Share This Article
Masa-masa pandemi seperti saat ini, melakukan tes COVID-19 sangatlah penting. Hal itu dilakukan demi menjaga keselamatan diri dan orang-orang disekitar kita. Salah satu tes untuk mendeteksi COVID-19 adalah dengan tes swab antigen.
Namun baru-baru ini diketahui adanya tes COVID-19 yang baru bernama swab elecsys. Tes ini disebut memiliki tingkat sensitif mengenali virus SARS-CoV-2 lebih akurat. Simak penjelasannya yuk.
Apa itu swab elecsys?
Seperti yang kita ketahui bahwa dilakukannya tes COVID-19 ini sebagai bentuk antisipasi untuk memutus mata rantai penularan di masyarakat.
Swab antigen elecsys ini merupakan metode tes antigen terbaru dengan performa lebih tinggi yaitu dengan sensitivitas 94,5% dan spesifisitas 99,9% pada CT value < 30.
Angka-angka tersebut berarti mampu mendeteksi lebih akurat sampel dengan jumlah virus yang lebih rendah dibandingkan rapid antigen biasa yang digunakan selama ini.
Seperti dilansir dari siaran virtual conference dari Berita Satu, swab antigen elecsys ini berbasis laboratorium dan memiliki berbagai keunggulan, salah satunya seperti harga karena pemeriksaan sampel dilakukan secara otomatis.Â
Pemeriksaan sampel secara otomatis tersebut berada di dalam alat immunoassay cobas-elecsys series sehingga pembacaan hasil lebih standar serta dapat digunakan untuk pengujian skala besar dengan jumlah sampel besar dan pelacakan kontak (contact tracing).
Kemudian metode yang digunakan untuk pengambilan sampel tes ini yaitu dengan cara usap nasofaring. Cara tersebut dengan mengumpulkan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung. Hasil swab antigen elecsys menggambarkan kondisi saat pengambilan sampel.
Ketika dari tes elecsys diketahui bahwa hasilnya positif, berarti menunjukkan kemungkinan besar terinfeksi SARS-CoV-2. Sedangkan jika hasilnya negatif kemungkinan bisa juga terinfeksi SARS-CoV-2.
Penilaian hasil didapatkan dengan melihat keadaan klinis pasien dan juga tentunya dari hasil pemeriksaan penunjang lain.
Siapa saja yang harus melakukan tes COVID-19?
Melansir penjelasan dari laman CDC, berikut ini orang yang harus melakukan tes COVID-19 demi menjaga keselamatan dan memutus rantai penularan:
- Orang yang memiliki gejala COVID-19.
- Kebanyakan orang yang telah melakukan kontak dekat (dalam jarak 6 kaki selama total 15 menit atau lebih selama periode 24 jam) dengan seseorang yang terkonfirmasi COVID-19.
- Orang yang divaksinasi lengkap tanpa gejala COVID-19 tidak perlu diuji setelah terpapar seseorang dengan COVID-19.
- Orang yang telah di tes positif COVID-19 dalam 3 bulan terakhir dan pulih tidak perlu dites setelah terpapar selama mereka tidak mengembangkan gejala baru.
- Orang-orang yang telah berkegiatan dan memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar virus, karena sulit secara fisik menjaga jarak. Conothnya bepergian, menghadiri pertemuan sosial, atau berada di lingkungan dalam ruangan yang ramai atau berventilasi buruk.
- Orang yang telah diminta atau dirujuk untuk dites oleh penyedia layanan kesehatan, atau negara bagian, suku, ikon eksternal lokal, atau departemen kesehatan teritorial mereka.
CDC merekomendasikan agar siapa pun yang memiliki tanda atau gejala COVID-19 untuk dites, terlepas dari status vaksinasi atau infeksi sebelumnya.Â
Jika kamu dites karena memiliki gejala atau berpotensi terkena virus, sebaiknya menjauh dari orang lain sambil menunggu hasil tes dan mengikuti saran dari penyedia layanan kesehatan atau dokter.
Baca juga: Apakah Tes Swab Antigen Perlu Dilakukan Secara Rutin? Ini Ulasannya!
Cara tepat jika sudah mengetahui hasil tes COVID-19
Sangat disarankan untuk mencari tahu langkah-langkah apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Perlu kamu ketahui apabila setelah dites hasilnya menunjukkan positif, ketahui langkah-langkah perlindungan apa yang harus diambil untuk mencegah orang lain jatuh sakit atau mencegah orang lain tertular dari virus tersebut.
Kemudian jika negatif, jangan langsung bepergian dan bertemu banyak orang alasannya karena mungkin tidak terinfeksi pada saat sampel dites atau dikumpulkan. Hasil tes hanya berarti kamu tidak memiliki COVID-19 pada saat pengujian.
Jadi lebih baik untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dan terus melakukan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan untuk mengambil langkah-langkah melindungi diri sendiri.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!