Share This Article
Diabetes adalah suatu kondisi yang sering kali dikaitkan dengan orang dewasa. Namun nyatanya kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak. Bahkan penelitian terbaru menemukan bahwa angka diabetes pada anak meningkat selama pandemi.
Penelitian tersebut menemukan bahwa kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak meningkat sebanyak lebih dari dua kali lipat selama pandemi. Di sisi lain, tingkat keparahan juga ditemukan mengalami peningkatan.
Untuk mengetahui fakta selengkapnya mengenai diabetes tipe 2 pada anak-anak, simak ulasannya di bawah ini!
Baca juga: 5 Tips Bermain yang Aman untuk Anak selama Pandemi COVID-19
Penelitian terkait angka diabetes anak meningkat selama pandemi
Penelitian tersebut dilakukan di sebuah rumah sakit di Louisiana, Amerika Serikat. Para peneliti menemukan bahwa tingkat rawat inap dalam kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak mengalami peningkatan.
Terhitung dari Maret hingga Desember 2019, ditemukan 8 kasus dari 2.964 kasus rawat inap atau setara dengan 0,27 persen.
Kemudian, angka tersebut mengalami peningkatan selama periode yang sama pada tahun 2020, sehingga menjadi 17 kasus dari 2.729 rawat inap atau setara dengan 0,62 persen.
Di antara 25 kasus diabetes tipe 2 selama dua tahun, 23 kasus di antaranya terjadi pada anak-anak kulit hitam. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak kulit hitam, Latin, Asia, serta Kepulauan Pasifik lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.
Dr. Daniel Hsia, peneliti sekaligus profesor di Pennington Biomedical Research Center mengatakan bahwa faktor risiko diabetes tipe 2 dapat semakin memburuk pada saat seperti ini.
Sebab anak-anak harus tetap berada di rumah, sehingga berisiko lebih sulit memiliki akses untuk makanan sehat ataupun melakukan aktivitas fisik.
Tingkat keparahan diabetes tipe 2 juga meningkat selama pandemi
Selain peningkatan kasus, disebutkan juga bahwa anak-anak yang dirawat akibat diabetes tipe 2 pada tahun 2020 juga memiliki gejala yang lebih parah. Hasil ini didapat jika dibandingkan dengan anak-anak yang dirawat pada tahun 2019.
Ditemukan kadar gula darah yang lebih tinggi serta gejala dehidrasi yang berlangsung lebih serius. Adapun gejala dehidrasi tersebut terjadi akibat tubuh mencoba menghilangkan kelebihan glukosa melalui urine.
Dr. Lily Chao, direktur divisi diabetes rumah sakit di Los Angeles mengatakan bahwa ia menemukan kasus yang sama di rumah sakit tempat ia bertugas. Utamanya pada kasus ketoasidosis, yakni komplikasi diabetes yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin.
Hingga saat ini, diketahui bahwa kasus diabetes tipe 2 pada anak dan remaja jarang terjadi. Meskipun demikian, Dr Chao mengatakan bahwa mengalami diabetes pada usia anak-anak atau remaja sangat berbeda jika dibandingkan dengan diabetes pada saat dewasa.
Sebab, komplikasi dapat berlangsung lebih cepat dan ini adalah kondisi yang jauh lebih progresif. Demikian dikutip dari laman CNN Health.
Baca juga: 5 Tips Mengatasi Rasa Cemas saat akan Divaksin COVID-19
Mengenal diabetes tipe 2 pada anak-anak
Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi yang memengaruhi cara tubuh memproses gula (glukosa). Pada dasarnya, penyebab pasti diabetes tipe 2 belum diketahui. Akan tetapi, riwayat keluarga serta genetik tampaknya berperan penting.
Selain, itu, obesitas serta kurangnya aktivitas fisik juga disebutkan berkontribusi pada kondisi ini. Pada kasus diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat memproses glukosa dengan semestinya. Hal ini menyebabkan penumpukan glukosa di aliran darah.
Sebagian besar gula atau glukosa berasal dari makanan. Ketika makanan dicerna, gula memasuki aliran darah. Hormon insulin berfungsi untuk memindahkan gula dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Insulin sendiri diproduksi oleh pankreas.
Nah, diabetes tipe 2 dapat terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi cukup insulin. Ini menyebabkan penumpukan gula yang dihasilkan dalam aliran darah, sehingga menyebabkan gejala gula darah tinggi.
Gejala diabetes tipe 2 pada anak
Pada anak-anak, diabetes tipe 2 cenderung berkembang secara bertahap dan terkadang tidak menimbulkan gejala. Jika gejala muncul, ini dapat meliputi:
- Rasa haus yang meningkat
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat
- Kelelahan
- Gangguan pada penglihatan
- Penurunan berat badan
Diabetes tipe 2 pada anak-anak adalah kondisi yang harus mendapatkan penanganan dengan segera. Sebab jika tidak diobati, penumpukan gula dalam darah dapat terus terjadi, yang mana ini dapat menyebabkan komplikasi serius.
Itulah beberapa informasi mengenai diabetes tipe 2 pada anak-anak selama pandemi. Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Lakukan upaya pencegahan diabetes dengan deteksi dini. Yuk, cek risiko prediabetes melalui GrabHealth atau selengkapnya di aplikasi Good Doctor.