Share This Article
Kemunculan varian baru dari virus COVID-19 diketahui memengaruhi efikasi vaksin yang telah ada. Perlu diketahui, virus dapat bereplikasi atau bermutasi karena penyebaran luas dan penularan yang terjadi dalam suatu populasi.
Karena itu, terdapat perbedaan efikasi vaksin terhadap virus COVID-19 yang baru bermutasi. Nah, untuk mengetahui pengaruh kemunculan varian baru virus COVID-19 terhadap efikasi vaksin yuk simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Ini Dia Sederet Bahaya Varian Ganas B1617 Asal India
Apa itu efikasi vaksin?
Dilansir dari Healthline, efikasi atau kemanjuran dimaksudkan untuk mengukur seberapa baik vaksin bekerja dalam uji klinis di mana merupakan pengaturan terkontrol dengan populasi yang ditentukan.
Vaksin yang ditemukan bertujuan untuk mengurangi penularan, termasuk tanpa gejala. Pada saat vaksin diberikan kepada populasi umum, maka prevalensi virus mungkin telah berubah dan varian baru dapat hadir kembali.
Perlu diketahui, tidak ada vaksin yang 100 persen efektif untuk semua orang. Hal ini berarti masih akan ada kemungkinan penularan COVID-19 pada orang yang telah diberikan vaksin sebelumnya.
Pengaruh varian baru COVID-19 terhadap efikasi vaksin
Sebuah penelitian di Qatar menemukan bahwa orang yang divaksinasi dengan Pfizer memiliki kemungkinan 75 persen lebih kecil untuk mengembangkan COVID-19 yang disebabkan oleh varian baru dari Afrika Selatan.
Tak hanya itu, individu yang divaksinasi penuh dengan vaksin Pfizer 90 persen lebih kecil kemungkinan untuk mengembangkan COVID-19 akibat varian baru dari Inggris.
Dikutip dari detik.com, terdapat beberapa pengaruh varian baru COVID-19 terhadap efikasi vaksin yakni:
- Varian B117, virus ini memengaruhi efikasi vaksin COVID-19 AstraZeneca.
- Varian B1351, virus ini diketahui memengaruhi efikasi vaksin COVID-19 Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Novavax.
- Varian P1, memengaruhi efikasi vaksin COVID-19 Moderna dan Pfizer.
- Varian B1617, virus ini memengaruhi efikasi vaksin COVID-19 Moderna dan Pfizer.
Perbandingan efikasi vaksin COVID-19
Meski terdapat pengaruh varian baru COVID-19 terhadap efikasi vaksin, namun tidak berarti vaksin akan kehilangan manfaatnya sama sekali. Karena itu, terdapat beberapa perbandingan efikasi vaksin COVID-19 yang telah ada saat ini, seperti berikut:
- Pfizer. Diketahui memiliki efikasi atau kemanjuran 95 persen dalam mencegah infeksi pada orang tanpa infeksi sebelumnya.
- Moderna. Memiliki kemanjuran sebesar 94, 1 persen dalam mencegah infeksi simtomatik pada orang yang sebelumnya belum pernah tertular infeksi virus COVID-19.
- Johnson & Johnson. Vaksin ini memiliki 64 persen kemanjuran dan 82 persen kemanjuran terhadap penyakit parah.
- AstraZeneca. Diketahui 76 persen efektif mengurangi risiko penyakit simtomatik setelah dosis kedua, dan 100 persen efektif melawan penyakit parah.
- Novavax. Memiliki kemanjuran 86,3 persen dan telah terbukti 55,4 persen manjur dalam uji coba fase 2B terhadap varian B1351.
Pencegahan yang bisa dilakukan terhadap varian baru COVID-19
Menghentikan penyebaran di sumbernya merupakan kunci utama untuk mencegah infeksi akibat varian baru COVID-19.
Beberapa langkah-langkah untuk mengurangi penularan, termasuk sering mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak fisik, dan menghindari tempat ramai atau ruangan tertutup.
Meningkatkan produksi vaksin dan meluncurkannya secepat serta seluas mungkin juga akan menjadi cara penting untuk melindungi orang sebelum terpapar virus varian baru.
Prioritas harus diberikan untuk memvaksinasi kelompok berisiko tinggi di mana juga untuk meminimalkan risiko penularan.
Selain itu, memastikan akses yang adil terhadap pemberian vaksin COVID-19 lebih penting dari sebelumnya untuk mengatasi perkembangan pandemi.
Jika semakin banyak orang yang divaksinasi, maka perkiraan sirkulasi virus akan menurun yang kemudian menyebabkan lebih sedikit mutasi.
Baca juga: Viral Vaksin COVID-19 Diduga Bermagnet, Cek Faktanya di sini
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!