Share This Article
Sejak virus COVID-19 mulai merebak di akhir Desember 2019, berbagai usaha telah dikerahkan untuk menekan penyebaran virus yang satu ini.
Salah satunya adalah dengan imbauan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Ini bertujuan untuk memutus rantai penularan virus COVID-19, khususnya dari orang tanpa gejala (OTG). Kategori ini perlu diwaspadai karena bisa menyebarkan virus tanpa disadari sama sekali.
Hal tersebut bahkan terbukti secara ilmiah melalui penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), yang diterbitkan 7 Januari di JAMA Network Open. Di situ disebutkan bahwa orang tanpa gejala menularkan lebih dari 59 persen kasus virus COVID-19.
Baca juga: COVID-19 Munculkan Varian Baru, Efektifkah Vaksin saat Ini?
Apa itu kategori ‘orang tanpa gejala’?
Orang yang dinyatakan terinfeksi COVID-19 terus bertambah jumlahnya. Namun demikian tidak semua orang yang terinfeksi virus ini menunjukkan gejala. Bisa jadi orang tersebut tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi ketika di tes dinyatakan positif COVID-19.
Dilansir situs resmi RSUP Soeradji, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merevisi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19).
Dalam revisi tersebut Kemenkes menambah kategori kelompok Orang Tanpa Gejala (OTG). Ini adalah kategori orang yang tidak memiliki gejala namun memiliki risiko telah tertular dari orang yang positif COVID-19.
Mengapa orang tanpa gejala lebih berisiko menularkan COVID-19?
Dilansir Healthline, beberapa orang mungkin telah terinfeksi virus COVID-19 tanpa menunjukkan gejala apapun. Hal ini salah satunya disampaikan oleh Hana Hakim, anggota asosiasi departemen penyakit menular di St Jude Children’s Research Hospital, Memphis, Tennessee.
Ia mengatakan bahwa dari hasil pelacakan kontak di kapal pesiar, panti jompo, dan rumah tangga, sebanyak 30 sampai 40 persen penderita COVID-19 tidak menunjukkan gejala pada saat dilakukan tes.
Ini tentu berbahaya, karena meski tanpa gejala, tingkat infeksi yang bisa terjadi tetap berisiko selayaknya penularan dari orang bergejala berat. Apalagi faktanya ada banyak orang tanpa gejala yang beraktivitas seperti biasa.
Ini semakin membuat penyebaran virus COVID-19 menjadi sulit untuk dihentikan. Hal inilah yang kemudian mendorong sejumlah peneliti dari CDC menelaah lebih lanjut mengenai besar penularan COVID-19 dari orang tanpa gejala.
Penyebaran COVID-19 dari orang tanpa gejala
Penularan oleh orang tanpa gejala dapat timbul dari dua kondisi yang berbeda. Pertama, dari individu yang tidak bergejala namun lalu menunjukkan gejala. Kedua, bersumber dari orang yang menularkan namun tidak pernah mengalami gejala apa pun.
Melalui pendekatan matematika yang terintegrasi, penelitian ini kemudian menilai beberapa skenario penyebaran virus COVID-19 oleh individu yang tidak bergejala sama sekali, tanpa gejala tapi kemudian menunjukkan gejala, dan bergejala sejak awal.
Asumsi dasar yang dipakai adalah bahwa 30 persen orang yang terinfeksi virus COVID-19 tidak menunjukkan gejala apapun, dan 75 persen di antaranya memiliki risiko penularan yang sama dengan penderita bergejala.
Gabungan dari kedua asumsi ini, menghasilkan temuan bahwa sekitar 59 persen penularan dari seluruh kasus COVID-19 berasal dari orang tanpa gejala.
Ada 35 persen di antaranya datang orang yang terlambat menunjukkan gejala, sementara 24 persen sisanya dari orang yang tidak mengalami gejala sama sekali.
Baca juga: Apa Hubungan antara Mendengkur dan Infeksi COVID-19? Ini Penjelasannya!
Lalu apa yang bisa kamu lakukan?
Dari studi tersebut, kamu bisa tahu bahwa banyak orang tidak sadar bisa menularkan virus COVID-19 pada orang lain. Mereka hanya berpatokan dengan tidak adanya gejala, sehingga merasa tidak masalah jika menjalani kehidupan sehari-hari secara normal.
Fakta ini mendorong para ahli untuk merekomendasikan bahwa cara terbaik untuk menghindari infeksi virus corona dari orang tanpa gejala adalah dengan mempraktikkan jarak sosial setidaknya 2 meter jika memungkinkan.
Lakukan ini terutama saat ada anggota keluarga di rumah yang sakit, dan saat berinteraksi di luar rumah dengan orang yang tidak tinggal serumah. Selain itu, jangan lupa untuk selalu mengenakan masker wajah saat berada di tempat umum.
Terakhir, lakukan pengujian secara intensif termasuk pada orang yang tidak terlihat sakit. Ini diperlukan untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi dan meminta mereka melakukan isolasi mandiri. Cara ini diharapkan bisa membantu menekan angka terjadinya infeksi secara signifikan.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!