Share This Article
Kasus COVID-19 saat ini nampaknya berada dalam fase menurun, namun siapa sangka jenis virus baru telah dilaporkan baru-baru ini oleh World Health Organization (WHO). Diketahui bahwa kini munculnya subvarian baru yaitu XE dan mungkin akan lebih menular daripada jenis COVID-19 apa pun.
Jenis varian baru COVID-19 yang lebih menular
The UK Health Security Agency (UKHSA) telah mengidentifikasi garis keturunan rekombinan dari virus Corona jenis Omicron. Hasilnya menunjukkan tanda-tanda virus lebih menular daripada garis keturunan induknya. Strain rekombinan yang dimaksud dinamai sebagai XE.
UKHSA memantau tiga varian rekombinan yaitu XD, XE dan XF. Pada varian XD yang merupakan hibrida BA.1 dan sublineage dari varian Omicron. Jenis varian ini secara aktif ditemukan di Prancis, Denmark dan Belgia. XF juga merupakan versi rekombinan dari Delta dan BA.1, tetapi hanya ditemukan di Inggris.
Kekhawatiran ada di sekitar varian XE, yang menurut UKHSA adalah rekombinan dari dua sublineage Omicron, BA.1 dan BA.2. Kedua sublineage tersebut telah menyebabkan gelombang infeksi di banyak bagian dunia, menyebar lebih cepat dari satu benua ke benua lain daripada strain sebelumnya yang diketahui.
Varian XE ini 10 persen lebih cepat menular dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya, maka virus ini 40 persen lebih cepat penularannya daripada penyebaran virus varian Delta.
Varian baru COVID-19 XE ini sendiri pertama kali dideteksi pada 19 Januari, dengan jumlah kasus mencapai 637. Lebih buruknya lagi, subvarian Omicron BA.2 diketahui menyebar dengan cepat di banyak negara.
Amerika Serikat dan China juga melaporkan lonjakan kasus COVID-19 akibat penyebaran subvarian Omicron BA.2. Bahkan China sudah melaporkan hampir 104.000 infeksi COVID-19 domestik pada Maret, dengan 90 persen kasus ditemukan di Shanghai atau Provinsi Jilin timur laut.
Gejala COVID-19 varian XE
Varian terbaru dari COVID-19 tidak menyebabkan gejala yang parah, tetapi menyebar dengan sangat cepat. Kelelahan dan pusing adalah gejala awal yang biasa dialami oleh pasien terinfeksi COVID-19 varian XE, dan biasanya diikuti dengan beberapa kondisi seperti:
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Demam.
Tetapi gejala paling umum dari virus COVID-19 seperti hilangnya penciuman dan rasa sudah jarang dilaporkan. Khususnya bagi pasien yang dinyatakan positif dengan varian Omicron baru. Beberapa tanda-tanda gastrointestinal juga mungkin terjadi seperti diare, mual, muntah, sakit perut dan lain-lain cukup umum.
Apakah COVID-19 varian XE sudah ditemukan di Indonesia?
Penyebaran COVID-19 varian XE yang disebut lebih cepat menular ini tentu menjadi kekhawatiran banyak orang termasuk masyarakat Indonesia. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim bahwa mutasi varian XE ini belum ditemukan di Indonesia.
Menanggapi kasus varian baru COVID-19 ini, Siti Nadia Tarmizi selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes menyampaikan bahwa pemerintah harus mulai mengawasi pintu-pintu masuk ke Indonesia sebagai upaya pencegahan persebaran varian baru.
Sehingga, akan mulai diperkuatnya pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) untuk mengidentifikasi varian baru. Meski angka kasus positif terus melandai, namun protokol kesehatan harus tetap diterapkan untuk mencegah penularan khususnya kemungkinan penularan varian baru itu.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.