Share This Article
Laju penularan virus corona sepertinya belum terbendung. Bahkan kasus positif COVID-19 di Indonesia masih terus melonjak setiap harinya.
Studi terbaru di Amerika Serikat menunjukkan bahwa generasi muda di kelompok usia tertentu berperan besar dalam penularan virus corona. Seperti apa detailnya? Berikut ulasan lengkapnya!
Orang usia muda berperan dalam penyebaran virus
Imperial College London belum lama ini menerbitkan studi terbaru mereka mengenai penyebaran virus corona di Amerika Serikat. Mereka menggunakan data ponsel lebih dari 10 juta orang di AS.
Temuan tersebut mengungkapkan bahwa orang dewasa antara 20 hingga 49 tahun secara signifikan bertanggung jawab atas peningkatan kasus COVID-19. Setidaknya 65 dari 100 kasus infeksi berasal dari kelompok usia ini.
Anak-anak dan remaja bertanggung jawab atas penyebaran virus yang minimal. Sejauh menyangkut orang dewasa yang lebih tua, mereka lebih rentan terhadap virus tetapi mereka cenderung tidak menyebarkannya ke orang lain.
Berdasarkan data, anak-anak hingga usia 9 tahun berkontribusi terhadap kurang dari 5 persen infeksi. Sementara itu, mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun berkontribusi terhadap kurang dari 10 persen.
Perbedaan tingkat penyebaran virus per kelompok usia
Infeksi dan kematian COVID-19 mengikuti pola yang sama di Amerika Serikat dan Eropa. Di antara semua lokasi yang dinilai, hingga pertengahan Agustus, kelompok usia 35 hingga 49 tahun diperkirakan berkontribusi terhadap 41,1 persen penularan virus.
Jumlah kematian akibat virus corona tidak meningkat secara signifikan setelah sekolah dibuka kembali pada musim gugur.
Proporsi kelompok usia yang berbeda di antara kematian akibat COVID-19 tetap relatif konstan dari waktu ke waktu, berbeda dengan perubahan besar dalam proporsi kasus relatif mereka.
Apa yang harus dilakukan?
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyimpulkan bahwa tindakan pencegahan ekstra diperlukan di kalangan orang dewasa. Mereka yang termasuk kelompok usia 20 hingga 49 tahun harus ekstra hati-hati dan wajib menerapkan protokol kesehatan.
Mereka harus menjaga jarak sosial, menggunakan masker, dan mengikuti etika kebersihan untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari virus yang menular.
Alasannya, sesuai penelitian lain yang diterbitkan di JAMA Network, lebih dari setengah kasus COVID-19 kemungkinan disebabkan oleh orang tanpa gejala.
Terungkap bahwa sekitar 59 persen dari semua penularan disebabkan oleh individu yang tidak bergejala dan tanpa gejala. Studi ini menunjukkan bagaimana mengidentifikasi dan karantina pasien yang bergejala tidak cukup untuk mengendalikan penularan COVID-19.
Penelitian serupa tentang penularan di kelompok usia tertentu
Melansir Times of India, sebelumnya juga pernah ada studi serupa. Dua penelitian pernah dilakukan pada topik yang sama dan menyimpulkan bahwa anak-anak kecil tidak hanya menularkan virus corona secara efisien tetapi juga dapat menjadi kontributor utama meningkatnya kasus COVID.
Penelitian dilakukan oleh rumah sakit anak di Chicago, Illinois dan yang kedua dari provinsi pegunungan Trento, Italia.
Menurut dua penelitian sebelumnya, anak-anak berusia 5 tahun ke bawah yang mengalami gejala COVID-19 ringan hingga sedang memiliki strain virus di nasofaring 10 hingga 100 kali lebih banyak daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Temuan studi ini justru bertentangan dengan yang dilakukan oleh Imperial College London. Kendati demikian, intinya jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!