Share This Article
Belakangan ini informasi baru tentang keluhan dan gejala COVID-19 semakin banyak. Salah satunya kaitan antara mendengkur dan penyakit ini.
Mendengkur merupakan gejala utama dari sleep apnea atau henti napas saat tidur. Pertanyaan tentang sleep apnea sebagai faktor risiko COVID-19 pun menjadi perbincangan yang cukup mengkhawatirkan beberapa orang.
Lalu apa sebenarnya hubungan antara mendengkur dan infeksi COVID-19?
Penjelasan tentang hubungan antara mendengkur dan infeksi COVID-19
Dikutip dari laman Sleep Health Solution, hingga saat ini virus COVID-19 terus melanda seluruh dunia dan penyebabnya pun bisa dari mana saja. Namun kamu perlu tahu, bahwa ternyata COVID-19 ini juga menimbulkan komplikasi pernapasan.
Hal itu sangat berbahaya bagi orang tua dan orang-orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya, maka pasien sleep apnea perlu mengetahui tentang faktor risiko mereka.
Perlu kamu ketahui bahwa jumlah penderita sleep apnea pada pada pasien COVID-19 di Finlandia mencapai 29 persen.
Tak hanya itu saja, seperti dilansir Journal of Clinical Sleep Medicine, bahwa sleep apnea berpotensi memengaruhi keparahan hipoksia dan badai sitokin yang terjadi pada pasien COVID-19. Kedua kondisi ini sering terjadi pada pasien COVID-19 yang mengalami gejala berat.
Apa itu hipoksia?
Melansir penjelasan Web MD, hipoksia adalah kondisi saat level oksigen dalam tubuh seseorang sangat rendah. Sedangkan sleep apnea menyebabkan penurunan kadar oksigen berulang kali sepanjang tidur.
Kedua hal tersebut yang membuat orang dengan penyakit mendengkur ini memliki risiko penurunan oksigen yang lebih parah jika menderita COVID-19.
Sedangkan badai sitokin (cytokine storm) seperti dilansir dari Web MD adalah kondisi saat respons kekebalan tubuh timbul secara berlebihan dan bereaksi di luar kendali tubuh.
Kondisi seperti inilah yang akan membuat peradangan kronis meningkatkan risiko terjadinya badai sitokin pada pasien COVID19.
Gejala berat pasien COVID-19 dan riwayat penyakit tidur
Deretan penyakit tidur yang seringkali dialami oleh banyak orang mulai dari kurang tidur, insomnia, dan sleep apnea memang betul dapat menurunkan imunitas dan meningkatkan risiko pneumonia.
Walaupun dalam hal ini masih menjadi sebuah pertanyaan besar tentang perjalanan penyakit COVID-19, namun tampak jelas hubungan antara tidur, imunitas, dan infeksi COVID19 saling berkaitan dan dapat memengaruhi.
Padahal kesehatan tidur bisa menjadi salah satu kunci untuk melakukan pencegahan dari terinfeksi virus COVID-19 apalagi di masa pandemi ini banyak faktor risiko yang membuat masalah tidur semakin meningkat.
Para peneliti di Journal of Sleep Medicine Review juga sangat fokus tentang pentingnya penelitian lebih lanjut dampak infeksi COVID-19 pada mereka yang memiliki masalah tidur.
Termasuk upaya mengidentifikasi pasien COVID-19 yang memiliki sleep apnea namun belum pernah terdiagnosis sebelumnya.
Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Ngorok yang Ampuh & Mudah Dilakukan
Apakah pengidap sleep anea lebih berisiko terinfeksi COVID-19?
Dilansir Sleep Health Solution, karena virus ini baru, para ilmuwan dan dokter masih bekerja untuk memahami cara kerjanya. Sejauh ini yang diketahui adalah bahwa kondisi kesehatan kronis dan usia dapat mempengaruhinya.
Kondisi kesehatan yang mendasari
COVID-19 telah menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi pada pasien dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ini termasuk kondisi kronis seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan penyakit pernapasan, seperti COPD dan sleep apnea.
Menurut Sleep Health Solution, tingkat kematian untuk pasien dengan masalah kesehatan lain berkisar antara 6 sampai 10,5 persen. Jumlah ini dibandingkan dengan 0,9 persen untuk pasien yang sehat.
Sleep apnea telah dikaitkan dengan kondisi lain, seperti penyakit jantung dan diabetes. Ini berarti bahwa pasien ini kemungkinan besar termasuk dalam kategori risiko tinggi.
Usia
Sejak wabah dimulai, para dokter telah mencatat korelasi antara tingkat komplikasi serius dari COVID-19 dan usia. Misalnya, pasien yang lebih tua tampaknya lebih rentan terhadap pneumonia, yang bisa lebih berisiko mematikan.
Beberapa dokter berpendapat bahwa hubungan ini disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan terkait usia dan peningkatan respons peradangan.
Sleep apnea lebih umum di antara pasien yang berusia di atas 65 tahun. Nah, karena pasien dengan sleep apnea lebih cenderung berusia tua, mereka juga lebih berisiko mengalami komplikasi dari virus COVID-19.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!