Share This Article
Vaksin COVID-19 adalah salah satu vaksin baru. Karena itu, untuk menilai keamanannya perlu disiapkan langkah pemantauan dan pendataan jika terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
KIPI sendiri adalah kejadian medis yang diduga berhubungan dengan pemberian vaksin. Untuk lebih jauh mengenal KIPI, berikut ulasan selengkapnya.
Mengenal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya KIPI adalah kejadian yang diduga terkait dengan vaksinasi. KIPI bisa berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan atau hal lain yang tidak bisa ditentukan penyebabnya.
Apa saja reaksi KIPI yang dapat terjadi?
Berdasarkan petunjuk teknis dari KEMENKES, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin lain, berupa gejala seperti:
1. Reaksi lokal
- Nyeri, kemerakan bengkak pada tempat suntikan
- Reaksi lokal lainnya yang lebih berat, misalnya selulitis
2. Reaksi sistemik
- Deman
- Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia)
- Nyeri sendi (atralgia)
- Badan lemah
- Sakit kepala
3. Reaksi lainnya
- Reaksi alergi, misalnya urtikaria atau biduran, oedem atau pembengkakan
- Anafilaksis atau reaksi alergi parah
- Syncope (pingsan)
Tindakan apa yang dilakukan jika KIPI terjadi?
Jika KIPI termasuk dalam reaksi lokal, baik itu nyeri, bengkak atau kemerahan, petugas kesehatan akan menganjurkan kompres dingin pada area tersebut. Selain itu, petugas kesehatan juga akan menganjurkan meminum obat paracetamol sesuai dosis.
Sementara jika reaksi terjadi termasuk dalam sistemik, seperti demam dan malaise, petugas kesehatan akan menganjurkan penerima vaksin untuk lebih banyak minum.
Penerima vaksin juga akan dianjurkan mengenakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat dan minum obat paracetamol sesuai dosis.
Sedangkan untuk mengantisipasi KIPI yang terjadi karena kesalahan prosedur, dilakukan persiapan pelayanan yang optimal. Termasuk petugas pelaksana yang kompeten, peralatan lengkap dan adanya petunjuk teknis yang jelas.
Pemantauan dan penanggulangan KIPI
Setelah pemberian vaksin, penerima vaksin akan diminta menunggu 30 menit untuk memastikan tidak adanya KIPI. Namun, jika setelah pulang ke rumah mengalami KIPI, orang tersebut bisa melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Puskesmas bersama rumah sakit akan melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten atau kota. Jika ternyata kasus yang ditemukan serius, dinas kesehatan kabupaten atau kota akan melakukan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.
Konfirmasi ini dilakukan berkoordinasi dengan Pokja KIPI atau Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota atau dengan Komda PP-KIPI atau Dinas Kesehatan Provinsi.
Pasien yang diduga mengalami gangguan kesehatan akibat KIPI akan diberikan pengobatan dan perawatan. Biaya perawatan dari pasien yang diduga mengalami reaksi KIPI akan ditanggung pemerintah.
“Pasien yang mengalami gangguan kesehatan akibat KIPI akan menerima pengobatan dan perawatan selama proses investigasi dan pengkajian kausalitas KIPI berlangsung,” kata Hindra Irawan Satari, seperti dikutip dari Kompas.com.
Situs pelaporan KIPI
Jika ditemukan kasus KIPI yang serius, meresahkan atau diperlukannya investigasi lebih lanjut, dapat dilaporkan melalui situs www.keamananvaksin.kemkes.go.id.
Pelaporan ini akan ditujukan ke Komnas KIPI, yang merupakan lembaga yang sudah terbentuk sejak 2007, yang berisikan para ahli terkait vaksinologi.
Pada November 2020 lalu, Prof. Hindra sempat menjawab informasi yang menyebutkan bahwa pemberian vaksin dapat menyebabkan efek berbahaya.
Menurutnya vaksin sebenarnya tidak berbahaya, namun tetap saja vaksin mungkin dapat menyebabkan KIPI yang umumnya berupa reaksi ringan.
“Vaksin tidak berbahaya, namun perlu diingat vaksin itu produk biologis. Oleh sebab itu, vaksin bisa menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan yang merupakan reaksi alamiah dari vaksin,” ujarnya.
Demikian informasi mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Masyarakat perlu mempertimbangkan manfaat imunisasi yang jauh lebih besar dari KIPI itu sendiri, sehingga tak perlu khawatir.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!