Share This Article
Vitamin untuk pasien COVID-19 sangat diperlukan karena dapat membantu dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan COVID-19 datang dengan gejala pilek dan flu yang umum.
Berbagai macam vitamin diketahui dapat membantu pencegahan dan pengobatan COVID-19. Nah, berikut penjelasan lebih lengkap mengenai vitamin untuk pasien COVID yang perlu diketahui.
Baca juga: Meski Sudah Pulih, Ini Efek Corona Jangka Panjang yang Mungkin Terjadi!
Apa saja vitamin untuk pasien COVID-19?
Dilansir Cleveland Clinic, sejak dimulainya pandemi virus corona terdapat banyak spekulasi tentang peran berbagai vitamin dan suplemen untuk mencegah atau mengobati COVID-19.
Perhatian kini mulai difokuskan pada modalitas yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, salah satunya vitamin.
Vitamin dan suplemen mungkin bisa berinteraksi satu sama lain dalam sistem tubuh. Karena itu, terdapat beberapa vitamin untuk pasien COVID-19 yang perlu kamu ketahui yakni sebagai berikut:
Vitamin C
Secara umum, vitamin C dapat membantu melawan flu lebih cepat atau meredakan gejala pilek jika diminum sebelum sakit. Sebagai antioksidan, vitamin C juga mampu mengurangi peradangan paru-paru atau gejala COVID-19 yang parah.
Seperti diketahui, kondisi ini berisiko dapat mengakibatkan gangguan pernapasan atau kematian. Suplemen vitamin C dapat mencegah infeksi virus dan mengurangi durasi serta tingkat keparahannya.
Untuk dosis vitamin C, Eastern Virginia Medical School atau EVMS merekomendasikan 500 mg setiap harinya.
Konsumsi vitamin C bisa didapatkan melalui suplemen yang dijual bebas Namun, ada beberapa buah kaya vitamin C yang bisa dikonsumsi, seperti pepaya, jeruk, dan stoberi.
Vitamin D
Kekurangan vitamin D dikaitkan dengan risiko infeksi saluran pernapasan akut yang lebih tinggi. Selain itu, ada pula hipotesis yang menghubungkan antara influenza musiman dan defisiensi vitamin D.
Penelitian terbaru menemukan bahwa terdapat korelasi antara kekurangan vitamin D dan risiko COVID-19 yang lebih tinggi. Dalam studi terbaru, tercatat jika lebih dari 80 persen orang dengan COVID-19 tidak memiliki tingkat vitamin D yang memadai dalam darah.
Sebagai bagian dari studi baru di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, para peneliti mengamati 216 pasien COVID-19 di sebuah rumah sakit di Spanyol.
Orang yang memiliki COVID-19 dan kadar vitamin D yang lebih rendah memiliki penanda inflamasi tinggi, seperti feritin dan D-dimer.
Hal ini kemudian dikaitkan dengan hasil COVID-19 yang buruk. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan jika orang dengan defisiensi vitamin D memiliki prevalensi hipertensi dan penyakit kardiovaskular tinggi memiliki masa tinggal di rumah sakit yang lebih lama.
The Endocrine Society merekomendasikan agar bayi mendapatkan 400 hingga 1.000 IU setiap hari dan dewasa 600 hingga 2.000 IU per hari. Orang dewasa dengan obesitas mungkin membutuhkan 2 hingga 3 kali lebih banyak.
Meskipun vitamin D paling banyak diperoleh dari sinar matahari, namun ada beberapa makanan yang dapat dikonsumsi sebagai tambahan nutrisi. Sumber vitamin D bisa didapatkan dari susu, telur, serta berbagai macam seafood seperti salmon, herring, dan tiram.
Vitamin B kompleks
Vitamin untuk pasien COVID-19 lainnya yang bisa dikonsumsi adalah vitamin B kompleks. Perlu diketahui, vitamin B6 sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan dalam kondisi prima.
Karena itu, pastikan untuk mendapatkan cukup vitamin B sebagai bagian dari makanan harian. Jumlah vitamin B6 harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke bawah adalah 1,3 mg.
Setelah usia 50 tahun, jumlah harian yang direkomendasikan adalah 1,5 mg untuk wanita dan 1,7 mg untuk pria. Selain suplemen, sumber makanan vitamin B6 termasuk unggas, ikan, kentang, buncis, dan pisang.
Zinc
Zinc dikenal penting bagi fungsi kekebalan tubuh sehingga cocok dijadikan sebagai vitamin untuk pasien COVID-19. Vitamin ini diketahui memiliki peran dalam produksi antibodi dan sel darah putih, serta membantu melawan infeksi.
Manfaat zinc yang bisa didapatkan antara lain membantu gejala hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan batuk. Selain itu, zinc juga telah ditemukan dapat membantu memproduksi dan mengaktifkan sel-T atau limfosit-T, yang memicu tubuh untuk merespons infeksi.
Untuk pemulihan lebih cepat, mulailah mengonsumsi suplemen zinc untuk mengobati penyakit dalam 24 jam pertama gejala. Dosis zinc yang tepat adalah 75 mg sehingga pastikan untuk mengonsumsinya dengan cukup.
Mengonsumsi lebih dari 150 mg zinc per hari dapat menyebabkan keracunan zinc dan berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh. Karena itu, jika mengonsumsi lebih dari satu obat zinc maka tanyakan pada dokter terlebih dahulu untuk mencegah reaksi yang merugikan.
Senyawa lain yang mungkin memiliki efek imunomodulator dalam COVID-19, termasuk vitamin E, selenium, dan vitamin A. Namun, masih diperlukan banyak penelitian untuk mengetahui manfaat beberapa senyawa tersebut.
Baca juga: Begini Tips Aman Ketika Menggunakan Fasilitas Umum Untuk Hindari COVID-19!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!