Share This Article
Berbagai jenis mutasi virus corona penyebab COVID-19 terus ditemukan di berbagai wilayah. Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 virus yang menyebabkan COVID-19 berkembang seiring waktu.
Saat virus menggandakan atau membuat salinan dirinya sendiri, terkadang virus ini mengalami perubahan. Perubahan ini disebut “mutasi”.
Virus dengan satu atau lebih mutasi baru disebut sebagai “varian” dari virus asli. Salah satu varian tersebut adalah P1 yang pertama kali ditemukan di Brasil. Mutasi ini disebut 2 kali lebih menular dan dapat memengaruhi kekebalan yang dibangun selama infeksi sebelumnya.
Baca Juga: Studi Terbaru: Vaksin AstraZeneca 66% Efektif Atasi Gejala Kesakitan Virus Corona Inggris
Penemuan virus varian P1 di Brasil
Varian P1 disebut muncul pada pertengahan November 2020 di kota Manaus, Brasil. Namun, mutasi ini baru terdeteksi pada awal Januari 2021 saat seorang turis dari Brasil yang diuji saat memasuki Jepang.
Virus ini beredar dengan cepat dan menyebar ke seluruh Brasil dan setidaknya 37 negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Varian ini juga dianggap sebagai faktor besar di balik gelombang kedua besar-besaran yang telah membawa korban tewas di Bras il menjadi lebih dari 350.000, tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Seperti apa mutasi virus P1 ini?
P1 berisi 17 mutasi unik, ini termasuk beberapa mutasi protein lonjakan kunci yang ada di kedua varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan, serta beberapa mutasi lainnya.
Sama dengan berbagai mutasi lainnya, varian P1 ini juga lebih menular. Penelitian telah menunjukkan varian P1 menjadi 2,5 kali lebih menular daripada virus corona asli dan lebih resisten terhadap antibodi.
Sebuah studi yang dilakukan oleh lembaga kesehatan masyarakat Fiocruz terhadap varian P1 menemukan mutasi di daerah lonjakan virus yang digunakan untuk masuk dan menginfeksi sel.
Peneliti menyebut, perubahan ini dapat membuat virus lebih kebal terhadap vaksin yang menargetkan lonjakan protein dengan implikasi yang berpotensi besar bagi tingkat keparahan wabah.
Kenapa P1 lebih menular?
P1 memiliki kemiripan dengan varian di Afrika selatan, di mana memiliki mutasi yang dikenal sebagai E484K, dan dijuluki “escape mutation” karena membantu virus menghindari antibodi.
Mutasi mengubah “protein lonjakan” virus, membantunya menyerang sel dengan lebih mudah.
P1 berkembang pesat sebagian karena kapasitas yang terbatas untuk menampung virus, termasuk di Manaus, yang sistem kesehatannya rusak parah pada Januari, rumah sakitnya kehabisan oksigen.
Apakah varian P1 lebih mematikan?
Para peneliti belum secara pasti menentukan apakah P1 lebih mematikan. Dalam studi pendahuluan, varian tersebut tidak menyebabkan tingkat mortalitas yang lebih tinggi secara signifikan di antara pasien rawat inap di Manaus daripada selama gelombang pertama pandemi.
Jesem Orellana, peneliti di lembaga kesehatan masyarakat Brazil Fiocruz menyebut angka kematian yang melonjak di Brasil lebih mungkin disebabkan oleh rumah sakit yang kewalahan.
Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa P1 sebenarnya lebih mematikan.
Adakah vaksin yang efektif melawan P1?
P1 memiliki beberapa mutasi yang sama dengan B.1.351, yang menyebabkan varian ini mungkin memiliki efek pada kekebalan dan efektivitas vaksin. Sudah ada beberapa bukti untuk ini.
Para ahli mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian mengenai sejauh mana vaksin yang berbeda efektif melawan P1.
Studi pendahuluan menunjukkan CoronaVac yang dikembangkan China, vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan di Brasil, serta vaksin Pfizer dan AstraZeneca, setidaknya sebagian efektif melawan varian tersebut, meskipun hasil definitif di dunia nyata masih dibutuhkan.
CoronaVac terbukti 50 persen efektif dalam mencegah penyakit 14 hari setelah pemberian dosis pertama dalam jadwal dua dosisnya. Penelitian dilakukan di antara hampir 70.000 petugas kesehatan di Manaus, yang merupakan episentrum kemunculan varian P1.
Baca Juga: Bisa Berujung Kematian, Apa Itu Badai Sitokin Pada Penderita COVID-19?
Apa penyebab virus bermutasi?
Ketika virus beredar luas dalam suatu populasi dan menyebabkan banyak infeksi, kemungkinan virus tersebut bermutasi meningkat.
Semakin banyak peluang virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi, dan semakin banyak peluang yang dimilikinya untuk mengalami perubahan.
Sebagian besar mutasi virus hanya berdampak sedikit atau tidak sama sekali pada kemampuan virus untuk menyebabkan infeksi dan penyakit.
Tetapi bergantung pada lokasi perubahan pada materi genetik virus, perubahan tersebut dapat memengaruhi sifat virus, seperti penularan (misalnya, dapat menyebar lebih atau kurang mudah) atau tingkat keparahan (misalnya, dapat menyebabkan penyakit yang lebih atau kurang parah).
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!