Share This Article
COVID-19, telah banyak dikaitkan dengan berbagai komplikasi jangka panjang, termasuk salah satu yang terkini adalah gangguan pendengaran.
Meski berbagai jenis infeksi virus dan bakteri dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak. Tetapi virus corona yang lebih dulu memicu epidemi, seperti SARS dan MERS, tampaknya tidak menyebabkan masalah pendengaran.
Lalu bagaimana dengan SARS-CoV-2 varian DELTA? Mengapa ini banyak dikaitkan dengan gangguan pendengaran? Mari baca ulasan tentang hal tersebut lewat artikel di bawah.
Baca juga: 3 Alasan Lansia Tidak Diprioritaskan Mendapat Vaksin COVID-19
Dari mana asal COVID-19 varian Delta?
COVID-19 varian Delta, alias B.1.617.2, awalnya terdeteksi di India pada Desember 2020.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ini sebenarnya adalah mutasi atau sub-varian dari B.1.617, yang disebut strain “mutan ganda” yang mendapat banyak perhatian pada bulan April.
John Sellick, pakar penyakit menular dan profesor kedokteran di University at Buffalo, kepada Health.com, mengatakan bahwa sub-varian khusus ini telah menyebabkan malapetaka di India, dan sekarang, tampaknya, itu telah menyebar ke seluruh dunia.
Mengapa varian Delta begitu memprihatinkan?
Varian Delta memiliki beberapa mutasi pada protein lonjakan SARS-CoV-2, yang dapat membantunya menyebar lebih mudah daripada bentuk virus lainnya.
CDC secara khusus bahkan mengatakan bahwa varian ini memiliki “pengurangan potensial” dalam efektivitas vaksin COVID-19, dan “potensi pengurangan” dalam kemampuan beberapa perawatan antibodi untuk bekerja melawan virus.
Jadi ada kemungkinan ini bisa membuat kamu sakit, bahkan jika kamu sudah divaksinasi. Varian Delta juga berpotensi bermasalah karena rentan menyerang kaum muda.
Studi COVID-19 dan gangguan sistem pendengaran
Penelitian tentang efek corona terhadap kemampuan mendengar sebenarnya masih sangat sedikit. Sejauh ini baru ada beberapa studi, misalnya sebuah penelitian yang sangat kecil dari Israel memeriksa 16 pasien.
Setengah di antaranya telah dites positif COVID-19 dan setengahnya tidak terinfeksi (kelompok kontrol). Setelah para peneliti menggunakan tes yang dikenal sebagai emisi ototacoustic (OAE) dan pengukuran respons batang otak (ABR) untuk mengevaluasi fungsi pendengaran.
Mereka tidak menemukan perbedaan pada kedua kelompok ketika mencari tanda-tanda kerusakan saraf pendengaran di para peserta studi.
Studi ini harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena hanya ada 16 orang yang terdaftar, dan semua pasien virus corona tidak menunjukkan gejala, yang berarti mereka tidak pernah merasa sakit karena infeksi.
Para peneliti merencanakan studi yang jauh lebih besar yang akan mencakup pasien yang mengalami komplikasi COVID-19 yang parah.
Kehilangan kemampuan mendengar, salah satu gejala COVID-19 varian Delta
Gangguan pendengaran adalah salah satu gejala yang biasanya tidak terlihat pada pasien COVID-19, namun kini telah dikaitkan oleh dokter di India dengan apa yang disebut varian Delta.
Akan tetapi, sebenarnya gangguan pendengaran telah lama menjadi salah satu gejala dari COVID-19. Dalam sebuah laporan pada 2020 misalnya, beberapa pasien Iran melaporkan gangguan pendengaran di satu telinga, serta vertigo.
Pada laporan lainnya, seorang pria Mesir tanpa gejala virus corona lainnya juga mengalami gangguan pendengaran mendadak, dan kemudian dites positif terkena virus corona.
Gangguan pendengaran juga bisa menjadi gejala yang muncul di kemudian hari, yang berarti masalah ini bukan bagian dari gejala awal tetapi berkembang beberapa hari hingga minggu kemudian.
Tinjauan sistematis Februari 2021 yang mengumpulkan data tentang komplikasi pendengaran memperkirakan bahwa 7,6 persen orang melaporkan gangguan pendengaran. 14,8 persen melaporkan tinnitus, dan 7,2 persen melaporkan vertigo.
Baca juga: Fakta di Balik Hoax Vaksin Sinovac Bisa Memperbesar Alat Kelamin
Kesimpulan
Diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kita sepenuhnya memahami bagaimana virus corona memengaruhi kemampuan pendengaran. Para ahli masih belum tahu sejauh mana virus corona menyebabkan gangguan pendengaran, tinnitus, atau masalah keseimbangan.
Meski begitu perlu diingat bahwa gangguan pendengaran mendadak adalah keadaan darurat medis.
Cari bantuan segera jika kamu mengalaminya secara mendadak di satu telinga. Semakin cepat kamu mendapatkan perawatan, semakin besar kemungkinan kamu akan mendapatkan kembali pendengaran kamu.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!