Share This Article
Rapid test dan swab test merupakan jenis tes yang paling dikenal saat pandemi COVID-19. Masing-masing tes memiliki perbedaan, baik dari segi pengambilan sampel hingga cara kerja.
Agar kamu lebih memahami perbedaan rapid test dan swab test, simak ulasannya, yuk!
Baca juga: Jenis-jenis Tes COVID: Kelebihan, Kekurangan, dan Kisaran Biayanya
Perbedaan rapid test dan swab test
Tes COVID-19 dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat infeksi virus corona di dalam tubuh seseorang atau tidak. Baik rapid test maupun swab test memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
Nah, berikut ini adalah perbedaan dari rapid test dan swab test yang perlu kamu ketahui:
Mengenal rapid test antibodi
Terdapat dua jenis rapid test, yakni rapid test antibodi dan antigen. Rapid test antibodi merupakan tes COVID-19 yang saat ini umum digunakan. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap virus.
Pemeriksaan rapid test antibodi menggunakan sampel darah. Adapun dua jenis antibodi yang dideteksi yakni IgG serta IgM. Immunoglobin G (IgG) adalah antibodi yang terdapat dalam darah dan cairan tubuh lainnya, yang melindungi dari infeksi bakteri maupun virus.
Di sisi lain, Immunoglobin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dibentuk oleh tubuh ketika ada infeksi baru. Antibodi sendiri diproduksi selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelah paparan virus.
Kelebihan dan kekurangan
Pada rapid test antibodi waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasilnya tergolong cepat, yakni sekitar 10 hingga 15 menit.
Meskipun demikian, rapid test tidak bisa dijadikan patokan untuk mendiagnosis infeksi aktif dari COVID-19. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki hasil rapid test antibodi positif, diharuskan melakukan pemeriksaan lanjutan, yakni tes swab.
Tak hanya itu, melansir Harvard Health Publishing, hasil negatif palsu mungkin saja terjadi jika tes antibodi dilakukan terlalu dini. Sebab, sistem kekebalan tubuh membutuhkan waktu sekitar satu atau dua minggu setelah infeksi untuk menghasilkan antibodi.
Hasil dari rapid test antibodi memang memiliki waktu yang cepat. Namun, tes ini hanya mendeteksi antibodi sebagai respons terhadap virus, bukan virus itu sendiri.
Mengenal rapid test antigen
Selain rapid test antibodi, terdapat jenis rapid test lainnya yang juga digunakan saat ini, yakni rapid test antigen.
Dilansir publikasi yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO), tes ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan protein virus (antigen) yang diekspresikan oleh virus COVID-19 dalam sampel dari saluran pernapasan.
Antigen yang terdeteksi hanya dapat dilihat jika virus bereplikasi secara aktif. Maka dari itu, tes ini paling baik digunakan untuk mendeteksi infeksi dini.
Kelebihan dan kekurangan
Untuk melihat hasil rapid test antigen, dibutuhkan waktu sekitar 15 hingga 30 menit. Rapid test antigen juga dipercaya lebih akurat dibandingkan dengan rapid test antibodi.
Pada beberapa waktu lalu, Food and Drug Administration (FDA) memberi peringatan kepada staf laboratorium klinis serta penyedia layanan kesehatan bahwa hasil positif palsu mungkin saja terjadi, ketika petunjuk penggunaan tidak diikuti dengan baik.
Tak hanya itu, tes antigen memiliki waktu yang jauh lebih cepat dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan tes PCR. Meskipun demikian, rapid test antigen memiliki sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan PCR.
Baca juga: Penting! Ini Perbedaan Rapid Test dan PCR COVID-19, dari Fungsi hingga Biayanya
Mengenal swab test
Selain rapid test antibodi, jenis tes lainnya yang paling dikenal oleh masyarakat adalah swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction). Swab test bertujuan untuk mendeteksi keberadaan materi genetik virus menggunakan teknik reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT PCR).
Pada uji diagnostik ini, sampel dapat diambil melalui swab hidung atau tenggorokan. Oleh karenanya, tes ini lebih dikenal sebagai swab test. Meskipun demikian, sampel air liur juga dapat digunakan.
Swab test hanya berkerja pada DNA, sedangkan virus COVID-19 menggunakan RNA sebagai kode genetiknya. Setelah pengambilan sampel dilakukan, sampel akan dikirim ke laboratorium di mana RNA dari virus corona akan diubah menjadi DNA.
DNA kemudian diperkuat, yang berarti akan ada banyak salinan DNA virus dibuat, sehingga hasilnya akan lebih mudah untuk dideteksi.
Kelebihan dan kekurangan
Hasil dari swab test dapat diketahui 6-8 jam pada hari yang sama, atau membutuhkan waktu beberapa hari, bergantung pada kapasitas laboratorium. Swab test memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Di sisi lain, swab test memerlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan rapid test.
Swab test merupakan uji diagnostik yang direkomendasikan oleh WHO untuk mengidentifikasi COVID-19. Perbedaan dari rapid test dan swab test juga bisa dilihat dari sensitivitasnya.
Swab test memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi, sehingga dapat mendeteksi jumlah terkecil dari SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.
Namun, ini juga bisa menyebabkan seseorang yang sudah tidak infeksius memiliki hasil tes yang masih positif, seperti dilansir Nature.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk donwload aplikasi Good Doctor sekarang juga.