Share This Article
Salah satu upaya pencegahan agar seseorang terhindar dari penularan virus COVID-19 adalah dengan vaksinasi. Namun beberapa orang memiliki jadwal penyuntikan yang berbeda antara vaksin pertama dan kedua.
Terkait hal itu, apa alasan yang membuat rentang waktu vaksin pertama dan kedua akan berbeda setiap mereknya? Simak penjelasannya yuk.
Vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia
Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang penetapan jenis vaksin untuk pelaksanan vaksinasi corona virus disease 2019 (COVID-19) terdapat 6 jenis vaksin yang digunakan di Indonesia, yaitu:
Vaksin merah putih
Vaksin ini merupakan hasil kerja sama antara BUMN PT Bio Farma (Persero) dan Lembaga Eijkman Institute.
Vaksin AstraZeneca
Uji coba yang dilakukan AstraZeneca dengan Universitas Oxford menunjukkan vaksin ini memiliki keefektifan hingga 70 persen. Jenis vaksin ini, salah satu yang dianggap mudah didistribusikan karena tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin.
China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
Meski pengujian tahap akhir belum selesai, namun di China, kurang lebih satu juta orang telah disuntik menggunakan vaksin ini di bawah izin penggunaan darurat.
Moderna
Jenis vaksin ini disebut memiliki efektivitas sebesar 94,5 persen. Moderna juga meyakini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan BPOM AS (FDA) untuk penggunaan darurat.
Pfizer Inc and BioNTech
Jenis vaksin ini telah mengajukan penggunaan darurat vaksin virus corona yang diproduksinya ke BPOM AS dan Eropa. Mereka mengklaim 95 persen vaksinya efektif menangkal virus corona dan tidak menimbulkan risiko masalah keamanan.
Sinovac Biotech Ltd
Jumlahnya mencapai 1,2 juta dosis yang datang pada kloter pertama. sedangkan sisanya, 1,8 juta dosis akan datang pada Januari tahun depan.
Indonesia menjadi salah satu negara untuk tempat uji coba vaksin buatan China ini. Vaksin Sinovac kini sedang menyelesaikan uji klinisnya di Bandung, Jawa Barat.
Alasan setiap merek vaksin COVID-19 pasti memiliki rentang waktu berbeda
Perlu kamu ketahui bahwa setiap jenis vaksin dari merek-merek berbeda tentu akan memiliki rentang waktu yang tidak sama. Hal itu karena rentang waktu setiap vaksin mengikuti penelitian masing-masing perusahaan dan aturan yang sudah ditetapkan.
Tak hanya itu saja, alasan lain karena penelitian dan aturan dari perusahaan penyedia vaksin, adanya jarak pemberian vaksin dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan sistem imun atau kekebalan tubuh manusia.
Adanya perbedaan ini karena setiap vaksin pasti akan memiliki formula serta bahan dasar yang berbeda pula.
Oleh sebab itu, efektivitas masing-masing vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh manusia juga akan membutuhkan waktu yang berbeda demi memaksimalkan proses kerja vaksin di dalam tubuh.
Perbedaan dosis dan rentang waktu pemberian vaksin di Indonesia
Berdasarkan petunjuk klinis dari Kementerian Kesehatan Indonesia, berikut adalah perbedaan dosis dan rentang waktu pemberian vaksin berdasarkan masing-masing merek:
- Vaksin sinovac, jenis ini akan disuntikan sebanyak dua kali dengan dosis 0,5 ml. Rentang jarak vaksinasi merek sinovac yaitu 14 hari.
- Vaksin sinopharm, dua kali dengan dosis sebanyak 0,5 ml. Rentang jarak vaksinasi sinopharm yaitu 21 hari.
- Vaksin AstraZeneca, butuh sebanyak satu hingga dua suntikan dengan dosis 0,5 ml. Rentang jarak vaksinasi AstraZeneca yaitu 28 hari dari penyuntikan pertama untuk vaksinasi kedua.
- Vaksin novavax, diperlukan penyuntikan sebanyak dua kali dengan dosis 0,5 ml/suntik. Rentang jarak yang dibutuhkan yaitu 21 hari dari vaksinasi pertama.
- Vaksin moderna dilakukan sebanyak dua kali dengan dosis 0,5 ml. Rentang jarak penyuntikan selama 28 hari.
- Vaksin Pfizer-BioNTech juga dilakukan dua kali dan dosisnya lebih kecil, yakni 0,3 ml/suntikan. Kamu harus menunggu 28 hari terlebih dulu untuk mendapatkan suntikan kedua.
Apakah boleh menggunakan dua jenis vaksin berbeda?
Hingga saat ini sangat tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi dengan dua merek yang berbeda. Salah satu contohnya ketika pada dosis pertama kamu menggunakan vaksin Sinovac dan selanjutnya menggunakan Moderna.
Sebabnya karena sampai saat ini belum diketahui bagaimana interaksi zat dari masing-masing merek vaksin dan efek samping apa yang dapat muncul setelahnya.
Tips aman sebelum divaksin
Bagi calon penerima vaksin COVID-19 baik bagi kamu yang memiliki penyakit penyerta ataupun yang belum mengetahui kondisi kesehatannya, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan meminta rekomendasi dokter sebelum menerima vaksin covid-19.
Melansir dari laman COVID19, hal paling penting adalah kamu juga wajib untuk mempelajari terlebih dahulu seperti apa proses vaksin dan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan bagian skrining atau penyaringan peserta vaksinasi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!