Share This Article
Sejak kemunculannya pertama kali pada awal 2020 di Wuhan, Tiongkok, virus Corona telah terdeteksi bermutasi di beberapa negara. Tak hanya itu, strain atau varian baru dari jenis virus yang sama juga ditemukan di sejumlah kawasan, yang paling baru adalah Jepang.
Apa yang membedakan varian baru virus di Jepang? Apakah tingkat penularannya lebih tinggi? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Waspada, Orang Tanpa Gejala Menyebarkan 60% Infeksi COVID-19!
Sekilas tentang COVID-19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2, salah satu jenisdari virus Corona. COVID-19 yang merupakan kependekan dari Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit yang menyerang dan memengaruhi saluran pernapasan, terutama paru-paru.
Penyakit ini sangat menular, karena virus pemicunya bisa menyebar ke udara. Transmisi dari orang ke orang membuat kasus COVID-19 terus meningkat. Pada kasus yang parah, seseorang bisa mengalami berbagai komplikasi serius yang dapat membahayakan nyawa.
Begitu virus berada di dalam tubuh manusia, SARS-CoV-2 bisa menyebar ke orang lain melalui percikan air liur (droplet) ketika bersin, berbicara, atau batuk.
Temuan varian baru virus Corona di Jepang
Pemerintah Jepang mengonfirmasi adanya temuan varian baru dari virus Corona penyebab COVID-19. Dikutip dari The Japan Times, virus itu terdeteksi dari empat orang wisatawan yang berasal dari negara bagian Amazonas, Brasil.
Empat orang tersebut diketahui memasuki Jepang lewat bandara Haneda di Tokyo. Kementerian Kesehatan Jepang langsung menginstruksikan untuk karantina, setelah mereka dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
Tiga dari empat orang tersebut mengeluhkan gejala umum dari COVID-19, seperti gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, dan demam. Hal yang mengejutkan adalah strain dari virus Corona dari empat orang tersebut adalah varian yang belum pernah ada di Jepang sebelumnya.
Baca juga: Waspada! Usia di Bawah 20 Tahun Disebut Lebih Berisiko Terinfeksi Varian Baru Virus Corona
Fakta tentang varian baru virus
Varian baru virus diperkirakan berbeda dengan yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. Seperti diberitakan sebelumnya, temuan varian baru di dua negara tersebut memicu lonjakan kasus yang sangat tinggi hingga ke negara sekitar.
Menurut penjelasan Takaji Wakita, kepala Institut Penyakit Menular Nasional (NIID) Jepang, hingga saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru cukup berbahaya. Prediksi sementara, varian tersebut tidak memicu penularan yang tinggi.
Namun, Kementerian Kesehatan Brasil mengklaim bahwa varian baru tersebut kemungkinan memiliki 12 mutasi, hampir menyerupai yang ada di Inggris dan Afrika Selatan. Jika pernyataan tersebut benar, maka potensi penularan virus bisa lebih tinggi dari yang telah terjadi.
Sedangkan pemerintah Jepang sendiri saat ini masih meneliti lebih dalam tentang varian baru virus itu, termasuk dari sisi genetiknya. Namun hingga tulisan ini diterbitkan, belum ada epidemiolog yang bisa memastikan apakah varian baru virus itu lebih mudah menular atau tidak.
Langkah pemerintah Jepang
Makoto Shimoaraiso, pejabat di Sekretariat Kabinet dan unit penanganan COVID-19 Jepang, menjelaskan, pemerintahannya sudah berkonsultasi dengan badan kesehatan dunia WHO terkait masalah ini.
Menurut Shimoaraiso, meski terdeteksi pertama kali di negaranya, bukan berarti varian baru virus tersebut berasal dari Jepang. Sebab, virus itu diketahui menginfeksi orang asing dari Brasil yang baru mendarat di Jepang.
Virus bisa saja berasal dari Brasil. Apalagi, saat ini negara itu sedang mengalami gelombang kedua infeksi COVID-19 dengan penambahan kasus harian mencapai lebih dari 50 ribu orang.
Varian ketiga dari SARS-CoV-2
Temuan strain yang diumumkan oleh pemerintah Jepang merupakan varian baru ketiga sejak awal pandemi berlangsung. Sebelumnya, varian baru di Inggris dan Afrika Selatan membuat banyak negara menutup pintu masuknya untuk semua turis yang berasal dari dua negara tersebut.
Varian baru virus yang ditemukan di Jepang diidentifikasi sebagai B.1.1.248, dengan 12 mutasi. Varian ketiga itu muncul setelah SARS-CoV-2 VOC 202012/01 (Inggris) dan 501Y.V2 (Afrika Selatan).
Kekhawatiran tentang penyebaran B.1.1.248 didasari oleh fenomena penularan yang sangat tinggi oleh dua strain baru sebelumnya. Varian virus asal Inggris diketahui sudah menyebar ke 31 negara lain. Sedangkan varian virus asal Afrika Selatan juga terdeteksi di empat negara berbeda.
Nah, itulah ulasan tentang temuan terkini tentang strain atau varian baru dari SARS-CoV-2 di Jepang. Untuk membantu memutus penularannya, selalu terapkan protokol kesehatan di manapun kamu berada, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!