Share This Article
Setelah beberapa vaksin telah mendapatkan izin penggunaan darurat, kali ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization/EUA kepada vaksin buatan perusahaan Amerika Serikat, Moderna.
Untuk mengetahui fakta selengkapnya mengenai vaksin Moderna yang telah disetujui oleh BPOM, yuk simak ulasannya di bawah ini!
Baca juga: Moms Wajib Tahu, Ini Jenis Tes COVID-19 yang Dianjurkan untuk Anak
Mengenal vaksin Moderna
Vaksin Moderna atau yang juga dikenal sebagai vaksin mRNA-1273 adalah salah satu vaksin yang digunakan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Vaksin ini diproduksi oleh Moderna Inc, yang merupakan sebuah perusahaan farmasi dan bioteknologi di Amerika Serikat. Mereka fokus meneliti dan mengembangkan obat-obatan serta vaksin.
Vaksin Moderna sendiri termasuk jenis vaksin mRNA, dengan cara kerja berbeda dari vaksin lain.
Ya, perlu diketahui bahwa vaksin mRNA bekerja dengan cara mengirimkan kode genetik pada sel-sel tubuh, untuk membuat protein yang dapat memicu respons imun tubuh.
Dengan demikian, tubuh akan membuat antibodi. Antibodi ini kemudian mengembangkan kekebalan yang bertahan lebih lama untuk melawan virus penyebab SARS-CoV-2, jika menginfeksi tubuh pada tahap selanjutnya.
Efikasi vaksin Moderna
Perlu kamu ketahui bahwa penerbitan EUA kepada vaksin Moderna bukan tanpa alasan.
Pasalnya, hal tersebut berdasarkan pertimbangan dari hasil dari uji klinis fase ketiga dan pengkajian Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta BPOM.
Kepala BPOM, Penny Lukito, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga vaksin Moderna memiliki efikasi mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun. Sementara itu, pada kelompok usia di atas 65 tahun, efikasinya sebesar 86,4 persen.
Penny juga mengatakan bahwa penerbitan EUA ini untuk merespons kebutuhan vaksin yang sangat tinggi. Terutama dalam mendukung upaya program vaksinasi nasional.
Vaksin Moderna aman digunakan pada orang dengan komorbid
Dari hasil uji klinis fase ketiga, vaksin Moderna diklaim aman digunakan pada populasi masyarakat dengan penyakit penyerta atau komorbid.
“Vaksin aman pada kelompok populasi komorbid berdasarkan uji klinis fase tiga, pasien dengan paru-paru kronis, jantung, obesitas diabetes, HIV dan liver,” ujar Penny seperti dikutip dari laman CNN Indonesia.
Akan tetapi, penggunaan vaksin ini tidak boleh digunakan sembarangan. Sebab, vaksin Moderna akan lebih baik jika digunakan pada usia 18 tahun ke atas.
Sama halnya seperti vaksin Sinovac ataupun AstraZeneca, vaksin Moderna juga merupakan vaksin yang membutuhkan dua dosis suntik. Vaksin Moderna dapat digunakan untuk warga berusia 18 tahun ke atas melalui injeksi intramuskuler berdosis 0,5 ml.
Adapun rentang waktu penyuntikan yakni satu bulan setelah mendapatkan dosis pertama.
Baca juga: Benarkah Mencampur Vaksin COVID-19 Pfizer dan AstraZeneca Menghasilkan Antibodi yang Lebih Kuat?
Vaksin mRNA pertama yang mendapatkan EUA
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Moderna adalah vaksin yang berbasis mRNA. Terkait dengan hal ini, vaksin Moderna menjadi vaksin mRNA pertama yang mendapatkan izin penggunaan darurat alias EUA dari BPOM.
Vaksin Sinovac, AstraZeneca, hingga Sinopharm adalah beberapa vaksin yang sebelumnya juga telah mendapatkan EUA dari BPOM.
Berdasarkan penjelasan Penny, vaksin Moderna akan masuk melalui jalur bantuan dari Amerika Serikat yang disalurkan melalui Covax Facility.
Apa efek sampingnya?
Penting untuk diingat bahwa manfaat vaksin lebih besar dibandingkan dengan risikonya. Secara umum, keamanan vaksin dapat ditoleransi dengan baik reaksi lokal maupun sistemik dengan status grade 1 dan 2.
Adapun beberapa efek samping yang sering kali dikeluhkan di antaranya adalah:
- Kelelahan
- Nyeri di tempat suntikan
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi
Umumnya, efek samping dirasakan setelah penyuntikkan dosis kedua vaksin.
Apakah vaksin Moderna dapat melindungi dari varian baru virus corona?
Seperti yang sudah diketahui bahwa saat ini terdapat beberapa varian baru dari virus corona. Berdasarkan World Health Organization (WHO), sejauh ini bukti menunjukkan bahwa vaksin Moderna efektif untuk melawan varian baru virus corona.
Varian baru tersebut termasuk yang kali pertama diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan. Meskipun demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui efektivitas vaksin Moderna dalam melawan varian baru COVID-19.
Itulah beberapa informasi mengenai vaksin Moderna yang sudah disetujui oleh BPOM. Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, jangan lupa selalu terapkanlah protokol kesehatan, ya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!