Share This Article
Ada banyak alasan mengapa kamu sebaiknya melakukan vaksinasi influenza setiap tahun. Sebuah studi terbaru mengungkapkan adanya potensi vaksin influenza mengurangi gejala saat terinfeksi COVID-19.
Ya, meski tidak bisa mencegah COVID-19, tetapi vaksin influenza diyakini oleh peneliti dapat mengurangi beberapa keparahan gejalanya. Yuk simak ringkasan manfaat vaksinasi influenza terhadap virus corona dalam ulasan berikut.
Baca juga: Penting! Ini Efek Samping dari Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech bagi Tubuh
Vaksin flu dan efeknya terhadap gejala COVID-19
Vaksinasi influenza adalah pemberian vaksin berisi tiga atau empat virus influenza yang dimatikan lalu disuntikkan ke bagian lengan.
Meski efektivitasnya dapat bervariasi, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa vaksin ini mampu mengurangi risiko penyakit flu antara 40 sampai 60 persen di populasi secara keseluruhan.
Baru-baru ini studi bahkan menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi influenza cenderung tidak membutuhkan perawatan darurat kritis ketika terpapar virus COVID-19.
Studi efek vaksin flu dalam menurunkan gejala corona
Dilansir Eurekalert.org, sebuah penelitian yang dipresentasikan di The European Congress of Clinical Microbiology & Infectious Diseases (ECCMID) menyebutkan bahwa vaksin influenza dapat memberikan perlindungan penting terhadap COVID-19.
Kesimpulan ini diperoleh setelah menganalisis data pasien dari seluruh dunia. Studi juga menjabarkan bahwa beberapa gejala COVID-19 yang dapat berkurang risikonya antara lain adalah stroke, sepsis, dan DVT atau pembengkakan vena dalam.
Tak hanya itu, pasien dengan COVID-19 yang telah divaksinasi flu juga lebih kecil kemungkinannya untuk perlu mendapatkan perawatan di unit gawat darurat dan unit perawatan intensif (ICU).
Terakhir, vaksin influenza juga mengurangi risiko rawat inap, tingkat kematian pada sistem perawatan kesehatan, sampai menghemat sumber daya medis yang langka untuk perawatan orang dengan COVID-19.
Bagaimana penelitian dilakukan?
Peneliti dalam studi ini menyaring sekitar 70 juta catatan kesehatan elektronik pasien yang disimpan di database penelitian TriNetX. Dari situ mereka kemudian membagi dua kelompok dengan total jumlah pasien sebanyak 37.377 orang.
Kedua kelompok ini lalu dicocokkan untuk faktor-faktor yang dapat memengaruhi risiko COVID-19 parah. Ini termasuk usia, jenis kelamin, etnis, merokok, dan masalah kesehatan seperti diabetes, obesitas, dan penyakit paru obstruktif kronik.
Diketahui bahwa anggota kelompok pertama telah menerima vaksin influenza antara dua minggu dan enam bulan sebelum didiagnosis dengan COVID-19. Sementara mereka yang berada di kelompok kedua juga memiliki COVID-19, tetapi tidak divaksinasi flu.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pasien dari negara-negara termasuk AS, Inggris, Jerman, Italia, Israel dan Singapura.
Hasil penelitian
Dari analisis yang dilakukan, terungkap bahwa pasien COVID-19 yang tidak mendapat suntikan influenza 20 persen lebih mungkin dirawat di ruangan ICU.
Tak hanya itu, mereka juga 58 persen lebih mungkin perlu penanganan di UGD, 45 persen lebih mungkin terkena sepsis, 58 persen lebih mungkin mengalami stroke, dan 40 persen lebih mungkin mengalami DVT.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana suntikan vaksin influenza memberikan perlindungan terhadap COVID-19. Tetapi sebagian besar teori berpusat pada efek vaksin dalam meningkatkan sistem kekebalan bawaan yang kita miliki sejak lahir.
Meski vaksin influenza dapat mengurangi risiko gejala berat dari COVID-19, namun ini ternyata tidak berpengaruh pada risiko tingkat kematian yang disebabkan virus tersebut.
Baca juga: 3 Alasan Lansia Tidak Diprioritaskan Mendapat Vaksin COVID-19
Catatan yang perlu diperhatikan
Peneliti menyimpulkan bahwa vaksin influenza berpotensi mampu melindungi terhadap beberapa efek parah COVID-19. Namun masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan hubungan antara keduanya.
Diharapkan di masa depan, suntikan vaksin influenza dapat digunakan untuk membantu memberikan perlindungan yang lebih baik di negara-negara dengan pasokan vaksin COVID-19 sangat terbatas.
Temuan ini sangat signifikan, karena pandemi terus menguras sumber daya di banyak bagian dunia. Oleh karena itu, jika penelitian ini divalidasi oleh uji klinis acak prospektif, diharapkan bisa berpotensi mengurangi beban penyakit di seluruh dunia.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!