan sempit
- Tidak menjaga jarak minimal dua meter.
3. Disiplin untuk menjaga jarak
Pastikan kamu menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplets saat mereka berbicara, batuk, ataupun bersin. Kemudian, ada baiknya juga untuk menghindari kerumunan atau keramaian.
4. Tingkatkan daya tahan tubuh
Terakhir jangan lupa juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hal-hal yang perlu kamu lakukan adalah mengonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik selama minimal 30 menit dalam sehari serta istirahat yang cukup.
Lalu, bagi orang-orang yang memiliki komorbiditas atau penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung, gangguan paru, gangguan ginjal, dan lain-lainnya harus lebih berhati-hati dalam beraktivitas di tempat atau fasilitas umum.
Baca juga: COVID-19 Varian Omicron Muncul di Afrika, Benarkah Lebih Berbahaya?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Pastikan kamu sudah melindungi dirimu dengan AXA Good Health ya. Asuransi rawat jalan dengan premi mulai Rp100RB-an/bulan! Yuk, daftar hanya di aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.