Share This Article
Pandemi COVID-19 belum selesai. Bahkan, beberapa fakta baru tentang virus corona terus bermunculan dan membuat berbagai negara kewalahan. Yang terbaru, negara tetangga Malaysia terus mengalami peningkatan kasus infeksi harian.
Dilansir ourworldindata.org, terlihat jelas bagaimana selama sebulan terakhir kasus konfirmasi positif di negeri jiran terus naik. Jika pada awal April angka positifnya hanya di 1.000 kasus per hari, namun pada 26 Mei mencapai 6.000-an kasus per hari.
Baca juga: Sudah Disuntik Vaksin, Kasus COVID-19 di Perkantoran Justru Meningkat? Ini Penyebabnya!
Kenapa kasus di Malaysia terus naik?
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah menyebut kelelahan karena pandemi atau pandemic fatigue sebagai salah satu biang keladinya.
“Warga masyarakat yang lelah karena pandemi ini jadi sedikit terlena dengan protokol kesehatan,” kata dia.
Selain itu, lanjut dia, beberapa peraturan pun mengalami relaksasi. Belum lagi dengan sektor ekonomi yang kembali dibuka serta acara kerumunan massa pun telah beberapa kali dilaksanakan.
“Hal ini lah yang berperan terhadap lonjakan kasus di berbagai wilayah,” imbuh Noor Hisham.
Sebenarnya apa itu pandemic fatigue?
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut pandemic fatigue sebagai kondisi demotivasi yang dialami oleh masyarakat untuk mengikuti berbagai protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
Kondisi ini sangat wajar dan penurunan motivasi itu berkurang dari waktu ke waktu. Masyarakat menjadi sedikit tidak terlalu ketat lagi terhadap protokol kesehatan, tidak terlalu memerhatikan perkembangan pandemi dan mengalami persepsi risiko yang rendah terhadap COVID-19.
Akibat demotivasi ini, berbagai tindakan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan mempraktikkan kebersihan diri serta menjaga jarak jadi diabaikan.
Penyebab utama dari kondisi ini, dikatakan Paul Nestadt, MD, dari Johns Hopkins University School of Medicine adalah karena masyarakat lelah terhadap ketidakpastian berakhirnya pandemi.
Diperparah dengan variant of concern COVID-19
Selain pandemic fatigue, salah satu yang membuat kondisi penyebaran COVID-19 menjadi parah di Malaysia adalah variant of concern (VOC) COVID19 seperti yang ditemukan di negara lain.
Sejauh ini, Pemerintah Malaysia menyebut ada 3 VOC yang terdeteksi di negara mereka. Yaitu varian Afrika Selatan (B.1.3.51), varian Britania Raya (B.117) dan varian India (B.1.617.1).
“Kemunculan mutasi baru dari COVID-19 ini membuat situasi menjadi semakin mengkhawatirkan,” kata Noor Hisham.
Baca juga: Mengenal Mutasi Virus Corona Varian P1 yang Muncul di Brasil, Lebih Mematikan?
Klaster tempat kerja
Pemerintah Malaysia pun mencatat kenaikan kasus positif di negara mereka dibarengi dengan tren kenaikan kasus positif di tempat kerja.
Sejak 1 April hingga 26 Mei, terdapat 287 klaster tempat kerja dengan jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 17.087. Dari jumlah tersebut terdapat 233 klaster tempat kerja yang masih aktif dengan 16.785 kasus aktif.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan Malaysia pun mengimbau agar tiap kantor memastikan langkah berikut di tempat mereka:
- Menyediakan tempat mencuci tangan atau hand sanitizer
- Pekerja menggunakan masker setiap waktu
- Jaga jarak minimal 1 meter termasuk di ruang kerja dan ruang makan
- Melakukan pembatasan sosial di dalam ruangan
- Mencegah gerombolan massa
- Jaga jarak ketika bericara minimal 1 meter
- Lakukan proses disinfeksi dan dekontaminasi secara rutin. Terutama di tempat umum
Langkah penanganan di Malaysia
Terkait kenaikan kasus positif COVID-19 yang terus terjadi di Malaysia, pemerintah setempat melakukan berbagai penanganan sebagai berikut:
- Menutup semua sekolah
- Melarang makan di tempat di setiap restoran
- Melarang aktivitas sosial
- Melarang bepergian antar provinsi
Meskipun demikian, pemerintah Malaysia tidak mau melakukan karantina total (lockdown) karena kekhawatiran langkah tersebut dapat meruntuhkan aktivitas ekonomi di negara mereka.
Selain itu, pengetatan juga dilakukan di tempat kerja. Selain mengimbau adanya protokol kesehatan, pemerintah Malaysia juga mendesak agar lebih banyak lagi pekerja yang bekerja di rumah (work from home).
Jam operasional bisnis pun dipersingkat di negeri jiran. Tidak hanya itu, setiap konsumen yang bepergian ke pusat perbelanjaan atau mall juga diminta memangkas waktu kunjungan mereka menjadi dua jam saja.
Demikianlah berbagai penjelasan tentang kasus COVID-19 yang terus meningkat di Malaysia. Selalu jaga kondisi kesehatan dan kewaspadaan kamu, ya! Karena pandemi belum selesai.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!