Share This Article
Pembekuan darah adalah gumpalan darah yang berubah dari cair menjadi seperti gel atau setengah padat. Proses ini diperlukan untuk mencegah kamu kehilangan darah terlalu banyak ketika terluka.
Saat gumpalan terbentuk di dalam salah satu pembuluh darah, itu tidak akan selalu larut dengan sendirinya.
Jika sampai pecah dan mengalir ke jantung atau paru-paru, itu bisa menghalangi aliran darah dan membahayakan jiwa.
Baca juga: Catat, Berikut Gejala Emboli Paru yang Harus Diwaspadai
Proses terjadinya pembekuan darah
Dilansir Hemaware.org, proses pembekuan darah adalah kejadian kimiawi yang kompleks. Setidaknya ini melibatkan 10 jenis protein berbeda yang disebut sebagai faktor pembekuan darah.
Namun secara sederhana, kurang lebih prosesnya adalah sebagai berikut:
- Cedera. Luka pada kulit atau luka dalam akan menyebabkan robekan kecil di dinding pembuluh darah, yang menyebabkan terjadinya aliran darah.
- Penyempitan pembuluh. Untuk mengontrol kehilangan darah, pembuluh darah segera menyempit (disebut penyempitan), dan membatasi aliran darah melalui pembuluh tersebut.
- Sumbatan trombosit. Menanggapi cedera, sel-sel kecil dalam darah yang disebut trombosit diaktifkan. Trombosit menempel satu sama lain dan ke lokasi luka untuk membentuk sumbat. Faktor protein von Willebrand (VWF) membantu trombosit menempel satu sama lain dan ke dinding pembuluh darah.
- Bekuan fibrin. Selanjutnya, faktor pembekuan darah memicu produksi fibrin, yang merupakan zat kuat seperti untaian yang mengelilingi sumbat trombosit dan membentuk gumpalan fibrin, jaring seperti jaring yang menjaga sumbat tetap kencang dan stabil.
- Gumpalan menguat dan menutup luka. Selama beberapa waktu berikutnya, gumpalan menguat dan kemudian larut saat dinding pembuluh darah yang terluka sembuh.
Bagaimana pembekuan darah memengaruhi kesehatan
Kita sering menganggap pembuluh darah akan menjaga cairan vital bergerak melalui tubuh kita dengan kecepatan yang sehat secara terus menerus. Padahal terkadang aliran darah melambat dan menggumpal, sampai mendatangkan masalah pada kesehatan.
Menurut ulasan pada Heart.org, gumpalan darah atau trombus dapat bergerak melalui aliran darah sampai tersangkut di lorong sempit. Kondisi ini disebut sebagai embolus.
Kondisi ini akan membuat darah tidak bisa lagi melewati vena dan mencapai organ. Emboli pada arteri koroner dapat menyebabkan serangan jantung, pada arteri serebral dapat menyebabkan stroke.
Di vena, bekuan darah disebut tromboemboli vena (VTE), dan memiliki dua kondisi terkait: trombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru (PE). Ketika salah satu hal ini terjadi, itu pertanda kamu membutuhkan perhatian medis segera.
Benarkah vaksin COVID-19 bisa jadi pemicu pembekuan darah?
Beberapa waktu yang lalu, sejumlah negara Eropa telah menghentikan sementara penggunaan vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca. Penyebabnya adalah laporan gangguan pembekuan darah langka dan kematian pada beberapa orang yang disuntik vaksin tersebut.
Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan, meskipun Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyatakan bahwa manfaat vaksin tersebut lebih besar daripada risikonya.
“Saat ini tidak ada indikasi bahwa vaksinasi telah menyebabkan kondisi ini, yang tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin ini,” kata EMA seperti dilansir Gavi.
Hasil investigasi
Menurut AstraZeneca, dari sekitar 17 juta orang yang diberikan vaksin di seluruh Uni Eropa dan Inggris, sejauh ini terdapat 15 kejadian trombosis vena dalam dan 22 kejadian emboli paru yang dilaporkan pada 8 Maret.
“Ini jauh lebih rendah daripada yang diharapkan terjadi secara alami pada populasi umum sebesar ini dan serupa dengan vaksin COVID-19 berlisensi lainnya,” kata perusahaan itu.
Sebagai perbandingan, jenis pembekuan darah ini memengaruhi sekitar satu dari seribu orang dewasa setiap tahun. Ini berarti bahwa dalam populasi 17 juta, kamu akan melihat 17 ribu gumpalan setiap tahun, atau lebih dari 320 setiap pekan.
Kesimpulan
Dalam tinjauan pendahuluannya, EMA menyimpulkan bahwa kasus pembekuan darah pada orang yang divaksinasi dengan Vaksin COVID-19 AstraZeneca memiliki beberapa poin penting, yakni:
- Manfaat vaksin dalam memerangi ancaman COVID-19 yang masih meluas lebih besar daripada risiko efek sampingnya;
- Vaksin tidak terkait dengan peningkatan risiko pembekuan darah secara keseluruhan (kejadian tromboemboli) pada mereka yang menerimanya;
- Tidak ada bukti adanya masalah yang terkait dengan bets tertentu dari vaksin atau ke lokasi produksi tertentu.
Namun, vaksin dapat dikaitkan dengan kasus pembekuan darah yang sangat jarang yang terkait dengan trombositopenia, yaitu rendahnya tingkat trombosit darah dengan atau tanpa perdarahan.
Baca juga: Apakah Memakai Masker di Dalam Rumah Efektif Cegah COVID-19?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!