Share This Article
Seseorang yang terinfeksi virus COVID-19 baik yang sedang menjalani isolasi mandiri maupun perawatan di rumah sakit perlu menjaga pola makan agar mendapatkan nutrisi yang tepat.
Hal itu sangat penting agar sistem kekebalan tubuh meningkat. Agar tidak salah, simak yuk panduan makan dan nutrisi yang benar bagi pasien COVID-19.
Pentingnya pemberian nutrisi pada pasien COVID-19
Perlu kamu ketahui bahwa pemberian nutrisi yang benar dapat berperan baik sebagai tindakan pencegahan maupun sebagai terapi. Melansir dari Panduan Praktis Penatalaksanaan Nutrisi COVID-19 untuk tindakan pencegahan, rekomendasi yang dapat diberikan adalah:
- Makan makanan yang sehat dan seimbang sesuai dengan kebutuhan.
- Tingkatkan daya tahan tubuh dengan asupan tinggi protein.
- Tingkatkan asupan sayuran dan buah sumber vitamin dan mineral.
- Cuci tangan dan bahan makanan sebelum diolah.
- Tidur yang cukup dan cegah dehidrasi.
Baca juga: Selama Isolasi Mandiri, Ini 4 Poin Penting Pemantauan Pasien Positif COVID-19
Kebutuhan energi pada pasien positif COVID-19
Proses infeksi virus dan inflamasi dapat meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi. Untuk mencegahnya diperlukan perhitungan kebutuhan energi yang sesuai.
Pada pasien COVID-19 terjadi ketidakseimbangan kebutuhan energi. Pada kondisi ini terjadi peningkatan konsumsi energi yang disebabkan oleh demam, peningkatan kerja otot-otot pernapasan serta ventilasi mekanik. Konsumsi energi yang meningkat akan meningkatkan kebutuhan energi.
Virus COVID-19 ini menyerang langsung ke saluran cerna. Demikian juga obat-obatan atau intoleransi nutrisi enteral menyebabkan diare, mual, muntah dan disfungsi saluran cerna yang lain, sehingga menimbulkan malabsorbsi dan kehilangan zat-zat gizi.
Kebutuhan energi dihitung berdasarkan status gizi, kondisi klinis dan hemodinamik, pemeriksaan penunjang, dan adanya penyakit komorbid pada pasien. Energi diberikan sebesar:
- Orang dalam pemantauan (ODP) dan PDP geriatri = 30–35 kkal/kg BB/hari.
- Pasien dalam pengawasan (PDP) = 30–35 kkal/kgBB/hari.
Pemberian nutrisi yang tepat untuk kebutuhan gizi
Makronutrien
1. Kebutuhan energi
- PDP kondisi stabil: 30 -35 kkal/kgbb/hari.
- ODP dan PDP Geriatri: 30 kkal/kgbb/hari.
- PDP kondisi berat, kritis, malnutrisi berat (IMT <16 kg/m2 ): 25-30 kkal/kgbb/hari.
Target kalori maksimal 60 persen pada hari pertama sampai dengan hari ketiga karena berisiko mengalami overfeeding.
2. Kebutuhan karbohidrat
- PDP kondisi stabil: 50 persen dari total kebutuhan energi.
- ODP dan PDP geriatri: 50 persen dari total kebutuhan energi.
- PDP kondisi berat, kritis, atau malnutrisi berat: maksimal 50 persen (tidak diberikan dalam jumlah tinggi untuk mengurangi produksi CO2 sebagai hasil akhir metabolisme karbohidrat).
3. Kebutuhan protein
- PDP kondisi stabil: 20 persen dari total kebutuhan energi (diberikan protein tinggi untuk meningkatkan sistem imun dan mengatasi inflamasi akut).
- ODP dan PDP Geriatri: 15 persen dari total kebutuhan energi (tidak diberikan terlalu tinggi karena pada pasien geriatri umumnya mengalami penurunan fungsi ginjal).
- PDP kondisi berat, kritis, atau malnutrisi berat: 20-25 persen dari total kebutuhan energi (diberikan protein lebih tinggi untuk meningkatkan sistem imun, mengatasi inflamasi akut dan katabolisme).
- Untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal diberikan protein 7-10 persen (0,6 – 0,8 g/kgbb/hari disesuaikan dengan derajat gangguan fungsi ginjal).
Diberikan protein dengan nilai biologis tinggi dengan rasio protein hewani dibagi nabati yaitu sebesar 67 persen dibagi 33 persen.
4. Kebutuhan lemak
- PDP kondisi stabil: 30 persen dari total kebutuhan energi.
- PDP geriatri: 35 persen dari total kebutuhan energi.
- PDP kondisi berat, kritis, atau malnutrisi berat: 25-30 persen dari total kebutuhan energi.
Mikronutrien (vitamin dan mineral)
Kebutuhan mikronutrien ini dipenuhi dengan pemberian:
- Sayur minimal 200 gram/hari,.
- Buah minimal 200 g/hari.
- Susu dan oral nutrition suplemen (ONS).
Perlu kamu ketahui bahwa pemberian nutrisi yang optimal pada pasien COVID-19 bukan hanya mampu memperbaiki kondisi pasien, tetapi juga akan menurunkan risiko mortalitas dan morbiditas penyakit.
Sebelum menentukan nutrisi yang sesuai, perlu dilakukan skrining status nutrisi pada pasien gejala ringan, sedang, maupun berat. Skrining ini sebaiknya dilakukan secara berkala, terutama pada pasien dengan komorbid, pasien gejala berat, dan pasien malnutrisi.
Melalui skrining tersebut, penyesuaian nutrisi dapat dilakukan sejalan dengan kondisi pasien. Kemudian nutrisi yang diperlukan pada kondisi pasien COVID-19 terdiri dari makronutrien dan mikronutrien.
Pada kasus gejala ringan, pemberian makanan tinggi vitamin dan mineral, seperti vitamin A, C, D, E, serta mineral zinc dan zat besi dapat diberikan melalui makanan ataupun berupa suplementasi makanan.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!