Share This Article
GeNose C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose adalah inovasi alat kesehatan baru yang dikembangkan oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM). GeNose C19 adalah alat untuk deteksi cepat gejala COVID-19 melalui hembusan napas.
Alat ini telah resmi mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak 24 Desember lalu. Lalu, bagaimanakah cara kerjanya dan seberapa efektifkah alat pendeteksi COVID-19 ini? Simak penjelasannya berikut ini.
Siapa yang mengembangkan GeNose C19?
GeNose dikerjakan oleh para tim ahli lintas bidang ilmu di UGM,yakni:
- Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si (FMIPA);
- dr. Dian Kesumapramudya Nurputra, Sp.A, M.Sc., Ph.D. (FKKMK);
- Dr. Ahmad Kusumaatmaja (FMIPA);
- dr. Mohamad Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D (FKKMK) dan para mitra industri strategik yang berkomitmen dalam penghiliran hasil riset dan inovasi kampus.
Bagaimana cara kerja GeNose C19?
GeNose adalah alat yang akan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) melalui hembusan napas ke dalam tabung khusus. VOC terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 yang keluar bersama napas seseorang.
Mengenai cara penggunaannya, seseorang yang akan diperiksa terlebih dahulu diminta untuk menghembuskan napas ke tabung khusus. Sensor-sensor dalam tabung itu kemudian akan mendeteksi VOC.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk pendeteksian dan pengambilan keputusan.
Alat ini terhubung dengan sistem cloud computing sehingga dapat menghasilkan diagnosis secara real time. GeNose C19 juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi.
Data yang terkumpul dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan, dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.
GeNose C19 diklaim dapat bekerja secara cepat dan akurat mendeteksi VOC. Dengan waktu sekitar 80 detik hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif COVID-19 .
Selain itu, GeNose juga didesain sangat handy sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.
Seberapa efektifkah GeNose C19?
GeNose telah melalui uji profiling (kalibrasi) dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro di Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi dari alat ini adalah 97 persen.
Alat ini juga sudah melalui tahap uji diagnostik pada bulan Oktober lalu di 9 rumah sakit mitra salah satunya adalah RSUP Dr. Sardjito. Pada tahap ini, setiap pasien diambil sampel napas dan sampel swab nasofaring secara bersamaan.
Berapa harga unit dan biaya tesnya?
Satu unit GeNose C19 diperkirakan seharga Rp40 juta. Namun kamu tidak perlu khawatir karena kamu tidak perlu membeli alatnya untuk dapat melakukan pemeriksaan menggunakan alat tersebut.
Biaya tes deteksi COVID-19 menggunakan GeNose C19 diperkirakan sekitar Rp15-25 ribu.
Hasil tes juga sangat cepat yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa hembusan napas juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab.
Alat ini mampu melakukan sekitar 120 kali pemeriksaan per hari, dengan estimasi per pemeriksaan 3 menit selama 6 jam.
Kapan GeNose C19 bisa digunakan secara massal?
Ketua tim pengembang GeNose, Prof. Kuwat Triyana, mengatakan, alat ini telah resmi mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak 24 Desember lalu.
Menurutnya, setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.
Kuwat juga menegaskan setelah mendapatkan izin edar GeNose C19 akan segera diproduksi massal.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!