Share This Article
Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia memang semakin meningkat, hal itu yang menjadi alasan utama mengapa saat vaksin tiba banyak orang mempertanyakan cara mendapatkannya.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac buatan China tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020). Lalu kelompok mana yang akan mendapatkan prioritas diberi vaksin ini dan bagaimana prosedur untuk mendapatkannya?
Seperti apa vaksin COVID-19 Sinovac?
Dilansir dari BBC, China meningkatkan upayanya untuk mengembangkan vaksin. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan bahwa program vaksin antara Indonesia dan China dapat menjadi fokus hubungan baru antara kedua negara.
Ketika perlombaan global untuk memproduksi vaksin COVID-19 berlanjut, China tampaknya telah membuat langkah besar, dengan salah satu pelopor vaksinnya yaitu CoronaVac buatan Sinovac. Vaksin tersebut sudah merambah ke luar negeri.
Pengiriman vaksin CoronaVac dari perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, telah tiba di Indonesia untuk persiapan kampanye vaksinasi massal. Sementara sebanyak 1,8 juta dosis lagi akan tiba pada Januari 2021.
Tetapi perlu kamu ketahui bahwa sebenarnya vaksin tersebut belum menyelesaikan uji coba tahap akhir.
Kelompok prioritas yang akan mendapatkan vaksin Sinovac
Perlu kamu ketahui bahwa tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin ini secara langsung
Penjelasan dari laman resmi Kemenkes, bahwa pembagian vaksin ini akan diprioritaskan kepada kelompok-kelompok yang memiliki risiko lebih besar untuk tertular dengan pasien COVID-19.
Salah satu contohnya seperti para tenaga kesehatan. “Karena vaksin ini perlu 2x suntik, maka kita perlu atur prioritas pemberian vaksin, kita prioritaskan dahulu pada tenaga kesehatan garda terdepan,” jelas Menteri Kesehatan, Terawan di Tiongkok beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu saja, beberapa kelompok lain yang diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 ini adalah orang-orang yang sudah lanjut usia atau yang punya penyakit penyerta atau komorbid.
Prosedur mendapatkan vaksin COVID-19 Sinovac
Datangnya vaksin COVID-19 Sinovac ke Indonesia tentu disambut baik oleh masyarakat demi memutus rantai penyebaran virus. Rencananya bahwa prosedur pembagian vaksin ini akan dibagi menjadi dua skema, melalui bantuan pemerintah dan secara mandiri berbayar.
Skema bantuan pemerintah
Melansir penjelasan Menteri BUMN, Erick Tohir, bahwa bantuan vaksin dari pemerintah akan dibagikan kepada masyarakat berdasarkan dari data BPJS Kesehatan dan skema ini menjadi tanggung jawab dari Menteri Kesehatan.
Pembiayaan untuk vaksin gratis dari pemerintah ini didapat menggunakan dana APBN.
Skema mandiri berbayar
Melansir dari keterangan Kementrian BUMN di laman CNN, berikut tahapan untuk mendapatkan vaksin yang akan dihargai sekitar Rp200 ribu per dosis ini:
- Tahapan pertama vaksin mandiri berbayar ini harus diawali dengan registrasi dan pre-oder vaksin. Tujuan dari pendaftaran ini untuk melihat apakah pasien yang menerima vaksin memenuhi kritria yaitu berumur 18-59 tahun.
- Tahapan kedua melakukan reservasi dan pembayaran.
- Tahap ketiga yaitu pasien akan mendapatkan pemberitahuan melalui aplikasi seluler, SMS, e-mail perihal proses vaksinasi.
- Tahap keempat, pasien mengisi lembar persetujuan dilanjutkan ke tahap mengunjungi fasilitas penyuntikan vaksin.
- Tahap kelima akan ada validasi QR Code sebelum pasien disuntik dan ada survei pemantauan 30 menit di tempat vaksinasi.
Baca juga: Mengenal Beragam Vaksin Corona di Indonesia
Seberapa efektif vaksin CoronaVac?
Sulit untuk mengatakannya pada situsasi sekarang ini. Menurut jurnal ilmiah The Lancet, saat ini kami hanya memiliki informasi dari uji coba fase pertama dan kedua CoronaVac.
Zhu Fengcai, salah satu penulis makalah tersebut, mengatakan bahwa hasil tersebut yang didasarkan pada 144 peserta dalam uji coba fase satu dan 600 dalam uji coba fase dua berarti vaksin itu cocok untuk penggunaan darurat.
Pada bulan September, Mr Yin dari Sinovac mengatakan tes dilakukan pada lebih dari 1.000 sukarelawan, di mana beberapa hanya menunjukkan kelelahan ringan atau ketidaknyamanan diangka yang tidak lebih dari 5 persen.
Saat ini vaksin tersebut mulai uji coba tahap akhir di Brasil yang telah melaporkan jumlah kematian tertinggi kedua di dunia pada awal Oktober.
Uji coba ini dihentikan sebentar pada November setelah melaporkan kematian seorang sukarelawan, tetapi dilanjutkan setelah kematian itu ditemukan tidak ada kaitannya dengan vaksin.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!