Share This Article
Pada beberapa waktu lalu pemerintah memutuskan untuk menghentikan penggunaan serta distribusi vaksin AstraZeneca batch (kumpulan produksi) CTMAV547. Meskipun demikian, pemerintah memutuskan untuk tetap melanjutkan pemberian vaksin AstraZeneca di luar batch tersebut.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 yang Dihentikan, Simak Faktanya
Mengenal vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang berasal dari Inggris. Sama halnya seperti vaksin COVID-19 lainnya, AstraZeneca juga vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 atau virus penyebab COVID-19.
Vaksin AstraZeneca sendiri terdiri dari virus lain, tepatnya yang berasal dari keluarga adenovirus yang telah dimodifikasi. Vaksin AsraZeneca bekerja dengan cara mempersiapkan tubuh untuk mempertahankan diri dari COVID-19.
Cara kerja vaksin AstraZeneca
Seperti yang sudah diketahui bahwa vaksin ini terdiri dari virus lain (adenovirus) yang telah dimodifikasi untuk mengandung gen yang membuat spike protein SARS-CoV-2.
Ini merupakan protein pada permukaan virus COVID-19 yang dibutuhkan virus untuk memasuki tubuh.
Setelah vaksin disuntikkan, vaksin akan mengirimkan gen SARS-CoV-2 ke dalam sel-sel di tubuh. Kemudian, sel akan menggunakan gen tersebut untuk membuat spike protein. Nah, sistem kekebalan akan mengenali protein tersebut sebagai benda asing.
Pada gilirannya, akan menghasilkan antibodi serta mengaktifkan sel T (sel darah putih) untuk menyerang benda asing tersebut. Apabila seseorang terinfeksi COVID-19, sistem kekebalan akan mengenalinya dan siap untuk mempertahankan tubuh untuk melawan virus COVID-19.
Penting untuk diketahui bahwa adenovirus dalam vaksin tidak dapat bereproduksi dan tidak akan meyebabkan penyakit.
Baca juga: Benarkah setelah Vaksin Masih Bisa Positif COVID-19?
Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 dihentikan sementara
Terkait dengan penghentian sementara vaksin AstraZeneca batch CTMAV547, ini dilakukan untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM) sebagai bentuk kehati-hatian untuk memastikan keamanan vaksin tersebut.
Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 sendiri saat ini berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852 juta dosis vaksin yang diterima pada 26 April lalu melalui skema Covax Facility/WHO.
Vaksin tersebut sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian lainnya ke DKI Jakarta serta Sulawesi Utara.
Berdasarkan laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547, komnas KIPI sendiri telah merekomendasikan BPOM untuk melakukan uji sterilitas dan toksisitas terhadap kelompok tersebut.
Sebab, masih belum ada cukup data untuk menegakkan diagnosis penyebab dan klasifikasi dari KIPI yang dimaksud. “Ini adalah bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini”, jelas juru bicara Kementrian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi.
Penggunaan vaksin AstraZeneca selain batch CTMAV547 tetap dilanjutkan
Penting untuk diketahui bahwa vaksin AstraZeneca yang dihentikan penggunaannya hanya batch CTMAV547.
Satuan Satgas Penanganan COVID-19 pun menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547 akan tetap diberikan pada masyarakat, khususnya yang baru satu kali menerima dosis. Ini dilakukan untuk mencapai kekebalan yang sempurna dengan pemberian dua dosis vaksin.
Dikutip dari laman Sindonews.com, juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan:
“Saya ingin menekankan bahwa pemberian vaksin Astrazeneca non batch CTMAV547 akan tetap dilakukan khususnya bagi masyarakat yang hanya baru menerima dosis pertama demi mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan dosis kedua,”
Terkait dengan hal ini, dr. Nadia juga menyaakan bahwa vaksin AstraZeneca selain batch CTMAV547 anak untuk digunakan. “Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan, sehingga masyarakat tidak perlu ragu,” Demikian dikutip dari Kompas.com.
Apa bedanya dengan vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547?
Perlu kamu ketahui bahwa nomor batch adalah istilah untuk kode produksi yang biasanya diberikan pada obat dan vaksin.
Vaksin AstraZeneca yang sudah masuk ke Indonesia sendiri berjumlah sekitar 6 juta dosis dan terdiri dari beberapa batch, salah satunya batch CTMAV547. Batch vaksin AstraZeneca sendiri tidak menandakan perbedaan bahan baku produksi.
Meskipun hanya merupakan kode produksi, namun beberapa waktu lalu batch CTMAV547 dilaporkan menimbulkan efek samping serius. Maka dari itu, hingga saat ini investigasi terhadap vaksin CTMAV547 masih dilakukan.
Itulah beberapa informasi mengenai vaksin AstraZeneca. Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, jangan lupa selalu terapkan protokol kesehatan, ya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!