Share This Article
Sejak awal pandemi COVID-19 hingga saat ini, virus terus bermutasi menjadi berbagai jenis baru atau varian. Varian virusnya pun sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk juga Indonesia.
Varian baru virus COVID-19 pun mulai bermutasi menjadi Delta, Kappa, dan Lambda. Namun dari ketiga varian tersebut, apakah kamu sudah mengetahui perbedaannya?
Perbedaan gejala COVID-19 varian Delta, Kappa dan Lambda
Diketahui bahwa beberapa pakar dan institusi kesehatan di seluruh dunia telah menemukan adanya mutasi virus SARS-CoV-2. Varian atau jenis virus COVID-19 yang baru ini dinamai varian Delta, Lambda, dan Kappa. Berikut ini perbedaannya:
1. Varian Delta
Varian virus delta (B.1.617.2), Kasus kali pertama ditemukan di India pada Oktober 2020.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkategorikannya sebagai varian perhatian (VOC). Varian virus ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi dan telah menyebabkan wabah di beberapa negara lain. Selain itu, varian ini juga menyebabkan gejala yang lebih parah daripada strain virus COVID-19 awal.
Saat ini arian Delta dari virus corona sudah menyebar ke lebih dari 70 negara. Bahkan sudah menjadi varian dominan di India dan Inggris.
Gejala virus COVID-19 varian Delta, yaitu:
- Demam
- Pilek
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
2. Varian Kappa
Varian Kappa juga dikenal sebagai (B.1.167.1) , pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.
Ini adalah strain mutan ganda dari coronavirus karena terdiri dari dua jenis virus – mutasi E484Q dan mutasi L452R. Mutasi E484Q identik dengan mutasi E484K yang diidentifikasi dalam “variant of concern” di Brasil dan Afrika Selatan.
Sedangkan mutasi L452R, yang berasal dari California dapat menghindari pertahanan alami sistem kekebalan tubuh kita. Karena sifatnya yang kompleks, WHO telah mengidentifikasinya sebagai “variant of interest”.
Gejala penularan varian Kappa adalah
- Ruam di sekujur tubuh
- Demam tinggi
- Mata merah dan berair
3. Varian Lambda
Varian Lambda juga dikenal dengan kode varian: C.37. Kasus varian ini kali pertama ditemukan di Peru pada Desember 2020.
Varian ini terditeksi di di lebih dari 30 negara. Berbeda dengan jenis varian Alfa, Beta, Gamma, dan Delta, varian jenis ini disebut sebagai variant of interest.
Hingga saat ini, belum ditemukan bukti yang cukup untuk memastikan apakah COVID-19 varian Lambda lebih mudah menular atau lebih berat gejalanya dibandingkan varian lain.
Namun, laporan kasus sejauh ini menunjukkan bahwa tingkat penularannya tidak berbeda jauh dengan virus COVID-19 jenis pertama.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!