Share This Article
Kasus kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia saat ini disebutkan semakin meningkat. Bahkan, dikatakan bahwa kasus COVID-19 pada anak saat ini mencapai sebanyak 12,5 persen. Disebutkan juga bahwa 50 persen kematian akibat COVID-19 yakni balita.
Terkait dengan hal ini, orangtua harus meningkatkan kewaspadaan COVID-19 pada anak-anak. Perlu diketahui bahwa ada beberapa perbedaan mendasar antara gejala COVID-19 pada anak-anak dan orang dewasa, apa saja?
Baca juga: Pemberian Dua Dosis Vaksin Efektif Cegah Gejala Parah Virus Varian Delta
COVID-19 pada anak-anak
Gejala virus Corona yang harus diwaspadai berbeda pada anak-anak hingga orang dewasa, berdasarkan penelitian. Perlu diketahui bahwa anak-anak dapat tertular virus Corona dan jatuh sakit, akan tetapi jarang terkena sakit yang parah.
Di sisi lain, anak-anak juga dapat menjadi carrier COVID-19, yang mana dapat juga menularkan virus kepada orang lain. Menurut data dari aplikasi ZOE Covid Symptom Tracker, anak-anak yang dites positif biasanya tidak mengalami gejala klasik seperti layaknya orang dewasa.
National Health Service (NHS) sendiri menyatakan bahwa terdapat tiga gejala utama COVID-19 pada anak-anak dan orang dewasa, yakni batuk terus-menerus, suhu tubuh tinggi, hingga kehilangan indera perasa dan penciuman.
Namun, studi yang dilakukan oleh ZOE menemukan bahwa setengah dari anak-anak usia sekolah yang terinfeksi COVID-19, tidak memiliki gejala tersebut. Seperti dikutip dari laman The Sun. Sementara itu, sepertiga anak tidak pernah mengalami salah satu dari 20 gejala yang tercantum di aplikasi.
Hal tersebut dapat berarti bahwa mereka memiliki gejala atipikal atau tidak sama sekali mengalami gejala.
Apa perbedaan gejala COVID-19 pada anak-anak dan orang dewasa?
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa gejala utama dari COVID-19 yakni batuk, suhu tubuh tinggi, dan kehilangan indera perasa dan penciuman. Meskipun demikian, ada beberapa gejala tertentu yang lebih sering ditemukan pada anak-anak.
Ahli sendiri mengatakan bahwa orangtua harus mewaspadai gejala berikut pada anak-anak:
- Kelelahan (55 persen)
- Sakit kepala (53 persen)
- Demam (49 persen)
- Sakit tenggorokan (38 persen)
- Kehilangan napsu makan (35 persen)
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa sekitar 15 persen anak-anak yang terinfeksi COVID-19 juga mengalami ruam kulit yang tidak biasa.
Sementara itu, aplikasi ZOE juga menyebutkan terdapat lima gejala umum COVID-19 pada orang dewasa, ini meliputi kelelahan, sakit kepala, kehilangan indera penciuman, batuk terus-menerus, hingga sakit tenggorokan.
Gejala lain yang perlu diwaspadai
Di sisi lain, terdapat gejala lain yang juga perlu untuk orangtua perhatikan. Dilansir dari Kids Health, pada sebagian kasus, anak-anak dapat mengalami gejala yang disebabkan oleh peradangan di seluruh tubuh. Gejala ini kadang terjadi beberapa minggu setelah terinfeksi virus.
Kondisi ini dikenal sebagai sindrom inflamasi multisistem pada anak (MIS-C). MIS-C sendiri juga bisa menimbulkan gejala tertentu, di antaranya adalah:
- Demam
- Sakit perut
- Muntah atau diare
- Timbulnya ruam pada kulit
- Nyeri pada leher
- Mata memerah
Sementara itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa pada kasus COVID-19 pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun dan anak-anak dengan kondisi medis mendasar lebih rentan mengalami penyakit parah akibat COVID-19.
Baca juga: Memakai Masker Terbukti Membuat Orang Lebih Menjaga Jarak di Masa Pandemi
Bagaimana penanganan COVID-19 pada anak-anak?
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtua jika anak-anak mengalami gejala COVID-19. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang harus dilakukan.
1. Hubungi dokter
Sebaiknya, segeralah hubungi dokter jika anak-anak mengalami gejala COVID-19. Informasikan juga kepada dokter mengenai gejala apa saja yang dialami. Tak hanya itu, penting juga untuk selalu mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter.
2. Memantau gejala
Selain itu, orangtua juga harus selalu memantau gejala COVID-19 yang dialami oleh anak, misalnya saja seperti demam, sakit tenggorokan, batuk yang tidak terkontrol yang mana dapat menyebabkan kesulitan bernapas, diare, muntah, sakit perut, hingga sakit kepala terutama jika disertai dengan demam.
Di sisi lain, anak-anak harus mendapatkan bantuan medis dengan segera jika mengalami gejala seperti:
- Kesulitan bernapas
- Rasa sakit pada dada
- Kulit dan bibir yang pucat atau kebiruan
Orangtua juga harus segera menghubungi gejala lain yang berlangsung parah.
3. Tetap terapkan protokol kesehatan
Jika anak terinfeksi COVID-19, baik orangtua maupun anak harus tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti:
- Menggunakan masker untuk menghindari penularan COVID-19. Masker dapat digunakan oleh anak-anak yang berusia di atas 2 tahun. Namun, pastikan bahwa anak-anak dapat bernapas dengan baik pada saat mengenakan masker.
- Mencuci tangan dengan air dan sabun setidaknya selama 20 detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dibersihkan.
- Jika seseorang sakit atau dinyatakan positif COVID-19, desinfeksi permukaan yang sering disentuh.
Itulah beberapa informasi mengenai gejala COVID-19 pada anak-anak. Untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, jangan lupa selalu terapkanlah protokol kesehatan, ya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!