Share This Article
Tak hanya sekadar batuk dan demam saja, saat ini gejala COVID-19 semakin menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti mata. Hasil ini didapat dari sebuah penelitian terkait tanda awal COVID-19.
Diketahui melalui studi tersebut, kini COVID-19 bisa dideteksi lewat mata melalui tanda-tanda khas tertentu. Berikut ulasannya!
Bagaimana virus corona memengaruhi mata?
Melansir penjelasan laman Times of India, dengan informasi yang selalu berubah, hanya sedikit perhatian yang diberikan tentang seberapa akut kerusakan yang terjadi pada mata.
Walaupun tidak terlalu jelas apakah transmisi okuler merupakan penyebab yang harus dikhawatirkan, tetapi beberapa bagian mata dapat bertindak sebagai sarana yang memungkinkan bagi virus untuk berkembang biak di dalam tubuh.
Termasuk seperti bagian selaput lendir, permukaan mata, dan kelopak mata. Infeksi juga dapat memengaruhi penglihatan, jika kamu menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian langsung menyentuh mata, mulut, atau hidung.
Saat ini, dokter percaya bahwa hampir 1-3 persen orang yang terjangkit COVID-19 akan mengembangkan gejala lain yang terkait dengan infeksi mata.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di BMJ Ophthalmology, berikut ini beberapa gejala pada mata apabila kamu terinfeksi COVID-19:
Sensitivitas tinggi terhadap cahaya
Menurut studi tersebut, hampir 18 persen pasien dalam suatu kelompok mengalami kepekaan terhadap cahaya, yang juga disebut sebagai fotofobia.
Gejala ini dapat terjadi bila cahaya di lingkungan tertentu terlalu terang dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien, yang selanjutnya dapat mengurangi, atau membuat seseorang mengalami gangguan penglihatan.
Sensitivitas mendadak juga dapat terjadi jika ada peradangan akut pada mata (umumnya terjadi pada pasien yang terinfeksi COVID-19). Sering juga disertai dengan sakit kepala dan nyeri yang berdenyut-denyut.
Mata gatal dan perih
Mengalami mata gatal, perih, atau kering juga bisa menjadi gejala umum yang menunjukkan adanya masalah. Studi tersebut menemukan bahwa hampir 17 persen pasien COVID-19 mengalami mata gatal, sedangkan 16 persen mengalami sakit mata.
Gatal dan pegal, yang juga berhubungan dengan mata merah, bisa disebabkan oleh infeksi mata dan alergi. Menggosok secara berlebihan dapat memperburuk kondisi mata.
Beberapa orang mungkin juga mengalami gejala seperti terbakar, kemerahan, bengkak di sekitar mata, dan memiliki gejala alergi lain seperti pilek atau bersin.
Konjungtivitis
Diketahui melalui laman Times of India, pasien dengan virus corona mungkin memiliki kasus konjungtivitis. Konjungtivitis, atau viral pink eye dapat menyebabkan mata berair, bengkak, dan sering kali terasa gatal.
Kondisi viral pink eye ini sangat dominan terlihat sebagai tanda gangguan terjadi ketika virus cenderung menginfeksi jaringan penting di mata.
Apakah mata merah menjadi satu-satunya gejala utama seseorang terjangkit COVID-19?
Karena kemunculan kondisi viral pink eye dianggap sebagai gejala utama COVID-19, masyarakat tentu menjadi khawatir. Namun, bintik viral pink eye atau mata merah muda ini seharusnya tidak menjadi alasan untuk khawatir atau panik.
Terkadang, alergi musiman, atau penyakit lainnya juga bisa menjadi penyebab utama kamu mengalami hal ini.
Apa perbedaan gejala viral pink eye saat terinfeksi COVID-19?
Menurut penjelasan studi BMJ Ophthalmology bahwa iritasi dan infeksi mata tampaknya terjadi pada pekan pertama saat seseorang terkena COVID-19.
Konjungtivitis virus, seperti yang terlihat dengan COVID-19, juga cenderung memengaruhi satu mata, tidak seperti konjungtivitis normal.
Seseorang juga dapat mengalami gejala lain seperti demam, bersin, batuk disertai iritasi mata, yang mungkin menunjukkan perlunya menjalani tes COVID-19.
Apakah COVID-19 bisa menyebabkan kerusakan permanen pada mata?
Hingga saat ini, belum ada kasus gangguan penglihatan permanen atau masalah pada mata yang dilaporkan dalam kasus COVID-19. Salah satu komplikasi yang terkait dengan serangan COVID-19 yang parah adalah kekurangan oksigen dan pembekuan darah.
Kekurangan oksigen, terkadang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang aktif secara metabolik, termasuk saraf mata dan sel. Jadi, jika ada kerusakan permanen pada mata yang mungkin terjadi, itu bisa jadi akibat kehilangan oksigen, dan bukan disebabkan oleh virus itu sendiri.
Baca juga:Rambut Rontok Termasuk Salah Satu Gejala Long Covid, Apa Fakta Medisnya?
Cara mencegah infeksi COVID-19 melalui mata
Pencegahan dan perawatan yang tepat tidak hanya dapat mengurangi risiko infeksi mata, tetapi juga dapat menurunkan risiko penularan. Salah satunya memakai kacamata.
Ya, memakai kacamata dapat melindungi kamu dari gejala mata yang berkaitan dengan COVID-19, atau tertular virus sejak awal.
Selain itu, hindari menyentuh mata dengan keadaan tangan kotor. Ini adalah salah satu penyebab utama virus menyebar ke dalam tubuh.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!