Share This Article
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengeluarkan larangan terkait penggunaan masker jenis scuba atau buff untuk penumpang sejak 12 September 2020. Alasannya, masker ini dinilai tidak efektif untuk mencegah paparan virus, bakteri dan debu.
Lalu masker seperti apa yang seharusnya digunakan? Dan seperti apa sebenarnya perbedaan setiap masker dalam mencegah paparan virus? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Yuk Ketahui Tips Memilih Masker Untuk Anak, Moms!
Efektifitas masker scuba
Tidak dapat dipungkiri masker berbahan scuba banyak digunakan oleh sebagian masyarakat selama masa pandemi dalam kegiatan sehari-hari. Seperti saat berbelanja, bepergian menggunakan transportasi umum, dan sebagainya.
Namun penggunaan masker scuba ternyata tidak direkomendasikan karena tidak dapat bekerja efektif mencegah paparan virus. Masker jenis scuba ini berbahan elastis dan hanya terdiri dari satu lapisan saja sehingga tidak memiliki filter apapun.
Dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh World Health Organization, masker dengan bahan elastis dinyatakan tidak mampu melakukan filtrasi dengan baik.
Bahan masker yang dapat tertarik di wajah saat dipakai hanya akan meningkatkan ukuran pori pada masker sehingga tidak ada perlindungan yang diberikan.
Selain itu, masker scuba dinilai sensitif jika dicuci sehingga kualitasnya dapat menurun seiring waktu akibat dicuci dengan suhu yang tinggi.
Baca juga: Pulse Oximeter Bisa Deteksi Gejala Happy Hypoxia COVID-19, Apakah Wajib Punya?
Masker medis vs non-medis
Berdasarkan efektivitasnya, masker medis memang diketahui memiliki tingkat paling tinggi.
Masker jenis N95 misalnya, didesain untuk memblokir 95% partikel yang sangat kecil. Begitu juga dengan masker bedah dan masker FFP1. Sehingga masker medis sangat efektif untuk mencegah paparan virus.
Namun penggunaan masker medis di masa pandemi ini harus dikhususkan bagi tenaga kesehatan dan orang-orang berisiko yang terindikasi memerlukannya. Sehingga bagi masyarakat umum untuk kegiatan sehari-hari disarankan menggunakan masker non-medis.
Penggunaan masker non-medis sangat dianjurkan karena dapat menahan droplet yang dilepaskan dari penggunanya. Seperti saat berbicara, batuk ataupun bersin. Sehingga dapat membantu mengurangi penyebaran virus oleh orang yang mengidap COVID-19 tetapi tidak menyadarinya.
Cara memilih masker non-medis
Nah. dalam memilih masker non-medis, kamu juga tidak bisa sembarangan. Berdasarkan himbauan WHO, ada beberapa pertimbangan penting dicatat sebelum memilih masker non-medis yang akan kamu gunakan.
- Jenis bahan
Pemilihan bahan merupakan langkah pertama yang penting karena berpengaruh pada kemampuan filtrasi dan kemudahan bernapas. Untuk masker non-medis ini, katun merupakan jenis bahan yang disarankan.
- Jumlah lapisan
Jumlah lapisan minimum untuk masker non-medis adalah tiga lapis, tergantung pada jenis kain yang digunakan. Lapisan paling dalam menyentuh wajah dan lapisan paling luar yang terpapar udara lingkungan.
- Kombinasi bahan
Pastikan masker terdiri dari tiga lapis yakni lapisan paling dalam yang terbuat dari bahan katun (hidrofilik), lapisan terluar dari bahan polyester atau polipropilena (hidrofobik), dan lapisan tengah terbuat dari lapisan katun yang dapat meningkatkan filtrasi atau menahan droplet.
Ketiga lapisan ini penting untuk melindungi pemakai masker. Lapisan-lapisan tersebut akan membatasi kontaminasi dari luar yang menembus ke dalam hidung dan mulut serta dapat meningkatkan filtrasi atau menahan droplet.
- Bentuk masker
Masker harus menutup rapat bagian hidung, pipi, dan dagu. Bentuknya dapat berupa pipih-terlipat atau duckbill. Bila tidak tertutup rapi, masker dapat menyebabkan kebocoran udara yang masuk maupun keluar tanpa tersaring.
Harus dibarengi dengan protokol kesehatan
Menggunakan masker saja tidaklah cukup untuk melindungi diri dari risiko paparan COVID-19. WHO juga menyarankan kamu untuk selalu menerapkan langkah-langkah di bawah ini:
- Menghindari kerumunan dan tempat ramai
- Menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain
- Tidak menyentuh mata, hidung dan mulut
- Sering membersihkan tangan, menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol jika tangan tidak terlihat kotor atau sabun dan air bersih mengalir
- Ketika bersin atau batuk, selalu terapkan etiket yang sudah ditentukan yakni dengan cara menutupi hidung dan mulut dengan lengan yang terlipat atau tisu saat batuk atau bersin, membuang tisu setelah digunakan, dan kemudian membersihkan tangan
Nah sudah tahu kan masker seperti apa yang sebaiknya digunakan di masa pandemi ini. Yuk tinggalkan masker scuba yang kamu miliki karena menggunakan masker yang tepat bukan hanya melindungimu tapi juga melindungi orang di sekitarmu.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.