Share This Article
Virus corona jenis B1617 terdeteksi pertama kali di India dan diyakini menjadi pendorong lonjakan kasus. Peningkatan kasus terjadi karena virus corona jenis ini sangat berbahaya bagi tubuh.
Hal ini menjadikan India mengalami gelombang pandemi COVID-19 yang lebih parah. Nah, untuk mengetahui sederet bahaya varian ganas B1617, yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Viral Vaksin COVID-19 Diduga Bermagnet, Cek Faktanya di sini
Apa itu varian B1617 asal India?
Virus biasanya akan bermutasi, namun beberapa mutasi ini dapat membuat virus menjadi lebih menular atau bahkan lebih mematikan. Mutasi telah diamati pada strain lain dari virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 tetapi biasanya terjadi sebagai satu mutasi.
Associate Professor Hsu Li Yang, Kepala Program Penyakit Menular di Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock di Singapura, mengatakan bahwa strain B1617 adalah yang pertama di mana dua mutasi telah ditemukan bersama dalam protein lonjakan virus.
Protein spike adalah bagian dari virus yang digunakan untuk melakukan penetrasi ke dalam sel manusia sehingga dapat mengikat sel dengan lebih efektif dan menyebabkan infeksi. Kedua mutasi varian B1617 diberi label sebagai E484Q dan L452R.
Bahaya varian B1617 asal India
Dilansir dari Todayonline.com, terdapat beberapa bahaya yang muncul jika kedua varian ini digabungkan. Bahaya yang dimaksud adalah virus menjadi jauh lebih menular dan berbahaya karena memiliki potensi yang tinggi untuk menghilangkan antibodi dari tubuh manusia.
WHO menjelaskan bahwa B1617 tampaknya mudah menular daripada virus asli, menunjuk pada peningkatan pesat dalam prevalensi di banyak negara. Tak hanya itu, WHO juga mengatakan jika varian tersebut lebih resisten terhadap pengobatan dengan antibodi monoklonal.
Prof Hsu menduga bahwa vaksin yang ada akan sedikit kurang efektif dalam mencegah infeksi varian baru ini. Selain itu, Prof Hsu juga mengatakan kemungkin B1617 lebih dapat ditularkan, mengingat varian ini telah menjadi dominasi dalam waktu singkat di India.
Mengenai tingkat keparahan klinis, varian ini sedikit kurang jelas karena belum ada studi terkontrol. Namun, bukti anekdotal tampaknya menunjukkan bahwa lebih banyak orang muda di India yang mudah terinfeksi dan kemudian sakit parah.
Perlukah khawatir pada varian baru?
Mutasi pada gen spike dapat membuat virus secara inheren atau lebih baik dalam menginfeksi orang. Hal ini yang kemudian diketahui dapat membantu virus melarikan diri dari antibodi penetral.
Artinya, jika virus bermutasi dengan cara yang benar maka dapat menginfeksi kembali seseorang yang sudah sembuh dari COVID-19.
Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa infeksi ulang akan sangat ringan dibandingkan dengan infeksi primer pada orang yang telah divaksin atau pulih dari kasus sebelumnya.
Perlu diketahui, virus dapat menggunakan infeksi ulang untuk menyebar di mana akan menembus kekebalan kawanan. Kekebalan kawanan atau kelompok terjadi ketika sebagian beser komunitas menjadi kebal terhadap penyakit melalui vaksinasi atau lewat penyebaran penyakit secara massal.
Hal ini kemudian menempatkan orang yang paling rentan terhadap risiko penyakit parah karena virus dapat berpindah melalui kawanan untuk kembali menginfeksi. Karena itu, varian baru dari virus COVID-19 terutama yang ditemukan di India patut diwaspadai.
Apabila gejala mirip COVID-19 telah mulai dirasakan, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan dengan dokter. Pemeriksaan akan membantu kamu dalam menghindari infeksi penyakit yang lebih parah.
Selain itu, pastikan juga untuk selalu mematuhi protokol kesehatan sebagai pencegahan dini terhadap penularan virus COVID-19. Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan adalah rutin cuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak ketika berada di kerumunan.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Dinilai Berisiko bagi Penerima di Bawah 30 Tahun, Apa Alasannya?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!