Share This Article
Sekolah tatap muka rencananya akan kembali dimulai pada Juli 2021. Sebelumnya sempat dilakukan uji coba sekolah tatap muka bertahap di beberapa daerah.
Tapi situasi pandemi COVID-19 yang memburuk, membuat banyak pihak meminta sekolah tatap muka ditunda. Seperti dikutip dari Kompas.com, wakil ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta pembelajaran tatap muka diundur dua hingga tiga bulan lagi.
Anak-anak harus kembali sekolah dari rumah
Beberapa anak mungkin sudah antusias kembali ke sekolah. Mereka sudah berharap bisa kembali bertemu dan bermain dengan teman-temannya. Bagaimana jika mereka kecewa saat tahu sekolah tatap muka kembali diundur?
Beberapa anak mungkin akan mengerti saat diberi penjelasan sederhana. Tetapi ada anak-anak lain yang merasa sangat kecewa hingga menangis dan sulit mengendalikan rasa kecewanya. Berikut tips yang bisa Moms lakukan:
- Ajari anak untuk memahami ada hal yang bisa ia ubah sendiri dan tidak. Moms bisa mengajak anak untuk memahami bahwa ada keputusan yang dibuat di luar kendali kita.
- Setelah itu, Moms bisa mengajak anak untuk memvalidasi perasaan anak. Misalnya dengan mengatakan, “ibu tahu kamu kesal.” Kemudian diskusikan tentang cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa kecewanya.
- Jangan hukum anak karena reaksi negatifnya. Anak yang kecewa mungkin akan menunjukkan reaksi seperti menangis dan bertingkah tak terkendali. Pahami bahwa itu adalah cara anak membahasakan emosinya.
- Bantu anak untuk meluapkan emosi dengan cara yang tepat tanpa harus melakukan hal-hal yang bisa menyebabkan masalah.
- Ingatkan anak untuk menjadikan rasa kecewa sebagai pelajaran. Bahwa dengan melewati rasa kecewa, nantinya mereka juga bisa merasakan emosi lain seperti kegembiraan dan rasa senang, saat mereka sudah bisa bersekolah lagi.
Tips memotivasi anak sekolah online
Karena sekolah tatap muka belum memungkinkan untuk dilakukan, maka anak akan kembali dengan sekolah online. Sebagai orang tua, Moms perlu mencari cara untuk tetap menyemangati anak.
Karena belajar online memang memiliki tantangan tersendiri. Anak mudah bosan atau mengantuk karena kondisi di rumah lebih santai. Selain itu, belajar online juga membuat anak kurang fokus, karena bisa teralihkan oleh banyak hal di sekitarnya.
Hal ini tentu berbeda dengan belajar di sekolah, seperti yang diungkap psikolog anak, Emily Mudd, PhD, dikutip dari Cleveland Clinic.
“Semua stimulasi di lingkungan sekolah baik untuk perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak-anak,” kata Dr. Mudd. “Ketika anak-anak masuk ke gedung sekolah, mereka tahu sudah waktunya untuk belajar.”
Untuk itu, orang tua perlu memberlakukan situasi, agar menciptakan suasana seperti di sekolah. Berikut beberapa tipsnya:
Struktur dan rutinitas
Walaupun belajar dari rumah, tetapi jadwal belajar akan tetap sama. Mata pelajaran, guru dan teman sekolah juga tetap sama.
Karena itu, pastikan anak memahami bahwa rutinitasnya tetap sama, hanya caranya saja yang berbeda. Jangan lupakan juga waktu istirahat dan membolehkan anak untuk makan camilan sebagaimana ia di sekolah.
Beri mereka hadiah
Bagaimanapun juga, menurut Dr. Mudd anak membutuhkan hadiah, agar mereka terpicu untuk serius belajar. Ada baiknya, hadiah itu sesuatu yang memang ia sukai.
“Temukan sesuatu yang sangat memotivasi anak,” kata Dr. Mudd. Bahkan waktu istirahat tambahan bisa memotivasi anak, loh.
Buat anak yang lebih besar, hadiah yang berkaitan dengan kegiatan yang disukainya mungkin akan lebih berpengaruh.
Misalnya jika mereka berhasil menyelesaikan matematika dan tugas sekolah lainnya di siang hari, mereka boleh memiliki waktu lebih untuk bermain gadget.
Meningkatkan kepercayaan diri anak
Dengan begitu, anak yang merasa percaya diri dan mampu akan cenderung terlibat dalam kegiatan yang serius. Jangan lupa untuk memberikan pujian pada anak ketika ia bisa menunjukkan kemampuannya untuk bekerja keras.
Sesuaikan dengan minat anak
Sekolah online sudah melelahkan, ketika tiba waktunya belajar sendiri, berilah kebebasan anak untuk belajar dengan metode yang paling sesuai dengannya.
Karena ada anak yang lebih mudah menangkap pelajaran sambil mendengarkan audio daripada membaca. Ada juga anak yang lebih suka belajar dengan cara memahami konsepnya.
“Dalam lingkungan sekolah, semua anak menerima penyampaian pelajaran yang sama. Saat sekolah online adalah kesempatan untuk memanfaatkan cara anak belajar, apakah itu visual, pendengaran, membaca atau menulis atau melalui gerakan,” kata Dr. Mudd.
Cobalah untuk menjadi orang tua yang fleksibel
Menemani anak sekolah online mungkin terasa melelahkan, tetapi cobalah untuk tetap membantu saat anak membutuhkannya.
Jangan lupa untuk memberikan waktu untuk anak melakukan kegiatannya di waktu-waktu istirahat. Ini akan menjadi angin segar untuk mereka dan menjadi kembali semangat saat harus kembali belajar.
Tak cuma belajar, anak tetap harus berkomunikasi dengan temannya
Bersosialisasi tetap dibutuhkan anak. Karena selain belajar, mereka juga akan rindu bermain dengan teman-temannya.
Sementara kondisi masih belum memungkinkan, Moms bisa merekomendasi beberapa hal agar anak tetap bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, seperti:
- Bermain permainan virtual. Di masa pandemi, segala sesuatu dihubungkan secara virtual, tak terkecuali permainan virtual untuk anak. Ini salah satu pilihan yang bisa dilakukan.
- Video call. Anak juga butuh untuk ngobrol dengan teman-temannya. Teknologi video call bisa membantu anak untuk terus berkomunikasi dengan teman-temannya.
- Streaming bersama. Menikmati film streaming bersama dengan cara berbagi layar zoom adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar anak bersama teman-temannya.
Itu tadi beberapa cara dan tips menyemangati anak yang harus kembali sekolah online, dan menunda sekolah tatap muka.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!