Share This Article
Virus Corona saat ini sudah bermutasi ke berbagai jenis, termasuk N439K. Virus dengan mutasi ini cepat menyebar ke seluruh dunia sehingga perlu meningkatkan pencegahan terhadap risiko penularannya.
Karena itu, pengawasan juga sedang berlangsung untuk mencegah penularan dan penggunaan vaksin. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai virus corona N439K, yuk, simak faktanya berikut.
Baca juga: Tips Aman Gunakan Toilet Umum selama Pandemi COVID-19
Fakta mengenai mutasi virus corona N439K
Dilansir dari Medical Life Sciences, saat ini ada sekitar 930 mutasi yang dilaporkan di seluruh dunia. Pada peneliti menyelidiki efek dari berbagai mutasi SARS-Cov-2 pada pengikatnya yakni reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2).
Dari penyelidikan tersebut, ditemukan bahwa mutan N439K mengikat lebih kuat daripada strain asli Wuhan yang mungkin berimplikasi pada terapi. Beberapa fakta lain dari mutasi virus corona N439K yang perlu kamu ketahui, yakni sebagai berikut.
Pertama kali terdeteksi di Skotlandia
Meskipun varian Inggris yang baru-baru ini muncul, yaitu B117 dan varian Afrika Selatan yakni B1351 telah mendapatkan banyak perhatian, tetapi mutasi N439K yang paling umum kedua dalam domain pengikat reseptor atau RBD.
Mutasi N349K pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020 dan sejak saat itu garis keturunan kedua yaitu B1258 telah muncul secara independen di negara-negara Eropa lainnya. Pada Januari 2021, terdeteksi lebih dari 30 negara di seluruh dunia telah memiliki mutasi virus ini.
Mutasi N439K resisten terhadap antibodi
Ikatan ACE2 manusia yang lebih kuat dengan mutan N439K menunjukkan bahwa jenis ini mungkin lebih menular. Mutasi N439K sepenuhnya termasuk dalam sampel D614G yang telah diamati lebih menular daripada strain aslinya.
Para ilmuwan telah menilai mutasi ini memberikan resistensi virus pada antibodi serum beberapa individu. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell, varian yang membawa mutasi ini mirip dengan virus corona novel tipe liar dari Wuhan.
Hal ini dikarenakan varian N439K dapat menyebarkan dan menyebabkan penyakit dengan mudah, namun dapat mengikat lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia yang bertindak sebagai pintu gerbang bagi virus untuk memasuki sel inang.
Dalam mutasi ini, para ilmuwan mengatakan jika satu bagian molekul dari protein spike virus diubah dari asam amino asparagin menjadi lisin. Untuk itu, hal tersebut memungkinkan pembentukan titik kontak baru dengan reseptor ACE2.
Berisiko menyebabkan infeksi ulang
Mutasi pada protein spike COVID-19 diketahui telah meningkatkan kemampuan untuk mengikat ACE2 pada sel manusia. Hal ini yang kemudian menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan virus untuk mengakibatkan infeksi ulang pada penderita.
Namun para ahli mengatakan bahwa hal tersebut tampaknya tidak menyebabkan peningkatan keparahan penyakit pada pasien. Sebuah laporan baru-baru ini oleh COVID-19 Genomics UK Consortium atau Cog UK mengatakan jika tidak ada bukti bahwa mutasi ini akan memungkinkan virus merusak kekebalan yang dipicu oleh vaksin.
Namun, tindak pencegahan perlu tetap dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus Corona mutasi ini. Mematuhi protokol kesehatan selama berada di luar rumah harus diterapkan agar penyebaran virus tidak mudah terjadi.
Baca juga: Apakah Masker Duckbill Bisa Dicuci? Yuk Simak Penjelasannya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!