Share This Article
Pandemi corona masih berlangsung hingga hari ini. Jika kamu terpapar virus atau menunjukkan gejala COVID-19, maka salah satu indikator kesembuhan yang umum dipakai adalah CT value.
Apa yang dimaksud dengan CT value? Dan bagaimana jika kamu telah sembuh dari COVID-19 tetapi CT value-nya masih terbilang tinggi?
Baca juga: Benarkah Penderita HIV/AIDS Lebih Berisiko Terinfeksi COVID-19?
Apa itu CT value?
Dilansir Aplikasi Mawas Diri Coronavirus Disease 2019 (AMARI COVID-19) yang dibuat oleh Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), para ahli sepakat bahwa tes PCR (polymerase chain reaction) adalah standar emas untuk mendeteksi keberadaan virus corona dalam tubuh seseorang.
Adapun salah satu tahapan dalam tes ini ialah dengan melakukan perbanyakan materi genetik RNA secara berulang (siklus) agar dapat dideteksi. Nah, CT value adalah jumlah siklus yang diperlukan untuk mendeteksi virus tersebut.
Mesin PCR akan berhenti berjalan pada saat virus berhasil terdeteksi. Jika sinyal positif tidak terlihat setelah 37 hingga 40 siklus, artinya tidak ditemukan virus dalam tubuh dan kamu bisa dinyatakan telah negatif COVID-19.
Sebaliknya, apabila sinyal positif muncul sebelum siklus ke-40, berarti virus COVID-19 terdeteksi di dalam tubuh. Contoh, jika sebuah tes mencatat hasil positif setelah 12 siklus, itu berarti memiliki orang yang dites COVID-19 memiliki CT value 12.
Kegunaan CT value
Pada dasarnya CT value berbanding terbalik dengan jumlah virus di dalam tubuh. Artinya, CT value yang rendah menginformasikan jumlah virus yang ditemukan semakin banyak. Misalnya, CT value 12 menunjukkan sekitar 10 juta kali lebih banyak virus dibanding hasil CT value 35.
CT value juga dapat membantu ahli epidemiologi melacak wabah. Jika terdapat banyak CT value rendah, dapat disimpulkan bahwa wabah meluas. Tetapi jika hampir semua CT value tinggi, kemungkinan wabah telah berkurang.
Selain itu, CT value dapat membantu dokter menandai pasien yang paling berisiko terhadap penyakit parah dan kematian, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta.
Apakah sampel yang sama bisa memberikan CT value berbeda?
Ya, sampel yang sama dapat memberikan CT value yang berbeda pada mesin penguji yang berbeda.
Ini dapat terjadi karena usapan yang berbeda dari orang yang sama juga dapat memberikan hasil yang berbeda. Oleh karena itu, seorang ahli virus di Tufts University mengingatkan bahwa CT value bukanlah indikator satu-satunya untuk menentukan kesembuhan seseorang.
Meski begitu, CT value bisa membantu dokter mengetahui jumlah virus yang masih ada di dalam tubuh. Jadi tak heran jika saat kamu mulai sembuh dan membersihkan diri dari virus corona, CT value pun akan meningkat secara bertahap.
Kriteria kesembuhan COVID-19 saat ini
Di Indonesia, untuk bisa dinyatakan sembuh, kini para pasien positif tidak lagi harus menunggu hasil PCR negatif sebanyak dua kali.
Namun mereka harus memenuhi kriteria selesai isolasi dan mendapat surat pernyataan selesai pemantauan berdasarkan penilaian dokter di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
Adapun untuk pasien yang sempat bergejala berat atau kritis, hasil tes PCR mereka mungkin terus positif dengan CT value tinggi. Ini dapat terjadi karena mesin PCR masih mendeteksi bagian tubuh virus COVID-19 walaupun virus sudah tidak menularkan lagi.
Terhadap pasien tersebut, maka penentuan kesembuhan dilakukan berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan).
Bagaimana jika telah sembuh tapi CT value masih tinggi?
Pasien yang sudah menjalani karantina selama 14 hari memang bisa dinyatakan sembuh dari COVID-19. Namun, pada sebagian kasus diketahui CT value mereka ternyata masih tinggi.
Dilansir Viva, dokter spesialis penyakit dalam, dr. Robert Sinto, SpPD K-PTI dalam program Hidup Sehat Plus tvOne menjelaskan, sesudah 14 hari sebetulnya orang yang ditemukan struktur virus di tubuhnya sudah tidak dapat menularkan lagi.
Akan tetapi ada juga kemungkinan hasil CT value yang tinggi tersebut disebabkan oleh reinfeksi atau bertemu dengan infeksi baru.
Meski umumnya ini tidak terjadi lebih cepat dalam satu bulan setelah dinyatakan sembuh, akan tetapi jika kamu melakukan swab ulang dan CT value-nya tinggi. Maka kamu harus berhati-hati apakah ini reinfeksi atau sebetulnya sisa virus yang tertinggal di struktur tenggorokan.
Oleh karena itu penting untuk tetap memakai masker dan menjaga protokol kesehatan meski telah dinyatakan sembuh dari COVID-19, ya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!