Share This Article
Pada saat pandemi corona seperti saat ini, banyak orang yang khawatir tentang perasaan tidak enak badan karena merupakan gejala penyakit. Gejala COVID-19 biasanya muncul 2 hingga 14 hari setelah terpapar virus coronavirus 2 atau SARS-CoV-2.
Banyak pasien COVID-19 bisa pulih dalam waktu sekitar 2 minggu, namun sekarang justru muncul gejala jangka panjang. Bahkan sampai lebih dari 90 hari.
Baca juga: Pusing Tiba-tiba Bisa Jadi Gejala Awal COVID-19? Ini Faktanya!
Apa itu gejala long COVID-19?
Long COVID-19 atau disebut juga dengan long-tail merupakan istilah yang digunakan jika pasien mengidap infeksi virus corona menderita gejala lebih dari dua minggu.
Dalam penelitian terbaru ditemukan bahwa sekitar 96 persen pasien COVID-19 lama mengalami sejumlah gejala selama lebih dari 90 hari.
Dilansir Times of India, long COVID-19 berlangsung lebih dari 12 minggu meskipun beberapa orang menganggapnya sebagai gejala COVID lama. Berkenaan dengan COVID jangka panjang, penderitanya akan mengalami kerusakan permanen pada paru-paru, jantung, ginjal, atau otak.
Seseorang yang memiliki gejala long COVID-19 tidak dapat kembali bekerja hingga enam bulan setelah terinfeksi. Hal ini dikarenakan beberapa pasien tidak pulih sepenuhnya bahkan setelah 6 hingga 7 bulan didiagnosis terpapar virus corona.
Gejala long COVID-19 yang mungkin dirasakan
Gejala long COVID-19 dapat bervariasi pada beberapa orang, namun sebagian melaporkan munculnya gejala umum.
Perlu diketahui, terdapat 3 gejala yang paling sering dilaporkan oleh pasien long COVID-19 dalam jangka waktu lama. Beberapa gejala umum yang dimaksud, antara lain sebagai berikut:
Kelelahan
Salah satu gejala paling umum yang akan dirasakan pasien COVID-19 adalah kelelahan. Dilaporkan lebih dari 80 persen pasien COVID-19 lama mengalami gejala umum, berupa kelelahan.
Brain fog
Selain kelelahan, orang yang memiliki gejala long COVID-19 juga akan mengalami brain fog. Gejala ini sendiri adalah kabut otak atau kebingungan mental yang dirasakan oleh 58 persen pasien COVID lama.
Malaise setelah beraktivitas
Orang dengan gejala COVID-19 yang lama juga akan merasakan malaise setelah beraktivitas. Malaise sendiri merupakan kondisi di mana seseorang mengalami gejala yang memburuk pasca aktivitas fisik atau mental ringan. Dilaporkan setidaknya sekitar 72 persen pasien mengalami gejala satu ini.
Pusing
Banyak dokter yang memperingatkan bahwa pusing masuk ke dalam gejala umum COVID-19. Paling umum di antara lansia dengan penyakit penyerta, pusing bisa menjadi tanda serangan virus pada sistem saraf.
Pusing yang dimaksud dapat disertai dengan sensasi berputar, sakit kepala, pingsan, dan denyut jantung berfluktuasi.
Penanganan gejala long COVID-19 yang bisa dilakukan
Jika seseorang curiga telah tertular virus dan mengalami gejala long COVID-19, penting untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan secara mandiri untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, seperti berikut ini:
Tinggal di rumah
Isolasi mandiri sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa virus corona tidak menyebar pada orang lain. Seseorang yang sedang melakukan isolasi mandiri hanya boleh meninggalkan rumah untuk menerima perawatan medis bersama dokter.
Memantau gejala
Ketika mengalami gejala long COVID-19, penting untuk mencatat bagaimana gejala berkembang. Pemantauan bertujuan untuk segera mengetahui ketika gejala memburuk yang mungkin akan berdampak pada kesehatan.
Istirahat dan tetap terhidrasi
Tidurlah sebanyak mungkin dan perbanyak konsumsi air mineral agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Pastikan juga untuk rutin minum obat over-the-counter atau OTC, seperti acetaminophen untuk mengurangi keparahan gejala.
Menjaga jarak dengan orang lain
Sebisa mungkin tinggal di ruangan lain dan kamar mandi terpisah dari orang dalam satu rumah. Kenakan juga penutup wajah atau masker jika ingin melakukan interaksi dengan orang lain dalam rumah.
Hindari penggunaan transportasi umum
Isolasi mandiri berarti tidak boleh keluar dari rumah sama sekali dalam jangka waktu tertentu. Hal ini juga dapat diartikan untuk menghindari penggunaan transportasi umum yang padat orang.
Baca juga: Amankah Vaksin COVID-19 bagi Ibu Hamil dan Lansia?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!