Share This Article
Isolasi diperlukan bagi orang yang mengidap penyakit menular, termasuk COVID-19. Pasien yang tak menunjukkan gejala dianjurkan untuk isolasi di rumah dan membatasi kontak dengan anggota keluarganya. Demi mencegah penularan, penting untuk mengikuti panduan isolasi mandiri.
Lantas, hal apa saja hal yang perlu disiapkan dan dilakukan saat menjalani isolasi di rumah? Berikut panduan isolasi mandiri yang bisa kamu ikuti!
Apa itu isolasi mandiri?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, isolasi mandiri adalah upaya pemisahan orang yang sakit dari orang-orang yang sehat. Dalam hal ini, orang yang sakit sedang terinfeksi COVID-19.
Di rumah, siapapun yang terinfeksi harus terpisah dari anggota keluarganya, tinggal di ruangan tertentu, dan menggunakan kamar mandi sendiri (jika memungkinkan).
Isolasi mandiri berlaku untuk orang yang tidak memiliki gejala namun menerima hasil positif COVID-19 setelah menjalani tes. Isolasi dilakukan sampai orang tersebut sembuh. Jika muncul gejala yang membutuhkan bantuan medis, ia harus segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.
Isolasi berbeda dengan karantina. Jika isolasi dilakukan oleh orang tanpa gejala (OTG), maka karantina mencakup lebih luas. Karantina dapat dilakukan oleh orang yang tidak terinfeksi dengan tujuan meminimalkan risiko terpapar virus dari orang lain.
Baca juga: Penyintas COVID-19 Masih Bisa Tularkan Virus Corona, Benarkah?
Panduan isolasi mandiri di rumah
COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular. Bahkan, sering kali, penyebaran virusnya ke orang lain terjadi tanpa disadari. Maka dari itu, saat melakukan isolasi di rumah, tetap ada aturan yang harus dipatuhi.
Agar efektif untuk menekan penularan, berikut panduan isolasi mandiri yang perlu kamu tahu:
Pengaturan lingkungan
Hal pertama yang sepatutnya diperhatikan dalam isolasi mandiri adalah pengaturan lingkungan di sekitar rumah untuk OTG, yaitu:
- Tempatkan OTG di dalam ruangan khusus (terpisah) dengan ventilasi yang baik
- Batasi penggunaan ruangan bersama, seperti dapur dan kamar mandi
- Tentukan satu orang yang bertugas merawat OTG. Sebaiknya orang yang dipilih benar-benar sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit gangguan imun
- Selain satu orang yang merawat tersebut, tidak boleh ada yang menjenguk atau mengunjungi OTG di dalam kamar atau ruangannya sampai pasien dinyatakan sembuh
Perilaku bersih dan sehat
Meski sudah menjalani isolasi mandiri, OTG dan orang yang merawatnya tetap perlu menerapkan perilaku sehat, seperti:
- Rajin cuci tangan dengan sabun setiap sebelum dan setelah makan, serta saat keluar dari kamar mandi
- OTG dan seluruh anggota keluarga di rumah harus menggunakan masker
- Terapkan etika batuk yang benar
Baca juga: Penting! Patuhi Etika Batuk dan Bersin Agar Tidak Menularkan Orang Lain
Penggunaan alat pelindung diri
Untuk orang yang merawat OTG, gunakan celemek, sarung tangan, penutup wajah (face shield), dan masker medis. Jangan lupa untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membuang alat pelindung diri (APD) yang dipakai.
Untuk APD yang bisa dicuci, gunakan larutan klorin (pemutih) untuk proses dekontaminasi. Sedangkan untuk APD yang hanya sekali pakai, buang pada tempat sampah yang disediakan di kamar OTG. Kemudian, tutup rapat dan buang sebagai limbah infeksius.
Perhatikan penggunaan alat makan
Selain beberapa hal di atas, baik OTG maupun anggota keluarga yang tinggal di satu rumah perlu memerhatikan benda yang digunakan bersama, misalnya peralatan makan. Usahakan untuk memisahkan alat makan OTG dan tak dipakai bergantian bersama orang lain.
Tak hanya itu, saat mencucinya gunakan air bersih yang hangat. Kemudian, peralatan makan bisa dipakai kembali oleh OTG.
Pembersihan lingkungan
Kebersihan adalah aspek yang perlu diperhatikan di dalam ruangan tempat isolasi mandiri OTG. Meski dianggap sebagai ruangan infeksius, kamar tersebut harus tetap dibersihkan secara rutin.
Bersihkan semua permukaan benda di kamar OTG, seperti tempat tidur, meja, dan kursi menggunakan sabun atau detergen rumahan. Kemudian, larutkan larutan NaOCl 0,5 persen (setara 1 bagian larutan pemutih dan 9 bagian air) untuk proses dekontaminasi.
Pencucian baju dan seprai
Untuk mencuci baju, seprai, handuk, dan masker kain milik OTG, rendam pada air hangat yang telah dicampur detergen selama 5 hingga 10 menit. Setelah itu, cuci dan bilas dengan air mengalir. Lalu, keringkan di bawah sinar matahari.
Pembatasan fisik dan jaga jarak
Saat menjalani isolasi mandiri, OTG dan satu orang perawatnya harus tetap melakukan pembatasan fisik. Jaga jarak aman minimal satu hingga dua meter. Hindari pula berdekatan dalam waktu lebih dari 15 menit.
Selalu perhatikan gejala
Meski disebut dengan OTG, pasien tetap mungkin untuk mengalami gejala COVID-19. Dikutip dari laman RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, OTG tetap akan menunjukkan gejala, tapi bukan di awal waktu.
Gejala akan muncul lebih lama, yaitu pada rentang 24 hari atau hampir satu bulan setelah terinfeksi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memantau setiap keluhan yang muncul, seperti demam, batuk, sesak napas, nyeri tenggorokan, dan lainnya.
Kriteria sembuh
Untuk saat ini, sembuh atau tidaknya seseorang dari COVID-19 hanya bisa ditetapkan oleh dokter.
Menurut Kementerian Kesehatan, pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, sedang, dan berat dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan mendapat surat selesai pemantauan.
Untuk memastikan konsentrasi atau ada tidaknya SARS-CoV-2 di dalam tubuh, dokter akan melakukan serangkaian tes, terutama polymerase chain reaction (PCR). Pada pasien dengan gejala berat atau kritis, tes mungkin dilakukan beberapa kali dan gejalanya dipantau hingga benar-benar hilang.
Nah, itulah ulasan tentang pedoman isolasi mandiri yang sepatutnya diperhatikan dan diterapkan. Jangan lupa perbanyak asupan makanan bergizi untuk meningkatkan kekebalan agar cepat sembuh, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!