Share This Article
Dewasa ini hampir semua pekerja kantoran menghabiskan waktu dengan duduk di belakang layar komputer. Kebiasaan ini diketahui memiliki beberapa dampak buruk bagi kesehatan.
Misalnya, duduk terus menerus bisa membuat kamu kurang bergerak sehingga otot pun menjadi lebih mudah kaku.
Tak hanya itu, ternyata kebiasaan ini juga memiliki efek lain yang cukup mengerikan, yakni terjadinya penggumpalan darah. Kok, bisa? Ketahui jawabannya dengan menyimak ulasan berikut ini.
Baca juga: Wajib Tahu! Ini 7 Penyebab Pengentalan Darah yang Jarang Disadari
Fakta ilmiah soal duduk menyebabkan penggumpalan darah
Dilansir dari Webmd, sebuah studi di Jepang menemukan fakta bahwa orang yang memilih diam di dalam kendaraan agar selamat dari bencana alam, lebih berisiko meninggal akibat pembekuan darah di kaki dan paru-paru.
Dalam studi tersebut, peneliti menjelaskan bahwa setelah gempa Kumamoto yang terjadi pada 2016 di Jepang, banyak orang takut untuk pulang dan memutuskan bermalam di kendaraan mereka.
Hal ini ternyata menyebabkan ‘epidemi’ pembekuan darah di kaki pengungsi, yang dalam beberapa kasus bahkan sampai menyebar ke paru-paru.
Mengapa duduk terlalu lama bisa menyebabkan penggumpalan darah?
Dilansir dari Womenworking, menurut The National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), duduk terlalu lama dapat memperlambat aliran darah melalui pembuluh darah yang berada di lengan dan kaki.
Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya trombosis vena dalam (deep vein thrombosis), yang dapat terjadi pada semua rentang usia.
Baca juga: Captopril: Fungsi, Manfaat dan Dosis Penggunaannya
Bahaya dan komplikasi DVT
DVT adalah kondisi medis yang terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki.
Menurut CDC, komplikasi paling serius dari DVT terjadi ketika bagian dari gumpalan pecah dan mengalir melalui aliran darah ke paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan penyumbatan yang disebut emboli paru, dan berpotensi mengakibatkan sesak napas, nyeri dada, sampai kematian.
Sepertiga penderita DVT, akan mengalami komplikasi jangka panjang yang disebut sindrom pasca trombotik (PTS). Orang dengan kelainan ini, memiliki gejala seperti pembengkakan, nyeri, perubahan warna, dan dalam kasus yang parah, kulit bersisik atau bisul di bagian tubuh yang terkena penggumpalan.
Siapa yang lebih berisiko?
Terdapat beberapa kategori orang yang berisiko lebih besar terkena penggumpalan darah alibat terlalu sering duduk dalam jangka waktu yang lama. Mereka adalah:
- Orang yang sering bepergian dengan menggunakan kendaraan
- Orang yang tidak dapat bergerak dan harus beristirahat di tempat tidur akibat pemulihan pascaoperasi
- Penderita obesitas
- Pekerja yang mayoritas waktunya dihabiskan untuk duduk di belakang meja.
Tanda-tanda yang harus diwaspadai
Sekitar setengah dari orang yang mengalami DVT tidak memiliki gejala sama sekali. Ketika muncul gejala pun, bentuknya bisa sangat bermacam-macam.
Berikut adalah tanda dan gejala yang paling umum terjadi pada penderita penggumpalan darah akibat duduk terlalu lama:
- Pembengkakan
- Nyeri saat kaki ditekan
- Keram di area yang bengkak, biasanya di betis atau paha
- Kulit menjadi merah atau berubah warna
- Kekencangan atau penebalan pembuluh darah yang disebut “cord“.
Cara mencegah terjadinya DVT
Sangat penting untuk membiasakan diri bangun dan berjalan-jalan setidaknya setiap 60 hingga 90 menit setelah duduk. Kamu juga disarankan untuk selalu memakai pakaian longgar jika akan duduk dalam waktu lama.
Jika kamu sedang bepergian, atau mengemudi, cobalah untuk menepi dan berjalan-jalan setiap dua hingga tiga jam, untuk melemaskan otot-otot kaki.
Kamu juga bisa melakukan beberapa latihan ringan berikut secara rutin, agar terhindar dari risiko penggumpalan darah akibat duduk terlalu lama:
- Mengangkat dan menurunkan tumit sambil menjaga jari-jari kaki tetap di lantai
- Melakukan peregangan otot kaki
- Mempertahankan berat badan yang sehat
- Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari.
- Tetap aktif adalah metode yang paling direkomendasikan untuk menghindari DVT.
Jika kamu curiga telah mengalami penggumpalan darah, segera bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.
Jika bekuan dinilai masih cukup kecil, dokter mungkin akan memberikan obat tertentu, namun dalam kasus yang lebih parah, bisa jadi gumpalan tersebut perlu diangkat dengan operasi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!