Share This Article
Varian COVID-19 sudah semakin beragam dengan tingkat keparahan gejala yang berbeda. Ini penting untuk diketahui, sebab penanganan COVID-19 biasanya akan dibedakan sesuai dengan gejala yang dialami pasien.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan tingkat keparahan penderita COVID-19, yuk simak penjelasannya berikut!
Baca juga: Harus ke Luar untuk Hal Urgent? Begini Langkah Tepat Cegah COVID-19 setiba di Rumah
Bagaimana perbedaan tingkat keparahan COVID-19?
Dilansir Medical News Today, kebanyakan orang dengan COVID-19 mengalami demam dan batuk. Namun gejala lainnya bervariasi bergantung pada tingkat keparahan penyakit. Beberapa perbedaan tingkat keparahan penderita COVID-19, antara lain sebagai berikut:
1. Pasien COVID-19 tanpa gejala
Beberapa orang yang memiliki COVID-19 tidak menunjukkan gejala. Hal ini berarti orang tersebut tidak memiliki gejala COVID-19 yang diketahui atau gejala terkait. Biasanya, pasien COVID-19 tanpa gejala memiliki daya tahan tubuh yang kuat.
Namun, perlu diingat bahwa seseorang yang tidak menunjukkan gejala tetap dapat menularkan virus pada orang lain tanpa disadari. Untuk itu, siapa pun yang memiliki hasil positif namun tidak menunjukkan gejala harus melakukan isolasi mandiri.
Lakukan isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan dari petugas kesehatan setempat. Pastikan juga untuk selalu mematuhi seluruh protokol kesehatan, seperti mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker dan jaga jarak.
2. Pasien COVID-19 dengan keparahan ringan hingga sedang
Perbedaan antara gejala ringan dan sedang biasanya berkaitan dengan derajat suhu tubuhnya. Namun, pengobatan untuk kedua jenis gejala ini umumnya kurang lebih sama. Beberapa gejala yang paling umum dari kasus ringan hingga sedang, yakni:
Demam
Mayoritas orang dengan COVID-19 mengalami gejala, berupa demam. Sebuah penelitian di The Lancet pada Januari 2020 mencatat bahwa 98 persen orang dengan diagnosis COVID-19 mengalami demam.
Dalam kasus ringan hingga sedang, biasanya orang akan mengalami demam hingga 39,4 derajat Celcius.
Kelelahan
Gejala lain yang termasuk ke dalam kasus COVID-19 ringan hingga sedang adalah kelelahan. Karena itu, beberapa orang mungkin akan memiliki lebih sedikit energi atau membutuhkan lebih banyak tidur.
Gejala lain yang kurang umum termasuk sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat, nyeri otot, hingga masalah gastrointestinal seperti diare, mual, atau muntah.
Penelitian baru yang ditampilkan dalam American Journal of Gastroenterology menunjukkan bahwa 50,5 persen orang mengalami diare.
3. Pasien COVID-19 dengan keparahan berat
Untuk tanda klinis, COVID-19 dengan keparahan berat dapat disertai dengan demam tinggi di atas 39,4 derajat Celcius, sulit bernapas, bibir atau wajah biru, dan tekanan yang terus-menerus di dada.
4. Pasien COVID-19 dengan keparahan kritis
Orang yang mengalami gejala COVID-19 parah yang mengancam jiwa kemungkinan akan mengalami nadi lemah, serta tangan atau kaki dingin. Kondisi ini membutuhkan perawatan medis segera untuk mempertahankan fungsi organ. Untuk kasus kritis, COVID-19 juga bisa menyebabkan:
Sepsis
Sepsis adalah jenis infeksi sistemik yang terjadi ketika respons imun tubuh bereaksi berlebihan terhadap patogen. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada tubuh yang berpotensi mengancam jiwa.
Kegagalan pernapasan
Kondisi ini umumnya terjadi ketika kerusakan pada paru-paru sangat parah, sehingga tidak dapat berfungsi tanpa bantuan.
Kegagalan organ
Situasi yang mengancam jiwa satu ini terjadi ketika satu atau lebih organ tidak dapat bekerja dengan baik. Biasanya, pada tahap ini pasien COVID-19 sudah dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Baca juga: Alasan di Balik Tingginya Tingkat Kesembuhan COVID-19 pada ODGJ
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!