Share This Article
Adanya aturan baru dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, pemerintah menerapkan kebijakan terbaru yang salah satunya mengatur makan di tempat atau dine-in hanya selama 20 menit. Namun apakah ada dampak makan terlalu cepat bagi kesehatan?
Bahaya bagi kesehatan jika makan terlalu cepat
Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit bagi perut untuk memberi tahu otak, bahwa perut sudah kenyang. Sebaliknya, jika kamu makan terlalu cepat tentu saja hal itu dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan seperti:
1. Tersedak
Sangat dianjurkan bagi anak-anak untuk makan perlahan dan mengunyah makanan mereka dengan hati-hati untuk mencegah tersedak. Orang dewasa pun juga akan bijaksana untuk melakukan hal yang sama.
Risiko seseorang tersedak karena makanan belum dikunyah secara sempurna. Lebih bahayanya jika makanan tersangkut di kerongkongan, saluran napas akan terhambat dan membuat kamu tak bisa bernapas.
Kondisi seperti ini pun bisa bisa menyebabkan kematian, jika tidak segera di atasi.
2. Sindrom metabolik
Resistensi insulin berkaitan erat dengan sindrom metabolik. Sekelompok faktor yang meningkatkan risiko pengembangan seperti diabetes, tetapi juga penyakit jantung dan stroke.
Satu studi seperti dilansir dari laman Clean Eating, melibatkan hampir 9.000 orang, berusia 40 tahun ke atas, yang tidak memiliki sindrom metabolik pada awalnya.
Selama tiga tahun ke depan, pemakan cepat lebih mungkin mengembangkan sindrom metabolik daripada mereka yang makan lebih lambat.
Secara khusus, pemakan cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah. Ini adalah dua faktor risiko yang membentuk sindrom metabolik, dan mereka sering menjadi pertanda penyakit jantung.
3. Gangguan pencernaan dan sakit perut
Gangguan pencernaan adalah akibat umum dari makan terlalu cepat, menurut  U.S. National Library of Medicine. Gejalanya bisa termasuk sensasi terbakar yang berat di saluran cerna.
Untungnya, ketidaknyamanan biasanya hilang begitu tubuh memiliki kesempatan untuk mencerna semua makanan.
Tetapi jika gangguan pencernaan berlanjut, bicarakan dengan dokter untuk memastikan itu tidak disebabkan oleh komplikasi lain yang terkait dengan ketidaknyamanan gastrointestinal, seperti batu empedu dan luka pada saluran cerna.
4. Berdampak pada berat badan
Selain itu makan terlalu cepat secara teratur juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan secara signifikan.
Sebuah tinjauan dari 23 studi tentang topik tersebut, yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity pada November 2015, menemukan bahwa makan cepat berkaitan langsung dengan BMI yang lebih tinggi dan kelebihan berat badan.Â
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dibutuhkan sekitar 20 menit bagi perut untuk memberi tahu otak bahwa sudah cukup makan. Makan terlalu cepat, dan berisiko menumpuk kalori ekstra sebelum tubuh memberi sinyal bahwa kamu sebenarnya tidak membutuhkannya.
5. Masalah kesehatan jangka panjang
Sindrom metabolik, sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Sebuah studi pada Juli 2018 yang diterbitkan di BMC Public Health yang melibatkan hampir 8.000 orang menemukan bahwa kecepatan makan yang lebih cepat terkait dengan tekanan darah tinggi, peningkatan lemak perut, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi.
Ini dapat disebabkan asupan kalori yang lebih tinggi pada pemakan cepat yang menyebabkan penambahan berat badan dan faktor-faktor lain yang terjadi sebagai akibat dari kenaikan berat badan tersebut.
Tapi juga bisa lebih dari itu. Makan lebih cepat membuat kamu cenderung memilih makanan yang kurang sehat.
Jadi dampak negatifnya mungkin tidak hanya dari asupan energi yang berlebihan, tetapi juga dari jumlah aditif, gula, dan biji-bijian olahan dan rendahnya asupan makanan yang dapat melawan peradangan seperti buah dan sayuran.
Cara melatih diri mengonsumsi makanan dengan pelan
Walaupun sulit, kamu harus mulai untuk melatih diri mengunyah lebih lambat. Tujuannya untuk menghindari berbagai bahaya bagi kesehatan. Berikut ini tips supaya bisa berlatih mengonsumsi makanan pelan-pelan dengan mudah:
- Apabila kamu mengambil sesendok besar makanan ke mulut, kurangi jumlah makanan di sendok hingga setengahnya.
- Memasukkan makanan ke mulut, letakkan kembali sendok, garpu, dan pisau di meja. Pastikan bahwa selama mengunyah, tidak memegang sendok untuk menyiapkan suapan berikutnya.
- Kamu juga harus memastikan untuk mengunyah makanan sampai lumat sepenuhnya, biasanya sampai 5 – 10 kali untuk makanan lembut dan 20 – 30 kali untuk makanan padat dan keras.
- Jika sudah mengunyah sampai lumat, telan makanan sampai habis dan jangan menyuapkan makanan lagi sampai sisa makanan di mulut sudah tertelan bersih.
- Terakhir, jika semua sisa makanan di mulut sudah tertelan, barulah untuk menyiapkan suapan berikutnya di sendok atau garpu makan.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!