Share This Article
Setelah vaksinasi COVID-19, kamu mungkin berpikir untuk melakukan tes antibodi untuk melihat apakah vaksin tersebut sudah bekerja dalam melawan virus.
Tapi dapatkah hasil tes antibodi ini benar-benar memberitahu kita jika vaksin COVID-19 efektif? Kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes antibodi setelah vaksin? Ini ulasannya!
Apa itu antibodi?
Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk melawan infeksi seperti virus dan dapat membantu menangkal kejadian infeksi yang sama di masa depan.
Antibodi dapat membutuhkan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk berkembang di dalam tubuh, termasuk setelah terpapar infeksi SARS-CoV-2 (COVID-19). Tapi, tidak diketahui berapa lama mereka tinggal di dalam darah.
Tes antibodi COVID-19 atau yang juga dikenal sebagai tes serologi, merupakan tes darah yang dapat mendeteksi apakah seseorang memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2.
Vaksin COVID-19 dan antibodi
Manusia tidak memiliki antibodi untuk melawan SARS-CoV-2 dalam sistem kekebalannya. Salah satu cara untuk membangun antibodi adalah dengan vaksinasi.
Vaksin memprioritaskan sistem kekebalan untuk melawan penyerang potensial. Vaksinasi menyiapkan sistem imun untuk situasi di mana ketika patogen menyerang tubuh, respons kekebalan akan cepat dan memadai.
Apakah tes antibodi bisa menunjukkan jika vaksinasi COVID-19 efektif?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC tidak menyarankan tes antibodi untuk menilai kekebalan setelah mendapatkan vaksin.
Orang yang divaksinasi sangat mungkin mendapatkan hasil negatif dari tes serologi, bahkan jika vaksin itu berhasil membentuk antibodi dan melindungi tubuh kamu. Itu karena tes serologi yang berbeda mendeteksi antibodi ke berbagai bagian virus.
Kamu mungkin tergoda untuk menjalani tes antibodi beberapa hari setelah mendapatkan vaksin COVID-19 untuk mengetahui efektivitasnya. Tapi itu bukanlah suatu keharusan.
Para ahli mengatakan produksi antibodi setelah suntikan vaksin bervariasi dari orang ke orang tergantung pada sejumlah faktor biologis.
Kapan sebaiknya melakukan tes antibodi setelah vaksinasi COVID-19?
Jika kamu sangat ingin melakukan tes antibodi setelah vaksin, ada baiknya menunggu antara 28 hingga 35 hari setelah kamu mendapatkan dosis kedua.
Saat ini ada terlalu banyak hal yang tidak diketahui soal efektivitas mendapatkan tes antibodi setelah vaksin COVID-19 dan mengharapkan hasil yang nyata, terutama jika sistem kekebalan kamu terganggu.
Cara membaca hasil tes antibodi
Tes antibodi tidak mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 untuk mendiagnosis COVID-19. Tes ini dapat mengembalikan hasil tes negatif bahkan pada pasien yang terinfeksi.
Misalnya, jika antibodi belum berkembang sebagai respons terhadap virus atau mungkin menghasilkan hasil positif palsu (misalnya, jika antibodi terhadap jenis virus corona lain terdeteksi).
Jadi hasil tes antibodi tidak boleh digunakan untuk mengevaluasi apakah kamu saat ini terinfeksi atau memiliki kemampuan untuk menginfeksi orang lain.
1. Bagaimana jika hasil tes antibodi positif?
Hasil positif artinya kamu sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19 di dalam sampel kamu. Apabila kamu mendapatkan hasil tes positif pada tes antibodi SARS-CoV-2, ada kemungkinan kamu baru atau sebelumnya pernah terinfeksi COVID-19.
Ada juga kemungkinan hasil positif salah, yang disebut ‘positif palsu’. Hasil positif palsu itu artinya sebenarnya tubuh kamu belum memiliki antibodi terhadap COVID-19, karena belum pernah terinfeksi sebelumnya.
Tes positif palsu mungkin terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:
- Tes antibodi dapat mendeteksi virus corona selain SARS-CoV-2, seperti yang menyebabkan flu biasa
- Jenis tes ini bekerja paling baik pada populasi dengan tingkat infeksi lebih tinggi
2. Bagaimana jika hasil tes antibodi negatif?
Hasil negatif pada tes antibodi SARS-CoV-2 berarti antibodi terhadap virus tidak terdeteksi dalam sampel kamu. Hasil tersebut dapat berarti:
- Kamu belum pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya
- Kamu pernah menderita COVID-19 di masa lalu, tetapi tidak mengembangkan atau belum mengembangkan antibodi yang dapat dideteksi. Tidak diketahui apakah semua individu yang terinfeksi akan mengembangkan respons antibodi yang dapat dideteksi
- Hasilnya mungkin salah, yang disebut negatif palsu. Ini terjadi ketika tes tidak mendeteksi antibodi meskipun kamu mungkin memiliki antibodi khusus untuk SARS-CoV-2
3. Apakah tes antibodi positif berarti kita kebal terhadap COVID-19?
Melansir FDA, tes antibodi positif tidak selalu berarti kamu kebal dari infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Sebab tidak diketahui apakah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 akan melindungi kamu dari infeksi lagi. Ini juga tidak menunjukkan apakah kamu dapat menulari orang lain dengan SARS-CoV-2.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!