Share This Article
Reaksi berantai polimerase transkripsi terbalik atau RT-PCR untuk mendeteksi SARS-CoV-2 sejauh ini merupakan metode utama untuk diagnosis COVID-19. Namun, sekarang telah banyak bermunculnya alat deteksi COVID-19 lain. Setelah munculnya teknologi pemeriksaan COVID-19 melalui napas, kini alat uji diagnostik berbasis air liur juga telah berhasil dikembangkan atau disebut juga saliva test.
Nah, untuk mengenal lebih lanjut saliva test untuk deteksi COVID-19 yuk simak penjelasan berikut!
Baca juga: Apa Perbedaan Tes Antibodi Kualitatif dan Antibodi Kuantitatif COVID-19?
Apa itu saliva test untuk deteksi COVID-19?
Dilansir NCBI, virus corona dapat ditularkan melalui droplet pernapasan sehingga tes saliva untuk deteksi COVID-19 memang terbukti efektif.
Mengenai nilai air liur sebagai spesimen klinis untuk deteksi virus corona, studi di Taiwan menunjukkan bahwa SARS-CoV RNA terdeteksi dalam air liur.
Kit uji diagnostik yang menggunakan air liur untuk menguji COVID-19 ini dilakukan dengan metode Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification atau RT LAMP.
Tes ini secara khusus akan mendeteksi asam nukleat yang merupakan materi genetik virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.
Sebagai uji molekuler, keakuratan metode RT LAMP diketahui jauh lebih tinggi daripada uji antigen berbasis laboratorium yang mendeteksi fragmen protein khusus pada virus corona. Tes inovatif ini memiliki akurasi yang tinggi dengan sensitivitas 94 persen dan spesifisitas 98 persen.
Selain itu, pengambilan sampel air liur juga dilakukan dengan mudah, yakni meludah ke dalam wadah. Prosedur ini jauh lebih nyaman dan praktis daripada COVID-19 lain yang tersedia karena pengambilan sampel tidak membutuhkan peralatan khusus.
Biasanya, tes COVID-19 lain bisa menyebabkan muntah dan ketidaknyamanan ekstrem ada orang-orang dengan pembuluh darah hidung sensitif. Dengan melakukan saliva test COVID-19, anak-anak dan orang dengan hidung hipersensitif akan lebih nyaman.
Fakta mengenai saliva test COVID-19
Penelitian awal menunjukkan bahwa tes air liur mungkin merupakan langkah paling tepat yang bisa dilakukan sekarang.
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat adalah juga telah memberikan izin penggunaan darurat atau EUA kepada SalivaDirect, yakni metode uji diagnostik yang dibuat oleh para peneliti Yale.
Pengembangan laboratorium dan validasi saliva test dilakukan oleh Chantal Vogels, PhD, rekan postdoctoral Yale School of Public Health, dan Doug Brackney, PhD, asisten profesor klinis. Dari metode ini, kemudian diketahui adanya beberapa fakta mengenai saliva test yakni:
1. Metode pengambilan sampel sederhana
Pada dasarnya, pasien hanya perlu meludah ke dalam wadah yang disterilkan dan menyerahkan sampelnya ke ahli medis. Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk diproses.
Untuk mendeteksi virus, teknisi mengandalkan enzim serta teknologi PCR yang saat ini digunakan pada tes lainnya.
Tes COVID-19 dengan saliva hanya dapat diproses di laboratorium bersertifikat chemiluminescence immunoassay atau CLIA dengan kompleksitas tinggi. Laboratorium yang ditunjuk harus memenuhi standar kualitas ketat di mana telah ditetapkan oleh lembaga federal.
2. Penelitian awal saliva test cukup menjanjikan
Para peneliti telah dapat memvalidasi hasil saliva test pada peralatan yang berbeda serta reagen mudah ditemukan. Hasil sejauh ini menemukan bahwa saliva test sangat sensitif, yang berarti tes ini dengan benar mengidentifikasi pasien.
Selain itu, tes ini juga dapat memberikan hasil yang serupa dengan tes usap nasofaring. Namun, penelitian yang lebih besar untuk membuktikan dan mengonfirmasi hal tersebut masih diperlukan.
3. Test di rumah belum tersedia
Meski pengambilan sampel dari saliva test cukup mudah, namun cara ini belum bisa dilakukan di rumah. Hal ini dikarenakan tes air liur harus dilakukan oleh lab bersertifikat CLIA.
Namun, kemungkinan pasien dapat memesan kit tes secara online dan mengirimkan sampel ke laboratorium di masa mendatang. Setelah itu, laboratorium akan mengirimkan sampel kembali sehingga tes dapat dilakukan dengan praktis dan mudah.
Baca juga: Fakta Medis Penyintas COVID-19 Berisiko Mengalami Disfungsi Ereksi
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!