Share This Article
Pemerintah telah melakukan vaksinasi untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Namun, baru-baru ini muncul kabar tentang masa kedaluarsa vaksin yang membuat tak sedikit orang takut dan khawatir.
Lantas, seberapa lama vaksin bisa digunakan dalam vaksinasi? Kapan vaksin akan mengalami kedaluarsa? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Vaksin dan cara kerjanya
Pemerintah telah memutuskan untuk menggunakan beberapa jenis vaksin dalam pengendalian pandemi COVID-19, salah satunya adalah dari perusahaan farmasi asal Tiongkok bernama Sinovac. Vaksin dari Sinovac diberi nama CoronaVac.
CoronaVac merupakan vaksin yang terbuat dari virus Corona yang telah dinonaktifkan, bekerja dengan cara ‘mengajarkan’ sistem imun untuk membuat antibodi. Antibodi tersebut lalu menempel pada protein virus SARS-CoV-2 untuk memusnahkannya.
Strain virus SARS-Cov-2 yang digunakan dalam vaksin pun tak hanya satu jenis, melainkan dengan sampel yang berasal dari beberapa negara seperti Tiongkok, Inggris, Italia, Spanyol, dan Swiss.
Setelah mendapat vaksinasi, sistem kekebalan akan merespons infeksi virus yang masih hidup. Sel B bekerja untuk menghasilkan antibodi dengan target protein dari virus yang hidup tersebut agar tak memasuki sel.
Tak hanya menghentikan dan membunuhnya, Sinovac juga bekerja dengan mengingat dan menyimpan informasi tentang virus Corona. Tujuannya, begitu ada virus sejenis yang masuk di waktu yang akan datang, tubuh bisa langsung mengenali dan melakukan perlawanan.
Baca juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan setelah Disuntik Vaksin COVID-19, Apa Saja?
Masa berlaku dan kedaluarsa vaksin
Sama seperti obat, vaksin juga mempunyai masa berlaku penggunaan atau yang disebut dengan beyond use date (BUD). Masa berlaku penggunaan ini berhubungan dengan waktu kedaluarsanya.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, masa berlaku dan tanggal kedaluarsa vaksin adalah hal penting yang harus diketahui. Sebab, keduanya berkaitan dengan masa penyimpanan.
Semua vaksin mempunyai masa berlaku penggunaan. Namun, tanggal kedaluarsa bisa saja berubah karena alasan tertentu.
Kedaluarsa vaksin Sinovac
Semua vaksin mempunyai masa kedaluarsa, termasuk yang diproduksi oleh perusahaan farmasi asal Tiongkok, CoronaVac. Vaksin COVID-19 dari Sinovac sendiri digunakan dalam gelombang awal vaksinasi di Indonesia.
Menurut penjelasan Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Uji Klimis Nasional Vaksin COVID-19, vaksin CoronaVac dari Sinovac mempunyai masa kedaluarsa dua tahun sejak proses pembuatan.
Belakangan ini, ramai beredar kabar bahwa CoronaVac tidak bisa lagi digunakan setelah 25 Maret 2021 karena telah kedaluarsa. Tak perlu khawatir, semua vaksin dengan tanggal kedaluarsa tersebut telah habis dipakai pada batch pertama.
Namun, ada juga vaksin CoronaVac yang mempunyai masa berlaku penggunaan selama enam bulan. Lagi-lagi, masyarakat tak perlu khawatir, karena pemakaiannya tidak akan melanggar ketentuan yang ada.
Dalam beberapa kasus, vaksin yang telah dibuat harus dipercepat masa berlakunya. Salah satu alasannya adalah karena bulk vaksin baru harus segera dibuat.
Masa simpan vaksin
Umur simpan adalah hal yang berbeda dengan kedaluarsa, tapi masih berhubungan dalam hal masa berlaku penggunaan. Bambang Heryanto Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari PT Bio Farma menjelaskan, untuk vaksin CoronaVac, umur simpannya adalah enam bulan.
Tenaga kesehatan sudah dilatih dan memahami prosedur dalam melakukan vaksinasi. Petugas akan memeriksa terlebih dulu umur simpan vaksin tersebut.
Sebenarnya, masa berlaku vaksin CoronaVac sendiri adalah sampai 2023. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempercepatnya hingga enam bulan dengan salah satu pertimbangan yaitu umur simpan. Alasan keamanan juga menjadi faktor percepatan tersebut.
Baca juga: Sebelum Digunakan, Begini Aturan Penyimpanan Vaksin COVID-19 Sinovac
Vaksin dan dampaknya pada penyebaran virus
Vaksin berperan penting dalam pengendalian suatu penyakit, terutama yang memiliki tingkat penularan sangat tinggi. Keberadaan vaksin COVID-19 sendiri diyakini dapat menekan potensi penularan virus selama pandemi berlangsung.
Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan tentang efikasi vaksin sebesar 65 persen. Menurut penjelasan Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati, ahli farmasi dari Universitas Gadjah Mada, tingkat efikasi tersebut bisa mempunyai efek yang baik dan memiliki dampak ikutan yang panjang.
Sebagai contoh, jika tanpa vaksinasi, dari 100 juta penduduk, akan ada sekitar 8,3 juta orang yang bisa terinfeksi. Namun, dengan adanya vaksinasi, persentasenya bisa menurun 65 persen menjadi 3 jutaan penduduk.
Secara tidak langsung, ini juga dapat mencegah penularan lebih jauh pada orang-orang yang tidak mendapat vaksin.
Nah, itulah ulasan tentang vaksin beserta masa berlaku, umur simpan, dan kedaluarsanya. Semua vaksin yang digunakan dalam vaksinasi dijamin keamanannya dan memenuhi kriteria tiga aspek tersebut. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk takut divaksin, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!