Share This Article
Selain memiliki gejala yang patut diwaspadai, COVID-19 juga memiliki komplikasi yang tak boleh diabaikan. Salah satu komplikasi COVID-19 yang tengah hangat diperbincangkan saat ini adalah myasthenia gravis.
Sebuah laporan kasus yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine menjelaskan bahwa 3 pasien COVID-19 di Italia mengalami kelainan autoimun yang dikenal sebagai myasthenia gravis. Lalu, apa sebenarnya myasthenia gravis itu?
Baca juga: Awas Happy Hypoxia, Gejala Baru dari Covid-19 yang Mematikan!
Apa itu myasthenia gravis?
Myasthenia gravis adalah kondisi langka jangka panjang yang menyebabkan kelemahan otot. Kondisi ini terjadi ketika komunikasi antara sel saraf dan otot menjadi terganggu. Kerusakan ini mencegah terjadinya kontraksi otot yang penting, dan dapat mengakibatkan kelemahan otot.
Kondisi ini biasanya memengaruhi otot yang mengontrol mata dan kelopak mata, ekspresi wajah, otot untuk mengunyah, menelan dan berbicara. Meskipun demikian, myasthenia gravis harus sangat diwaspadai karena dapat memengaruhi sebagian besar tubuh.
Penyakit ini dapat menyerang orang dari segala usia, namun paling banyak terjadi pada wanita yang berusia di bawah 40 tahun dan pria di atas 60 tahun.
Apa penyebab myasthenia gravis?
Myasthenia gravis adalah gangguan neuromuskuler yang biasanya disebabkan oleh masalah autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuhmu secara keliru menyerang jaringan yang sehat.
Pada kondisi itu, antibodi, yaitu protein yang biasanya menyerang benda asing yang berbahaya di dalam tubuh, menyerang sambungan neuromuskuler.
Kerusakan pada membran neuromuskuler mengurangi efek zat neurotransmitter asetikolin, yang merupakan zat penting untuk komunikasi antara sel saraf dan otot. Nah, hal inilah yang menyebabkan kelemahan otot.
Gejala myasthenia gravis
Kelemahan otot yang disebabkan oleh myasthenia gravis akan semakin parah saat otot yang terkena digunakan. Gejala biasanya membaik jika otot yang terkena beristirahat. Kelemahan otot bisa datang dan pergi.
Namun yang perlu diperhatikan adalah gejala cenderung berkembang seiring waktu, biasanya gejala mencapai yang terburuk dalam beberapa tahun setelah timbulnya penyakit.
Dilansir Mayo Clinic, berikut adalah gejala dari myasthenia gravis:
Masalah pada pergerakan otot mata
Pada lebih dari setengah orang yang mengembangkan myasthenia gravis, tanda dan gejala yang pertama kali ditimbulkan melibatkan masalah mata, seperti:
- Salah satu atau kedua kelopak mata menurun (ptosis)
- Penghlihatan ganda (diplopia), kondisi ini akan membaik jika salah satu mata tertutup
Gangguan otot wajah dan tengkorak
Tak hanya mata, gejala dari penyakit ini juga dapat melibatkan wajah dan tengkorak, yang mana dapat menyebabkan:
- Gangguan berbicara: Suara mungkin terdengar lembut atau sengau, bergantung pada otot mana yang terpengaruh
- Kesulitan menelan: Dapat mudah tersedak sehingga sulit untuk makan, minum, atau menelan pil. Dalam beberapa kasus, cairan yang dicoba untuk ditelan keluar dari hidung
- Gangguan mengunyah: Otot-otot yang digunakan untuk mengunyah mungkin aus dipertengahan saat kamu makan, terutama jika kamu makan sesuatu yang sulit untuk dikunyah, seperti steak
- Mengubah ekspresi wajah: Senyum dapat terlihat seperti geraman
Kelemahan pada otot leher dan tungkai
Myasthenia gravis juga dapat menyebabkan kelemahan pada leher, lengan, dan kaki. Kelemahan di kaki dapat memengaruhi cara berjalan. Otot leher yang lemah dapat membuat sulit untuk mengangkat kepala.
Bagaimana cara mengobati myasthenia gravis?
Tidak ada obat untuk penyakit ini. Tujuan pengobatan yang dilakukan adalah untuk mengelola gejala dna mengontrol aktivitas sistem kekebalan.
Dilansir Healthline, berikut adalah pengobatan yang dapat dilakukan:
Obat-obatan
Kortikosteroid dan imunosupresan dapat digunakan untuk menekan sistem kekebalan. Penggunaan obat-obatan ini dimaksudkan untuk membantu meminimalkan respons imun abnormal yang terjadi pada myasthenia gravis.
Pengangkatan kelenjar timus
Pengangkatan kelenjar timus, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan, mungkin sesuai bagi pasien dengan kondisi ini. Setelah timus diangkat, pasien biasanya menunjukkan kelemahan otot yang lebih sedikit.
Pertukaran plasma
Pertukaran plasma atau yang juga disebut sebagai plasmaferesis adalah proses yang dilakukan dengan cara menghilangkan antibodi berbahaya dari darah, yang mana ini dapat meningkatkan kekuatan otot.
Akan tetapi, plasmaferesis adalah proses jangka pendek. Tubuh dapat terus memproduksi antibodi yang berbahaya dan kelemahan otot bisa muncul kembali.
Intravenous immune globulin
Intravenous immune globulin (IVIG) adalah produk darah yang berasal dari donor. Ini dapat digunakan sebagai salah satu pengobatan myasthenia gravis. Meskipun cara kerja IVIG tidak sepenuhnya diketahui, tetapi IVIG dapat memengaruhi pembentukan dan fungsi antibodi.
Perubahan gaya hidup
Selain pengobatan yang telah disebutkan di atas, perubahan gaya hidup juga dapat membantu meringankan gejala myasthenia gravis. Di antaranya yakni:
- Perbanyak istirahat untuk membantu meminimalkan kelemahan otot
- Jika kamu terganggu dengan penglihatan ganda, sebaiknya bicarakanlah dengan dokter tentang apakah kamu harus menggunakan penutup mata
- Hindari stres dan paparan panas, keduanya dapat memperburuk gejala
Itulah beberapa informasi mengenai myasthenia gravis. Kondisi ini tidak boleh disepelekan. Pengobatan dini yang tepat dapat membantu untuk membatasi perkembangan penyakit.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!