Share This Article
Kasus COVID-19 masih merebak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Saat ini, kasus COVID-19 di dalam negeri didominasi oleh varian JN.1. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, kasus konfirmasi sepekan (19-25 Mei 2024) sebanyak 28 kasus, dengan total kasus aktif mencapai 1.367.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengatakan, sampai Mei 2024 kasus COVID-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh sub varian Omicron, JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Sementara subvarian KP belum ditemukan di Indonesia.
Kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan pada minggu ke-18 2024 sebesar 11,76 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) Indonesia, saat ini sebagian besar kasus masih didominasi oleh varian JN.1.
Meski terjadi peningkatan kasus COVID-19, Syahril mengatakan tidak ada peningkatan angka rawat inap dan kematian. Pada periode 12-18 Mei 2024 terdapat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Sementara tren positivity rate mingguan di angka 0,65 persen dan nol kematian. Orang yang dites per minggu mencapai 2.472.
Dikatakan Syahril, pemerintah juga telah memiliki strategi penanggulangan COVID-19. “Upaya yang telah disiapkan adalah rumah sakit sudah memiliki peringatan dini (early warning) dalam konversi tempat tidur, adanya tenaga cadangan, kesiapan perbekalan kesehatan seperti oksigen, obat-obatan serta vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko,” papar Syahril.
Munculnya Varian JN.1
Beberapa bulan belakangan, muncul varian baru dari virus Corona yang disebut JN.1. Varian ini mulai muncul di Amerika Serikat dan telah menyebar di beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Thailand, Kamboja, dan Malaysia.
Melansir dari Yale Medicine, varian JN.1 muncul di AS pada bulan September 2023. Varian ini merupakan kerabat dekat BA.2.86 (varian Pirola), yang merupakan keturunan dari Omicron. Perbedaan antara BA.2.86 dan JN.1 adalah bahwa JN.1 memiliki mutasi pada protein lonjakannya. Menurut penelitian hal ini bisa memberikan kekebalan ekstra pada varian JN.1.
Varian JN.1 menjadi varian yang paling banyak beredar di Amerika Serikat, mencakup sekitar 83 persen hingga 88 persen dari seluruh varian yang beredar.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Amerika Serikat mengatakan, tidak ada bukti bahwa JN.1 menyebabkan penyakit yang lebih parah, namun penyebarannya yang cepat menunjukkan bahwa virus ini lebih mudah menular atau lebih baik dalam menghindari sistem kekebalan.
CDC juga mencatat bahwa gejala COVID-19 antarvarian umumnya cenderung serupa. Gejala serta tingkat keparahan biasanya lebih bergantung pada kekebalan tubuh seseorang.
Salah satu aspek yang paling menonjol dari JN.1 adalah evolusinya yang cepat. Setelah muncul pertama kali pada September, angka kasus varian JN.1 di AS meningkat dari 3,5 persen menjadi lebih dari 21 persen pada pertengahan November, lalu meningkat pesat menjadi 85 persen pada minggu ketiga bulan Januari.
Bagaimana Varian JN.1 Menular?
Melansir dari Publichealth, periode penularan JN.1 sangat mirip dengan Omicron. Virus menular satu hingga dua hari sebelum gejala muncul dan masih menular selama dua sampai tiga hari setelahnya.
Ada dugaan bahwa JN.1 mungkin menyebabkan lebih banyak diare dibandingkan varian sebelumnya. Namun hal ini belum didukung dengan penelitian lebih lanjut.
Bagaimana Cara Terhindar dari JN.1?
Varian JN.1 bisa dihindari dengan vaksinasi COVID-19. Vaksin juga dapat melawan dan meminimalisir penyakit menjadi lebih parah.
Selain itu, beberapa hal juga bisa dilakukan seperti berikut:
1. Menjauh dari orang yang terpapar JN.1
2. Menggunakan masker di tempat dengan ruangan terbatas
3. Mencuci tangan
4. Meningkatkan ventilasi udara.
Apakah Orang yang Sudah Mendapat Vaksin Bisa Tertular JN.1?
Vaksin terdahulu dibuat berdasarkan varian SARS-CoV-2 yang tentu sangat berbeda dengan varian sekarang. Selain itu, kekebalan seseorang dapat menurun seiring berjalannya waktu, sehingga vaksin terbaru dibutuhkan.
Munculnya Varian FLiRT
Melansir dari Idsociety, pada 28 Mei 2024 varian JN.1 dan turunannya KP.2 (JN.1.11.1.2) dan KP.3 memiliki prevalensi yang tinggi di Amerika serikat. CDC Nowcast memperkirakan varian KP.2 menyebabkan hampir 30 persen penyakit baru akibat COVID-19.
Proporsi penyakit yang disebabkan oleh KP.2 kemudian meningkat pesat dari 3,9 persen pada 30 Maret menjadi 28,2 persen pada 11 Mei 2024. Persentase penyakit yang disebabkan oleh KP.2 dan KP.3 meningkat lagi pada 28 Mei, sebesar 28,5 persen dan 12,7 persen.
Varian KP.2 mengandung beberapa mutasi yang berhubungan dengan kekebalan virus terhadap vaksin. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perkiraan jumlah reproduksi KP.2 mungkin 1,22 kali lebih tinggi dibandingkan JN.1. Sementara varian KP.3 diyakini memiliki karakteristik virologi dan epidemiologi yang mirip dengan KP.2.
Dilansir dari Publichealth, KP.2 adalah salah satu dari beberapa varian yang disebut sebagai varian FLiRT. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seluruh keluarga varian yang berbeda, termasuk KP.2, JN.1.7, dan varian lain yang dimulai dengan KP dan JN.
Varian FLiRT disebut mengalami evolusi konvergen, yaitu seluruh varian itu mengalami rangkaian mutasi yang sama. Mutasi yang disebut FLiRT ini mengacu pada posisi spesifik dalam lonjakan protein, yaitu posisi 456, 346, dan 572.
Varian JN.1, KP.1, dan KP.2 Merebak di Singapura
Varian COVID-19 JN.1 dan turunannya, KP.1 merebak di Singapura pada Mei 2024. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat kasus Covid-19 pada 5-11 Mei 2024 naik menjadi 25.900 kasus dibandingkan minggu sebelumnya sebanyak 13.700 kasus.
Rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya.
MOH juga memastikan kapasitas tempat tidur di rumah sakit dengan meminta rumah sakit umum untuk mengurangi kasus operasi elektif yang tidak mendesak dan memindahkan pasien yang sesuai ke fasilitas perawatan seperti fasilitas perawatan transisi atau di rumah.
Proporsi gabungan KP.1 dan KP.2 menyumbang lebih dari dua pertiga kasus COVID-19 di Singapura. Pada 3 Mei, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai varian dalam pemantauan.
Demikian informasi seputar varian baru COVID-19 yakni JN.1 yang patut diwaspadai penularannya saat ini. Tetap jaga dan terapkan protokol kesehatan dalam aktivitas harian kamu ya. Jika punya keluhan segera periksakan diri ke pusat layanan kesehatan.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Referensi:
1.Yalemedicine.org, 3 Things to Know About JN.1, the New Coronavirus Strain. Publish 31 Januari 2024.
2.Jhu.edu, What to Know About JN.1, the Latest Omicron Variant. Publish 9 Januari 2024.
3.Id.society.org, COVID-19 Variant Update. Publish 5 Juni 2024.
4.Jhu.edu, What to Know About COVID FLiRT Variants. Publish 13 Mei 2024.
5.Moh.gov.sg, Update On Covid-19 Situation. Publish 18 Mei 2024.
6.Kemkes.go.id, Waspada COVID-19 Varian KP.1 dan KP.2, Jangan Lupa Prokes. Publish 22 Mei 2024.