Share This Article
Setelah virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam darah pasien, ia akan mulai bereplikasi di dalam sel dan menginfeksi lebih banyak sel. Viral load pada pasien COVID-19 merujuk pada jumlah materi genetik (biasanya asam ribonukleat atau RNA) virus yang ada di dalam darah pasien.
Atau mudahnya, viral load adalah jumlah total partikel virus yang ada di setiap mililiter darah. Jika viral load tinggi, menandakan virus berkembang biak dan infeksi akan berlanjut.
Karena dikaitkan dengan berlanjutnya infeksi, tes viral load ini terus dilakukan hingga kondisi pasien membaik. Karena viral load dapat berbeda setiap harinya.
Viral load sebelum pandemi COVID-19
Sebelumnya, pengukuran angka viral load ini dilakukan pada orang yang terinfeksi HIV. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui bagaimana tubuh pasien menerima pengobatan antivirus.
Tes viral load juga dilakukan untuk melihat kemungkinan perkembangan penyakit. Karena HIV adalah salah satu infeksi virus dengan profil tertinggi.
Namun kemudian, viral load juga dianggap dapat menentukan keparahan infeksi pada pasien yang terpapar virus SARS-CoV-2. Namun masih diperlukan penelitian untuk menguatkan klaim tersebut.
Tingginya viral load pada pasien COVID-19
Pada pasien yang dinyatakan positif COVID-19, biasanya angka viral load akan tinggi di minggu pertama beriringan dengan timbulnya gejala.
Ini juga menunjukkan bahwa risiko infeksi COVID-10 paling tinggi ada di hari-hari awal. Tindakan cepat dan tepat perlu dilakukan untuk menangkal pertumbuhan dan perkembangan virus.
Viral load ini adalah materi genetik virus, sehingga ia tetap akan ditemukan melalui tes, walaupun pada pasien tanpa gejala. Meskipun mungkin angkanya akan berbeda antara orang yang tanpa gejala dengan yang memiliki gejala.
Viral load tinggi dan parahnya kondisi pasien COVID-19
Di atas sudah disebutkan bahwa tingginya angka viral load menyatakan bahwa virus masih berkembang dan infeksi akan berlanjut. Apakah itu artinya, orang dengan angka viral load tinggi akan mengalami kondisi yang semakin parah?
Sayangnya, menurut sumber dari Times of India mengatakan, tingkat keparahan gejala dipengaruhi sejumlah faktor. Bukan hanya dari angka viral load.
Namun peneliti masih mengumpulkan bukti untuk memastikan kaitan viral load dan kondisi pasien. Di sisi lain, berdasarkan pengetahuan awal tentang SARS, MERS dan influenza, viral load yang tinggi biasanya menyebabkan gejala parah.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases, viral load berpengaruh pada kondisi yang parah. Ditemukan viral load lebih tinggi sebanyak 60 persen pada kasus parah dibandingkan pada kasus ringan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi viral load, risiko mengembangkan gejala yang parah juga tinggi.
Apakah viral load tinggi menjadikan COVID-19 memengaruhi tingkat penularan?
Saat ini di India tengah terjadi gelombang kedua COVID-19. Dan salah satu temuan dari gelombang kedua itu, menurut Daily Rounds adalah viral load yang tinggi.
Meski ada sejumlah hal yang membuat angka viral load menjadi tinggi, tetapi angka tersebut biasanya juga menjadi penanda berkembangnya infeksi.
Bagaimana cara mendeteksi viral load pada pasien COVID-19?
Dokter Mike Hansen, melalui channel youtubenya menjelaskan tentang bagaimana menentukan tinggi atau tidaknya viral load pada pasien COVID-19.
Tes dilakukan dengan metode reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR). Caranya adalah dengan melakukan swab hidung untuk mengambil sampel sekresi.
Kemudian sampel akan dilarutkan dengan cairan kimia khusus dan kemudian akan dilakukan pengujian dengan mesin PCR. Mesin kemudian akan melakukan serangkaian siklus penyalinan RNA virus apapun dalam sampel tersebut.
Setiap kali mesin melewati serangkaian siklus tersebut, akan mendeteksi adanya virus atau tidak. Dibutuhkan beberapa kali siklus untuk memperkuat RNA untuk mendeteksi virus tersebut.
Tetapi jika tidak ada virus dalam sampel tersebut, mesin akan terus mengulang siklus hingga tak terhitung banyaknya.
Dengan kata lain, jika dalam sampel terdapat jumlah virus yang banyak, maka mesin hanya membutuhkan waktu siklus untuk mengenali RNA virus SARS-CoV-2. Yang sama artinya dengan tingginya viral load pada pasien.
Namun seperti yang sudah dijelaskan bahwa viral load bisa berubah-ubah setiap harinya. Sehingga dibutuhkan pemantauan rutin untuk memastikan tinggi atau rendahnya viral load pada pasien COVID-19.
Demikian penjelasan tentang viral load pada pasien COVID-19 dan bagaimana cara mengetahui tingkat viral load tersebut.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!