Share This Article
Obat yang dipakai untuk perawatan COVID-19 terus bertambah. Baru-baru ini, World Health Organization (WHO) baru saja merekomendasikan Actemra dan Kevzara sebagai obat untuk pasien infeksi virus Corona.
Lantas, apa sebenarnya obat Actemra dan Kevzara itu? Seberapa efektif dalam mengobati pasien COVID-19? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Rekomendasi obat baru dari WHO
Dalam rilis yang terbit pada 6 Juli 2021, WHO mengeluarkan rekomendasi obat baru untuk pasien COVID-19, yaitu penghambat reseptor interleukin-6 atau interleukin-6 receptor blockers.
Golongan obat penghambat reseptor interleukin-6 yang dimaksud adalah tocilizumab (Actemra) dan sarilumab (Kevzara). Penggunaan dua obat tersebut ditetapkan setelah adanya 27 uji klinis di 28 negara, melibatkan sekitar 10 ribu pasien COVID-19.
Dari beberapa uji klinis yang dilakukan, obat itu diketahui dapat menghambat reaksi berlebihan dari infeksi COVID-19, mencegah munculnya perburukan gejala, hingga mengurangi risiko kemungkinan kematian hingga 13 persen.
Namun, untuk saat ini, penggunaan obat penghambat reseptor interleukin-6 difokuskan pada pasien COVID-19 yang bergejala berat dan kritis. Obat ini diharapkan bisa membantu mengendalikan pandemi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Bukan obat untuk mengatasi COVID-19
Sejak kemunculan COVID-19 hingga kini, banyak obat yang sebenarnya bukan untuk mengatasi infeksi virus Corona tapi dipakai dalam penanganannya. Ini karena obat tersebut punya efek yang bisa meringankan gejala pasien. Begitu juga dengan Actemra dan Kevzara.
Menurut penjelasan dr. Tjandra Yoga Aditama, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Actemra dan Kevzara sebenarnya bukan obat yang bisa membunuh SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Pemberian obat hanya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh COVID-19, termasuk mengatasi kerusakan yang diakibatkan virus pemicunya pada tubuh.
Mengenal lebih jauh tentang Actemra dan Kevzara
Seperti yang telah disebutkan, Actemra dan Kevzara sebenarnya bukanlah obat yang secara khusus diciptakan untuk perawatan COVID-19. Meski masuk dalam golongan penghambat reseptor interleukin-6, keduanya dirancang untuk mengobati penyakit yang tidak sama.
Obat Kevzara
Kevzara adalah merek dagang dari obat yang memiliki kandungan aktif sarilumab, digunakan untuk mengatasi arthritis reumatoid bergejala sedang hingga berat pada orang dewasa.
Namun, Kevzara biasanya diberikan jika pasien yang sudah mencoba obat antirematik pemodifikasi penyakit (DMARDs).
Arthritis reumatoid sendiri adalah kondisi di mana sistem kekebalan yang seharusnya memberi perlindungan dari infeksi, justru menyerang jaringan itu sendiri di persendian.
Kevzara biasanya diberikan dengan cara injeksi atau suntikan di bawah kulit atau yang disebut dengan subkutan.
Obat Actemra
Sebenarnya, Actemra juga biasa dipakai dalam pengobatan arthritis reumatoid. Namun, obat ini juga dapat dipakai untuk mengatasi sejumlah gangguan kesehatan lain.
Actemra adalah merek dagang dari obat yang mempunyai bahan aktif tocilizumab. Obat ini telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengatasi:
- Arthritis reumatoid sedang hingga berat
- Arteritis sel raksasa (giant cell arteritis)
- Polyarticular juvenile idiopathic arthritis
- Sindrom pelepasan sitokin
Obat ini sering kali diberikan dalam bentuk injeksi, baik itu subkutan (suntikan di bawah kulit) dan intravena (pembuluh darah). Penggunaan dalam bentuk infus biasa dipakai ketika pasien menjalani rawat inap di rumah sakit.
Baca juga: Konsultasi Gratis di Good Doctor untuk Pasien Isolasi Mandiri, Begini Alurnya!
Nah, itulah ulasan tentang Actemra dan Kevzara yang baru-baru ini direkomendasikan oleh WHO untuk pengobatan pasien COVID-19. Untuk meminimalkan penularan virus Corona, selalu terapkan protokol kesehatan di mana pun kamu berada, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!