Share This Article
Virus corona diketahui dapat bermutasi, salah satu varian corona yang perlu diwaspadai adalah P1. Terkait dengan varian P1, vaksin COVID-19 asal Rusia, yakni Sputnik V dikatakan efektif melawan varian virus corona asal Brasil tersebut. Bagaimana fakta selengkapnya? Simak di sini.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Non batch CTMAV547 Tetap Digunakan, Bagaimana Faktanya?
Mengenal vaksin Sputnik V
Vaksin Sputnik V dikembangkan oleh Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology di Moskow, Rusia.
Vaksin ini dibuat dengan menggunakan dua vektor virus berbeda yang menyebabkan flu biasa (adenovirus) pada manusia. Tepatnya adenovirus 26 dan adenovirus 5, yang digunakan secara terpisah dalam dosis pertama dan kedua, dengan jarak 21 hari.
Adenovirus tersebut dilemahkan, sehingga tidak dapat bereplikasi pada manusia dan tidak dapat menyebabkan penyakit. Tak hanya itu, adenovirus juga dimodifikasi sehingga vaksin dapat memberikan kode untuk membuat spike protein virus COVID-19.
Untuk membuat vaksin, adenovirus digabungkan dengan spike protein dari SARS-CoV-2. Tujuannya agar dapat mendorong tubuh membuat respons kekebalan terhadap virus penyebab COVID-19.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa, Sputnik V menggunakan dua vektor virus yang berbeda pada masing-masing dosis vaksin. Hal ini dapat memberikan kekebalan dalam jangka waktu yang lama.
Vaksin Sputnik V dapat melawan varian virus corona asal Brasil
Berdasarkan studi para peneliti di Argentina, vaksin Sputnik V asal Rusia ini dinilai efektif melawan varian virus Corona asal Brasil. Varian virus corona tersebut dikenal sebagai P1.
Studi yang dilakukan oleh Dr. Vanella Institute of Virology of the National University of Córdoba (UNC) menemukan respons imun yang kuat pada mereka yang divaksinasi dengan vaksin Sputnik. Seperti yang dikutip dari laman Reuters.
Menurut Russia’s Direct Investment Fund (RDIF), studi menegaskan bahwa kekebalan pada orang yang divaksinasi Sputnik V dapat menetralkan strain Brasil setelah dua dosis vaksin diberikan. Bahkan setelah vaksin Sputnik yang pertama diberikan.
Berdasarkan penelitian di Argentina tersebut, sekitar 85,5 persen individu dapat memiliki antibodi terhadap varian COVID-19 pada hari ke-14 setelah dosis pertama vaksin diberikan.
Kemudian, angka tersebut meningkat hampir menjadi 100 persen pada hari-42, lebih tepatnya pada saat seseorang menerima dosis kedua vaksin.
Baca juga: Vaksin Pfizer Kini Dapat Digunakan untuk Anak Usia 12-15 Tahun
Apa tanggapan ahli?
Rogelio Pizzi, seorang dekan Fakultas Ilmu Kedokteran UNC juga menegaskan bahwa vaksin Sputnik V memang berhasil menghambat varian tersebut.
“Hasilnya luar biasa. Vaksin ini bekerja untuk jenis ini,” ujar Rogelio Pizzi kepada Reuters.
Meskipun demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui efektivitas vaksin dalam melawan mutasi virus corona asal Brasil tersebut.
Sekilas mengenai varian P1
Perlu kamu ketahui bahwa varian virus corona P1 Brasil merupakan penyebab di balik lonjakan kasus COVID-19 di Brasil. Dikutip dari laman Medical Xpress, para peneliti mengatakan P1 muncul pada Desember tahun lalu di sekitar kota utara Manaus, Brasil.
Para ilmuwan di Brasil telah menemukan bahwa mutasi varian ini dapat membuatnya lebih resisten terhadap antibodi. Hal ini memicu kekhawatiran atas potensinya untuk membuat kinerja vaksin menjadi kurang efektif.
Varian P1 lebih menular
Varian P1 tersebut juga dikatakan lebih menular. Sama halnya seperti varian Afrika Selatan, P1 juga memiliki mutasi yang dikenal sebagai E484K, yang mana dapat membuat virus menghindari antibodi manusia.
Mutasi tersebut dapat mengubah spike protein, yakni struktur kunci pada permukaan virus yang digunakan oleh virus untuk memasuki sel dan juga ditargetkan oleh sistem kekebalan. Mutasi dapat membentuk kembali spike protein sehingga antibodi tidak dapat mengingkatnya dengan baik.
Hal tersebut memungkinkan virus untuk menghindari kekebalan yang dihasilkan oleh infeksi atau vaksin sebelumnya. Singkatnya, mutasi dapat mengubah spike protein virus, sehingga membantunya menyerang sel dengan lebih mudah.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai vaksin Sputnik V dalam melawan varian COVID-19 asal Brasil, P1. Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 jangan lupa selalu terapkanlah protokol kesehatan, ya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!