Share This Article
Vaksin merupakan salah satu senjata utama dalam upaya memerangi virus COVID-19. Namun bagi para pasien transplantasi, mungkin muncul banyak pertanyaan terkait efektivitas vaksin tersebut terhadap kondisi kesehatan mereka.
Kabar baiknya, studi terbaru menunjukkan bahwa pemberian dosis ketiga vaksin, dapat membantu meningkatkan kadar antibodi pasien transplantasi organ.
Ketahui informasi lebih lengkap mengenai hal tersebut lewat ulasan artikel di bawah ini.
Baca juga: 3 Alasan Lansia Tidak Diprioritaskan Mendapat Vaksin COVID-19
Haruskan pasien transplantasi menerima vaksin COVID-19?
Dilansir dari University of Iowa Hospitals & Clinic, meskipun belum ada data memadai yang tersedia tentang dampak vaksin COVID-19 pada penerima transplantasi.
Namun setelah menimbang risiko dan manfaat dari vaksinasi itu sendiri, diyakini bahwa manfaat yang dihasilkan vaksin jauh lebih besar daripada risiko potensial bagi penerima transplantasi.
Meski begitu, pasien transplantasi harus tetap mendiskusikan pilihan ini dengan dokter terlebih dahulu. Penting untuk terus mengikuti semua panduan keselamatan saat ini untuk melindungi diri pasien transplantasi dari COVID-19 setelah vaksinasi.
Begitu pun untuk yang masih berstatus sebagai kandidat transplantasi. Mereka dianjurkan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 sebelum waktu transplantasi, agar tubuh punya waktu mengembangkan antibodi terhadap virus.
Studi tentang vaksin COVID-19 terhadap pasien transplantasi
Sekelompok peneliti di John Hopkins University, melakukan studi untuk mengetahui respons antibodi dan reaksi vaksin corona pada penerima transplantasi organ padat.
Hal ini dilatarbelakangi adanya respons antibodi yang sangat baik terhadap virus COVID-19 pada populasi umum, tetapi tidak ditunjukkan oleh penerima vaksin yang berstatus pasien transplantasi.
Hal ini dicurigai terjadi karena penerima transplantasi organ harus minum obat penekan kekebalan untuk memastikan tubuh tidak menolak transplantasi.
Kondisi tersebut lalu memunculkan kekhawatiran jika pasien transplantasi tidak dapat mengembangkan respons yang kuat terhadap vaksin, dan membuat mereka rentan terhadap COVID-19.
Selain itu, laporan infeksi COVID-19 pada penerima transplantasi yang telah divaksinasi, juga mendorong minat untuk memberikan dosis vaksin tambahan, sekaligus melihat efeknya pada perkembangan kekebalan tubuh mereka.
Bagaimana penelitian dilakukan
Para peneliti mengatakan ini adalah studi pertama yang melaporkan tanggapan terhadap dosis vaksin ketiga.
Studi diikuti oleh tiga puluh pasien transplantasi yang semuanya telah divaksinasi penuh dengan dua dosis vaksin mRNA, baik Pfizer-BioNTech atau Moderna.
Rata-rata usia peserta adalah 57 tahun, dan sebelum vaksinasi tidak ada pasien yang melaporkan penyakit terkait COVID-19 maupun hasil positif pada tes PCR swab.
Sebagai informasi, meski telah divaksin sepenuhnya, sebagian besar pasien dalam penelitian ini, yakni sebanyak 24 orang, tidak memiliki antibodi terhadap virus corona, dan enam lainnya hanya memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
Hasil studi
Para peneliti kemudian memberi peserta studi vaksin dosis ketiga, baik Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson. Sekitar dua minggu kemudian, tingkat antibodi mereka diukur lagi dan pasien juga diminta melaporkan reaksi vaksin setelah penyuntikan terakhir.
Hasilnya pada pasien yang awalnya tidak memiliki antibodi, delapan orang mengalami peningkatan setelah dosis ketiga vaksin mereka. Dan pada enam pasien yang memulai dengan tingkat rendah, semuanya mengalami peningkatan antibodi terhadap virus corona.
Kesimpulan yang bisa diambil
Meskipun penelitian ini terbilang kecil, tapi temuannya sangat penting bagi jutaan orang yang kekebalannya terganggu dan masih rentan terhadap COVID-19 meski telah divaksinasi.
Studi ini juga memberikan pesan harapan, bahwa pasien tranplantasi bisa memiliki kekebalan yang sama dengan masyarakat sehat terhadap virus COVID-19.
Namun, studi juga menyebutkan bahwa dosis tambahan mungkin tidak bekerja dengan efek yang sama untuk setiap pasien transplantasi organ.
Tidak jelas juga apakah pendekatan yang sama akan berhasil untuk jenis pasien lain yang mengalami penurunan kekebalan, seperti mereka yang memiliki gangguan autoimun.
Jadi diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut agar informasi mengenai dampak vaksin terhadap kekebalan tubuh pasien transplantasi semakin lengkap.
Baca juga: Fakta di Balik Hoax Vaksin Sinovac Bisa Memperbesar Alat Kelamin
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!