Share This Article
Meski risiko anak-anak dalam pandemi COVID-19 masih butuh penelitian mendalam. Namun studi menyatakan bahwa anak-anak punya risiko yang sama dengan orang dewasa dalam hal terinfeksi virus corona. Oleh karena itu, pemberian vaksin salah satunya Sinovac diharapkan bisa membantu mereka terlindungi dari virus mematikan tersebut.
Jika sebelumnya vaksin hanya dapat diberikan pada anak berusia 12 tahun ke atas. Kini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin Sinovac pada anak usia 6-11 tahun.
Teruskan membaca artikel di bawah, untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang kebijakan tersebut.
Baca juga: Studi Terbaru: Tingkat Kematian Pasien COVID-19 Anak Lebih Tinggi dari Pasien Komorbid
Alasan mengapa anak-anak perlu divaksin COVID-19 ?
Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jumlah kasus positif COVID-19 pada anak umur 0-18 tahun adalah sebesar 12,6 persen. Ini berarti dari setiap 8 orang yang telah tertular virus tersebut ada 1 anak di antaranya.
Prosentase kasus positif COVID-19 pada anak usia 1 sampai 5 tahun, juga menunjukkan angka yang cukup signifikan yakni 2,9 persen. Sedangkan pada usia sekolah (6 sampai 18 tahun), jumlah kasusnya adalah 9,7 persen.
Dilihat dari angka kematian, prosentasi kematian akibat corona pada anak umur 1 sampai 5 tahun maupun 6 sampai 18 tahun, adalah 0,6 persen.
Angka-angka ini merupakan bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa virus COVID-19 bisa menyerang siapa saja termasuk anak-anak. Oleh sebab itu, mereka perlu diberikan perlindungan termasuk melalui program vaksinasi COVID-19.
Selain itu vaksinasi juga diharapkan bisa memberi rasa tenang pada orang tua maupun anak untuk kembali ke kegiatan yang lebih umum seperti sekolah tatap muka.
Sekilas tentang hasil uji klinis vaksin Sinovac untuk anak-anak
Sejak awal anak-anak memang berisiko terkena virus COVID-19. Namun karena pengetahuan tentang hal ini belum sepenuhnya lengkap, mereka tidak bisa langsung menjadi kelompok prioritas penerima vaksin.
Namun seiring dengan telah keluarnya hasil uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac pada anak umur 3 sampai 17 tahun di Zanhuang, China. Para ahli menyimpulkan bahwa vaksin berbasis virus yang dilemahkan tersebut aman dan memiliki tingkat kemanjuran yang baik pada anak-anak.
Berikut adalah beberapa informasi terkait hasil uji klinis tersebut:
- Mayoritas KIPI (kejadian ikutan paska imunisasi) yang terjadi adalah nyeri dalam skala ringan dan sedang pada lokasi penyuntikan (13 persen).
- KIPI serius hanya tercatat pada 1 kasus dan tidak berkaitan dengan pemberian vaksin.
- Jenis KIPI yang terjadi pada kelompok usia 3 -11 tahun paling banyak adalah demam.
- Serokonversi atau perkembangan antibodi yang dapat dideteksi akibat dari imunisasi setelah dosis ke 2 pada fase 1 adalah sebesar 100 persen. Sedangkan pada fase 2 nilainya adalah 96,8 sampai 100 persen.
- Pemberian vaksin dosis 3 ug, penyuntikan 2 kali dengan jarak 1 bulan menunjukkan keamanan dan imunogenisitas yang lebih baik.
Meski hasil uji klinis fase 3 belum ada, berdasarkan pengalaman yang ada sejauh ini, hasil uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan bahwa vaksin Sinovac aman dan manjur bagi anak-anak.
Aturan pemberian vaksin
Sampai saat ini, IDAI masih menyusun rekomendasi yang rinci mengenai hal tersebut. Namun secara umum, diharapkan mayoritas anak bisa menerima vaksin ini karena kasus kontra indikasi vaksinasi pada anak jumlahnya sangat sedikit.
Kendati demikian, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan bahwa ada beberapa kondisi khusus yang membuat anak tidak dapat menerima vaksinasi COVID-19 tersebut.
“Pada kondisi-kondisi tertentu seperti yang immunocompromised, atau anak-anak yang sedang sakit berat, sedang menderita keganasan, sesak, gagal jantung, tentu tidak bisa (divaksinasi),” ujar Piprim.
IDAI juga meminta orang tua untuk tidak khawatir memberikan suntikan vaksin COVID-19 kepada anaknya. Pasalnya, tidak ada dampak langsung antara vaksin Sinovac dengan vaksin lain yang harus diterima anak-anak pada usia sekolah dasar tersebut.
Baca juga: 5 Tips Mengatasi Fobia Jarum Suntik pada Anak agar Mau Divaksin COVID-19
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!