Share This Article
Oksigen sangat dibutuhkan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Kurangnya oksigen dalam darah dapat memengaruhi fungsi jantung dan otak. Maka dari itu, bagi pasien COVID-19 penting untuk selalu memerhatikan saturasi oksigen.
Pada dasarnya, saturasi oksigen mengukur persentasi oksihemoglobin (hemoglobin yang terikat oksigen) dalam darah.
Lalu, berapakah saturasi yang normal untuk anak, orang dewasa, dan lanjut usia (lansia)? Untuk mengetahui informasi selengkapnya, yuk simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga: Wajib Tahu! Ini 4 Cara Membedakan Oksimeter Asli dan Palsu
COVID-19 dan kadar oksigen rendah dalam darah
COVID-19 diketahui dapat menimbulkan beberapa gejala. Namun di samping itu, menurut Minnesota Department of Health, banyak orang dengan COVID-19 memiliki kadar oksigen yang rendah dalam darah mereka, meskipun mereka merasa sehat.
Penting untuk diketahui bahwa kadar oksigen yang rendah dapat menjadi tanda peringatan dini dan ini memerlukan penanganan medis dengan segera.
Maka dari itu, pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri penting untuk mengukur kadar oksigen menggunakan alat yang dikenal sebagai pulse oximeter. Pulse oximeter sendiri dapat mengukur berapa banyak oksigen dalam darah seseorang.
Untuk menggunakannya pun caranya cukup mudah, kamu hanya perlu menjepitkan alat ini ke jari.
Berapa saturasi oksigen normal?
Sebelum mengukur kadar oksigen dalam darah dengan alat, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu berapa saturasi oksigen normal dalam tubuh. Nah, berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.
Anak-anak
Dikutip dari laman Centers for Disease Control dan Prevention (CDC), saturasi oksigen yang normal untuk anak-anak adalah 95-100 persen. Ketika anak terinfeksi COVID-19, penting bagi orang tua untuk selalu memantau gejala serta memeriksa secara rutin saturasi oksigennya.
Orang dewasa
Sementara itu, saturasi oksigen yang dikatakan normal biasanya antara 95-100 persen untuk orang dewasa.
Lansia
Perlu kamu ketahui bahwa lansia merupakan kelompok yang juga harus benar-benar memerhatikan kadar oksigennya. Untuk lansia sendiri, kadar oksigen normal juga berada di angka 95-100 persen.
Ketika kadar oksigen berada di bawah angka tersebut, ini membutuhkan perhatian medis dengan segera. Sebab, hal tersebut dapat berarti bahwa organ, jaringan, dan sel tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik.
Baca juga: Daftar Laboratorium Afiliasi Kemenkes Terbaru untuk Tes COVID-19
Apa yang terjadi jika kadar oksigen terlalu rendah?
Penting untuk diketahui bahwa kadar oksigen darah di bawah normal dikenal dengan hipoksemia. Hipoksemia sendiri seringkali menimbulkan kekhawatiran.
Semakin rendah kadar oksigen, maka semakin berlangsung serius pula hipoksemia. Hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi pada jaringan organ tubuh.
Dikutip dari laman Healthline, ketika kadar oksigen darah berada di luar kisaran normal, ada beberapa gejala yang mungkin saja dialami oleh pasien. Adapun beberapa gejala tersebut di antaranya adalah:
- Kesulitan untuk bernapas
- Nyeri dada
- Kebingungan
- Sakit kepala
- Detak jantung cepat.
Jika kadar oksigen darah terus menerus rendah, ini dapat menimbulkan gejala sianosis. Sianosis sendiri ditandai dengan perubahan warna menjadi kebiruan pada dasar kuku, kulit, ataupun selaput lendir.
Penanganan kadar oksigen rendah
Berdasarkan CDC, terapi oksigen diperlukan bagi pasien COVID-19 dengan saturasi oksigen di bawah 90 persen.
Sekalipun, jika pasien tidak menunjukkan gejala fisik akibat kadar oksigen yang rendah. Terlebih lagi pada pasien yang menunjukkan gejala fisik, sebaiknya segeralah mulai untuk memberikan terapi oksigen.
Pada dasarnya, terapi oksigen aman untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Kondisi yang dapat memengaruhi saturasi oksigen
Perlu kamu ketahui bahwa terdapat beberapa kondisi lain yang dapat memengaruhi saturasi oksigen. Gangguan darah, masalah sirkulasi, hingga masalah paru-paru adalah beberapa kondisi yang dapat mencegah tubuh menyerap atau mengangkut oksigen yang cukup.
Hal tersebut dapat menurunkan tingkat saturasi oksigen darah. Beberapa kondisi lain selain COVID-19 yang dapat memengaruhi saturasi oksigen dapat meliputi:
- Infeksi saluran pernapasan, seperti pilek dan flu
- Asma
- Anemia
- Penyakit jantung
- Emboli paru.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai saturasi oksigen yang normal untuk anak-anak, orang dewasa, dan lansia. Ingat, memerhatikan saturasi oksigen menjadi hal yang tidak boleh luput dari perhatian. Selain itu, pasien COVID-19 juga diharuskan selalu memantau gejala yang dialami.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!